際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Pembentukan/Pembuatan
  Suspensi dan Emulsi
 Emulsi dapat didefinisikan sebagai suatu
  sediaan yang mengandung bahan obat cair
  atau larutan obat, terdispersi dalam cairan
  pembawa, distabilkan dengan emulgator atau
  surfaktan yang cocok. (Depkes RI, 1979)
Komponen Emulsi
Terdiri dari :
1. Komponen dasar emulsi : fase terdispersi
   (fase internal, fase pendispersi (fase
   eksternal), emulgator (penstabil emulsi)
2. Komponen tambahan emulsi, suatu zat yang
   ditambahkan dengan tujuan mendapatkan
   emulsi yang lebih baik. Misal corigen
   odoris, corigen saporis, pengawet, dll.
Teori Terbentuknya Emulsi
Teori tegangan permukaan
Semakin tinggi tegangan yang dimiliki, semakin
  sulit   untuk     bercampur.  Penambahan
  emulgator, dapat menghilangkan tegangan
  yang      terjadi    pada    masing-masing
  molekul, sehingga dua zat yang tidak dapat
  bercampur menjadi tercampur.
Sifat Emulsi
Demulsifikasi
Contoh : penambahan elektrolit untuk memisahkan
karet dalam lateks yang dilakukan dengan penambahan
asam format (CHOOH) atau asam asetat (CH3COOH).

Pengenceran
Dengan      menambahkan        sejumlah    medium
pendispersinya,     emulsi     dapat    diencerkan.
Sebaliknya, fase terdispersi yang dicampurkan akan
dengan spontan membentuk lapisan terpisah. Sifat ini
dapat dimanfaatkan untuk menentukan jenis emulsi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas
  emulsi, adalah:
1. Tegangan antarmuka rendah
2. Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan
  antarmuka
3. Tolakkan listrik double layer
4. Relatifitas phase pendispersi kecil
5. Viskositas tinggi
Zat Pengemulsi
  Adanya penambahan emulgator dapat menstabilkan suatu emulsi
  karena emulgator menurunkan tegangan permukaan secara
  bertahap. Semakin rendah energi bebas pembentukan emulsi maka
  emulsi akan semakin mudah terbentuk. Tegangan permukaan
  menurun karena terjadi adsorpsi oleh emulgator pada permukaan
  cairan dengan bagian ujung yang polar berada di air dan ujung
  hidrokarbon pada minyak.
 Daya kerja emulgator disebabkan oleh bentuk molekulnya yang
  dapat terikat baik dalam minyak maupun dalam air. Emulgator
  membungkus butir-butir cairan terdispersi dengan suatu lapisan
  tipis, sehingga butir-butir tersebut tidak dapat bergabung
  membentuk fase kontiniyu.
 Zat pengemulsi atau emulgator juga dikenal sebagai koloid
  pelindung, yang dapat mencegah terjadinya proses pemecahan
  emulsi, contohnya:Gelatin, digunakan pada pembuatan es krim;
  Sabun dan deterjen; Protein; Cat dan tinta; Elektrolit .
Cara Pembuatan Emulsi
Cara Pembuatan Emulsi :
 Metode gom basah (Anief, 2000)
 Metode gom kering
 Metode HLB (Hidrofilik Lipofilik Balance)
Suspensi
Suspensi adalah sediaan yang mengandung
  bahan obat padat dalam bentuk halus dan
  tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
Faktor-Faktor Pembuatan Suspensi
 sifat partikel terdispersi ( derajat pembasahan
  partikel )
 Zat pembasah
 Medium pendispersi
 komponen  komponen formulasi seperti
  pewarna, pengaroma, pemberi rasa dan
  pengawet yang digunakan
Pada pembuatan suspensi terdapat dua sistem
  yaitu :
a. Sistem Deflokulasi
b. Sistem Flokulasi
Suspensi dapat di buat dengan menggunakan 2
  metode, yaitu :
1. Metode Dispersi
2. Metode Presipitasi ( Pengendapan ) , metode
  ini di bagi lagi menjadi 3 macam , yaitu :
  揃 Presipitasi dengan pelarut organik
  揃 Presipitasi dengan perubahan pH dari media
  揃 Presipitasi dengan dokomposisi rangkap
Stabilitas Suspensi
   Ukuran partikel
   Kekentalan
   Jumlah partikel
   Sifat muatan/partikel

More Related Content

What's hot (20)

19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
Maranata Gultom
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
eruna18
ppt gel
ppt gelppt gel
ppt gel
andi septi
Emulsifikasi
EmulsifikasiEmulsifikasi
Emulsifikasi
Abulkhair Abdullah
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
Stikes BTH Tasikmalaya
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
adaptifakhlak
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
Dokter Tekno
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilTeknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Abulkhair Abdullah
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid Chromatography
Kopertis Wilayah I
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Novi Fachrunnisa
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Kezia Hani Novita
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
ArwinAr
Emulsi (7)
Emulsi (7)Emulsi (7)
Emulsi (7)
Yandi Novia (Debu Yandi)
PERHITUNGAN FORMULASI EFFERVECENT
PERHITUNGAN FORMULASI EFFERVECENTPERHITUNGAN FORMULASI EFFERVECENT
PERHITUNGAN FORMULASI EFFERVECENT
Antonius Padua Ratu Nunang
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Surya Amal
Praformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanPraformulasi Sediaan
Praformulasi Sediaan
Mega Zhang
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
Dokter Tekno
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
Maranata Gultom
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
eruna18
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
adaptifakhlak
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
Dokter Tekno
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilTeknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Abulkhair Abdullah
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid Chromatography
Kopertis Wilayah I
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Novi Fachrunnisa
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Kezia Hani Novita
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
ArwinAr
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Surya Amal
Praformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanPraformulasi Sediaan
Praformulasi Sediaan
Mega Zhang

Similar to Pembentukan emulsi & suspensi (20)

emulsi jadi yang dapat diformulasikan dan tipe emulsi
emulsi jadi yang dapat diformulasikan dan tipe emulsiemulsi jadi yang dapat diformulasikan dan tipe emulsi
emulsi jadi yang dapat diformulasikan dan tipe emulsi
mufida16
emulsi.pptx
emulsi.pptxemulsi.pptx
emulsi.pptx
Aidil284734
Emulsi Ayu try sartika 70100111016
Emulsi Ayu try sartika 70100111016Emulsi Ayu try sartika 70100111016
Emulsi Ayu try sartika 70100111016
Ayyu Sartheeqaa
PPT FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK EMULSI.pptx
PPT FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK EMULSI.pptxPPT FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK EMULSI.pptx
PPT FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK EMULSI.pptx
EpifaniJanuar1
Makalah emulsi
Makalah emulsiMakalah emulsi
Makalah emulsi
Vicha Lamoki
Emulsi Oral merupakan sesuau banget bikin pusing
Emulsi Oral merupakan sesuau banget bikin pusingEmulsi Oral merupakan sesuau banget bikin pusing
Emulsi Oral merupakan sesuau banget bikin pusing
IsnawanDwi
Emulsi Oral merupakan sesuau banget bikin pusing
Emulsi Oral merupakan sesuau banget bikin pusingEmulsi Oral merupakan sesuau banget bikin pusing
Emulsi Oral merupakan sesuau banget bikin pusing
IsnawanDwi
SESI 11-12 EMULSI.pptx
SESI 11-12 EMULSI.pptxSESI 11-12 EMULSI.pptx
SESI 11-12 EMULSI.pptx
diah72
3. Pertemuan kedua Eksipien tablettt.pptx
3. Pertemuan kedua Eksipien tablettt.pptx3. Pertemuan kedua Eksipien tablettt.pptx
3. Pertemuan kedua Eksipien tablettt.pptx
LisnaGianti
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
1234ulha
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
arymita
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi pptbentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
PadmaNingsih
Emulsi pembuatan dan perhitingan hlb pada sediaan emulsi
Emulsi pembuatan dan perhitingan hlb pada sediaan emulsiEmulsi pembuatan dan perhitingan hlb pada sediaan emulsi
Emulsi pembuatan dan perhitingan hlb pada sediaan emulsi
mufida16
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
Fenny Yuniharto
Plugin emulsifarmasi
Plugin emulsifarmasiPlugin emulsifarmasi
Plugin emulsifarmasi
dukuhwaru
Emulsi imudd
Emulsi imuddEmulsi imudd
Emulsi imudd
rere maulidina
Pengantar Sediaan Emulsi dalam Ilmu Kefarmasian
Pengantar Sediaan Emulsi dalam Ilmu KefarmasianPengantar Sediaan Emulsi dalam Ilmu Kefarmasian
Pengantar Sediaan Emulsi dalam Ilmu Kefarmasian
yudyzulkifli
emulsi jadi yang dapat diformulasikan dan tipe emulsi
emulsi jadi yang dapat diformulasikan dan tipe emulsiemulsi jadi yang dapat diformulasikan dan tipe emulsi
emulsi jadi yang dapat diformulasikan dan tipe emulsi
mufida16
Emulsi Ayu try sartika 70100111016
Emulsi Ayu try sartika 70100111016Emulsi Ayu try sartika 70100111016
Emulsi Ayu try sartika 70100111016
Ayyu Sartheeqaa
PPT FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK EMULSI.pptx
PPT FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK EMULSI.pptxPPT FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK EMULSI.pptx
PPT FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK EMULSI.pptx
EpifaniJanuar1
Emulsi Oral merupakan sesuau banget bikin pusing
Emulsi Oral merupakan sesuau banget bikin pusingEmulsi Oral merupakan sesuau banget bikin pusing
Emulsi Oral merupakan sesuau banget bikin pusing
IsnawanDwi
Emulsi Oral merupakan sesuau banget bikin pusing
Emulsi Oral merupakan sesuau banget bikin pusingEmulsi Oral merupakan sesuau banget bikin pusing
Emulsi Oral merupakan sesuau banget bikin pusing
IsnawanDwi
SESI 11-12 EMULSI.pptx
SESI 11-12 EMULSI.pptxSESI 11-12 EMULSI.pptx
SESI 11-12 EMULSI.pptx
diah72
3. Pertemuan kedua Eksipien tablettt.pptx
3. Pertemuan kedua Eksipien tablettt.pptx3. Pertemuan kedua Eksipien tablettt.pptx
3. Pertemuan kedua Eksipien tablettt.pptx
LisnaGianti
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
1234ulha
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
arymita
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi pptbentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
PadmaNingsih
Emulsi pembuatan dan perhitingan hlb pada sediaan emulsi
Emulsi pembuatan dan perhitingan hlb pada sediaan emulsiEmulsi pembuatan dan perhitingan hlb pada sediaan emulsi
Emulsi pembuatan dan perhitingan hlb pada sediaan emulsi
mufida16
Plugin emulsifarmasi
Plugin emulsifarmasiPlugin emulsifarmasi
Plugin emulsifarmasi
dukuhwaru
Pengantar Sediaan Emulsi dalam Ilmu Kefarmasian
Pengantar Sediaan Emulsi dalam Ilmu KefarmasianPengantar Sediaan Emulsi dalam Ilmu Kefarmasian
Pengantar Sediaan Emulsi dalam Ilmu Kefarmasian
yudyzulkifli

More from Eva Apriliyana Rizki (20)

Autoimun dan Hipersensitivitas
Autoimun dan HipersensitivitasAutoimun dan Hipersensitivitas
Autoimun dan Hipersensitivitas
Eva Apriliyana Rizki
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
Eva Apriliyana Rizki
Makalah dermatitis atopik part 1
Makalah dermatitis atopik part 1Makalah dermatitis atopik part 1
Makalah dermatitis atopik part 1
Eva Apriliyana Rizki
Makalah dermatitis atopik part 2
Makalah dermatitis atopik part 2Makalah dermatitis atopik part 2
Makalah dermatitis atopik part 2
Eva Apriliyana Rizki
Presentasi Mr Tys
Presentasi Mr TysPresentasi Mr Tys
Presentasi Mr Tys
Eva Apriliyana Rizki
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Judul kelarutan (Farmasi Fisika)
Judul kelarutan (Farmasi Fisika)Judul kelarutan (Farmasi Fisika)
Judul kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Bab vi kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab vi kelarutan (Farmasi Fisika)Bab vi kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab vi kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Bab iv kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iv kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iv kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iv kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Bab ii kelarutan
Bab ii kelarutanBab ii kelarutan
Bab ii kelarutan
Eva Apriliyana Rizki
Laporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi FarmasiLaporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi Farmasi
Eva Apriliyana Rizki
Presentation Laktosa
Presentation LaktosaPresentation Laktosa
Presentation Laktosa
Eva Apriliyana Rizki
Resume jurnal ilmiah laktosa
Resume jurnal ilmiah laktosaResume jurnal ilmiah laktosa
Resume jurnal ilmiah laktosa
Eva Apriliyana Rizki
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
Eva Apriliyana Rizki
Makalah dermatitis atopik part 1
Makalah dermatitis atopik part 1Makalah dermatitis atopik part 1
Makalah dermatitis atopik part 1
Eva Apriliyana Rizki
Makalah dermatitis atopik part 2
Makalah dermatitis atopik part 2Makalah dermatitis atopik part 2
Makalah dermatitis atopik part 2
Eva Apriliyana Rizki
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Judul kelarutan (Farmasi Fisika)
Judul kelarutan (Farmasi Fisika)Judul kelarutan (Farmasi Fisika)
Judul kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Bab vi kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab vi kelarutan (Farmasi Fisika)Bab vi kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab vi kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Bab iv kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iv kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iv kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iv kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki
Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)
Eva Apriliyana Rizki

Pembentukan emulsi & suspensi

  • 2. Emulsi dapat didefinisikan sebagai suatu sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan emulgator atau surfaktan yang cocok. (Depkes RI, 1979)
  • 3. Komponen Emulsi Terdiri dari : 1. Komponen dasar emulsi : fase terdispersi (fase internal, fase pendispersi (fase eksternal), emulgator (penstabil emulsi) 2. Komponen tambahan emulsi, suatu zat yang ditambahkan dengan tujuan mendapatkan emulsi yang lebih baik. Misal corigen odoris, corigen saporis, pengawet, dll.
  • 4. Teori Terbentuknya Emulsi Teori tegangan permukaan Semakin tinggi tegangan yang dimiliki, semakin sulit untuk bercampur. Penambahan emulgator, dapat menghilangkan tegangan yang terjadi pada masing-masing molekul, sehingga dua zat yang tidak dapat bercampur menjadi tercampur.
  • 5. Sifat Emulsi Demulsifikasi Contoh : penambahan elektrolit untuk memisahkan karet dalam lateks yang dilakukan dengan penambahan asam format (CHOOH) atau asam asetat (CH3COOH). Pengenceran Dengan menambahkan sejumlah medium pendispersinya, emulsi dapat diencerkan. Sebaliknya, fase terdispersi yang dicampurkan akan dengan spontan membentuk lapisan terpisah. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan jenis emulsi.
  • 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi, adalah: 1. Tegangan antarmuka rendah 2. Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan antarmuka 3. Tolakkan listrik double layer 4. Relatifitas phase pendispersi kecil 5. Viskositas tinggi
  • 7. Zat Pengemulsi Adanya penambahan emulgator dapat menstabilkan suatu emulsi karena emulgator menurunkan tegangan permukaan secara bertahap. Semakin rendah energi bebas pembentukan emulsi maka emulsi akan semakin mudah terbentuk. Tegangan permukaan menurun karena terjadi adsorpsi oleh emulgator pada permukaan cairan dengan bagian ujung yang polar berada di air dan ujung hidrokarbon pada minyak. Daya kerja emulgator disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat baik dalam minyak maupun dalam air. Emulgator membungkus butir-butir cairan terdispersi dengan suatu lapisan tipis, sehingga butir-butir tersebut tidak dapat bergabung membentuk fase kontiniyu. Zat pengemulsi atau emulgator juga dikenal sebagai koloid pelindung, yang dapat mencegah terjadinya proses pemecahan emulsi, contohnya:Gelatin, digunakan pada pembuatan es krim; Sabun dan deterjen; Protein; Cat dan tinta; Elektrolit .
  • 8. Cara Pembuatan Emulsi Cara Pembuatan Emulsi : Metode gom basah (Anief, 2000) Metode gom kering Metode HLB (Hidrofilik Lipofilik Balance)
  • 10. Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
  • 11. Faktor-Faktor Pembuatan Suspensi sifat partikel terdispersi ( derajat pembasahan partikel ) Zat pembasah Medium pendispersi komponen komponen formulasi seperti pewarna, pengaroma, pemberi rasa dan pengawet yang digunakan
  • 12. Pada pembuatan suspensi terdapat dua sistem yaitu : a. Sistem Deflokulasi b. Sistem Flokulasi
  • 13. Suspensi dapat di buat dengan menggunakan 2 metode, yaitu : 1. Metode Dispersi 2. Metode Presipitasi ( Pengendapan ) , metode ini di bagi lagi menjadi 3 macam , yaitu : 揃 Presipitasi dengan pelarut organik 揃 Presipitasi dengan perubahan pH dari media 揃 Presipitasi dengan dokomposisi rangkap
  • 14. Stabilitas Suspensi Ukuran partikel Kekentalan Jumlah partikel Sifat muatan/partikel