際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Formulasi Sediaan
Semipadat/Cair
EMULSI
PENDAHULUAN
 Emulsi adalah sediaan cair yang terdiri
dari dua cairan yang tidak saling
bercampur, dimana salah satunya
terdispersi didalam cairan lainnya dalam
bentuk globul-globul dan distabilkan
dengan bahan pengemulsi.
 Emulsi terdiri dari dua tipe emulsi yaitu :
 Tipe m/a : minyak terdispersi dalam air
 Tipe a/m : air terdipersi dalam minyak
 Terdapat tipe emulsi ganda yaitu tipe
m/a/m dan tipe a/m/a
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
Cara Menentukan Tipe Emulsi
 Pengenceran tetesan, metode ini
dilakukan dengan cara bila emulsi
ditambahkan air kemudian diaduk dan
bercampur dengan emulsi berarti tipe
emulsi tersebut adalah m/a. Bila hal
sebaliknya terjadi air tidak bercampur
dengan emulsi berarti tipenya a/m
 Pelarutan zat warna; Zat warna yang larut
diar contohnya amaranth bila di masukkan
kedalam emulsi dan menghasilkan warna
yang terdistribusi merata, hal ini
menunjukkan tipe emulsi tersebut adalah
m/a dan bila zat warna tidak merata
berarti tipenya a/m
Cara Menentukan Tipe Emulsi
 Metode kobalt nitrat/kertas saring;
kertas saring dijenuhkan dengan
CoCl2, dan dikeringkan (biru)
berubah menjadi warna merah muda
bila emulsi m/a ditambahkan.
 Konduktivitas; metode berdasarkan
prinsip air dapat menghantarkan
listrik, maka aliran listrik akan
dihantarkan bila tipe emulsinya m/a.
Cara Menentukan Tipe Emulsi
 Fluoresensi; Prinsipnya minyak dibawah
sinar UV akan berfluoresensi, bila emulsi
m/a dipapar dibawah sinar UV maka
fluoresensinya brupa spot-spot,
sedangkan bila emulsi tipe a/m maka
fluorosensinya secara keseluruhan.
 Penunjukkan creaming; Creaming adalah
keluarnya fase internal dari dalam fase
external. Bila terjadi creaming keatas
maka tipe emulsinya m/a sedangkan bila
creaming ke bawah maka tipe emulsinya
a/m
Cara Memperkirakan Tipe Emulsi
 Jika emulgator yang digunakan lebih larut
diair dan jumlahnya lebih banyak, maka
cenderung untuk membentuk emulsi tipe
m/a demikian sebaliknya
 Pembentukan tipe emulsi m/a lebih
mudah terbentuk bila volume fase air
lebih banyak daripada fase minyak.
 Penambahan viskositas pada salah satu
fase akan lebih cenderung membuat fase
tersebut menjadi fase external.
Pembentukan Emulsi
 Pembentukan emulsi secara spontan
merupakan kejadian yang sangat
jarang.
 Proses pembentukan emulsi melalui
beberapa tahap yaitu :
 Proses perusakan antar muka fase
minyak dan fase air
 Proses ekspansi minyak ke dalam air
dan sebaliknya
 Pemecahan fase minyak dan fase air
menjadi tetesan-tetesan
Pembentukan Emulsi
 Proses penggabungan tetesan-tetesan
fase luar dan penstabilan tetesan-
tetesan fase dalam
 Proses pembentukan emulsi akan
menentukan tipe emulsi yang
terbentuk, tergantung pada
kecepatan penggabungan dari salah
satu fase
 Bila fase minyak lebih dahulu
bergabung maka terbentuk tipe a/m
dan demikian sebaliknya
EMULGATOR
 Emulgator adalah bahan yang digunakan
untuk menstabilkan emulsi
 Emulgator berdasarkan sumber dibagi
atas beberapa yaitu :
 Emulgator dari bahan alami
 Emulgator semi sintetik
 Emulgator sintetik
 Berdasarkan muatannya dibedakan atas :
 Emulgator an ionik cthnya sabun dan
detergent
 Emulgator kationik
 Emulgator non ionik
EMULGATOR
 Berdasarkan mekanisme kerjanya
dibedakan atas :
 Emulgator pembentuk lapisan
monomolekuler
 Lapisan multimolekuler
 Lapisan partikel padat
 Mekanisme kerja emulgator adalah :
 Menurunkan tegangan antarmuka
 Membentuk lapisan penghalang
 Membentuk lapisan rangkap listrik
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
Parameter Fisika
 Parameter fisika dalam pembuatan emulsi
yaitu :
 Suhu, dalam emulsifikasi peningkatan suhu
akan membantu dalam pemecahan fase dalam
menjadi tetesan-tetesan, karena panas dapat
menurunkan tegangan antar muka dan
viskositas.
 Waktu, Selama periode pengocokan awal yang
dibutuhkan untuk emulsifikasi, tetesan-tetesan
dibentuk, tetapi pada pengocokan selanjutnya
kemungkinan penggabungan antara tetesan-
tetesan menjadi lebih sering. Sehingga
dianjurkan menggunakan metode intermittent
shaking yaitu pengocokan selama dua menit
dengan waktu istirahat 20-30 detik.
Parameter Kimia
 Parameter kimia dalam pembuatan
emulsi adalah :
 Stabilitas kimia, Keinert-an adalah
suatu persyaratan absolut dari bahan-
bahan emulsi.
 Keamanan, Keaman dan klirens
toksikologi dari senyawa-senyawa
emulsi farmasi merupakan persyaratan
mutlak.
Pemilihan Zat Pengemulsi
 Umunya dibedakan dalam tiga golongan
besar yaitu ; surfaktan, koloid hidrofilik
dan zat padat yang terbagi halus.
 Golongan pengemulsi dipilih terutama
berdasarkan :
 Stabilias shelf life yang dikehendaki
 Tipe emulsi yang diingikan
 Biaya pengemulsi.
 Pemilihan surfaktan, berdasarkan pada
nilai HLB dan komposisi komponen kimia
dari minyak yang akan diemulsikan,
Pemilihan Zat Pengemulsi
 HLB adalah Hidrophilik liphophilik balance,
yaitu suatu nilai yang dimiliki oleh
surfaktan
 HLB butuh adalah nilai HLB yang
dibutuhkan oleh suatu minyak untuk
dapat teremulsikan, nilai ini harus
disesuaikan dengan nilai HLB surfaktan
untuk dapat menghasilkan emulsi yang
stabil.
 Penentuan HLB butuh dari suatu minnyak
biasanya dilakukan dengan metode coba
dan ralat.
Perhitungan HLB butuh Griffin
Nama
bahan
Jumlah (g) a (% fase
minyak)
b (HLB
butuh)
a x b
Petrolatum 25 56 8 4.5
Cetil alcohol 20 44 15 6.7
Emulgator 2
Pengawet 0.2
Air murni Ad 100
HLB total 11.2
Pemilihan Zat Pengemulsi
 Pemilihan pengemulsi tambahan
 Padatan, seperti golongan tanah liat
yaitu bentonit dan veegum berguna
dalam menjaga stabilitas emulsi dengan
membentuk lapisan partikel padat yang
berfungsi sebagai barier.
 Koloid hidrofilik, Polimer yang peka
terhadap air dapat berfungsi sebagai
pengemulsi tambahan, bekerja dengan
membentu meningkatkan viskositas
fase luar sehingga mengurangi
pergerakan fase dalam untuk
bergabung.
Pemilihan Zat Pengawet dan
Antioksidan
 Zat pengawet yang digunakan harus
dapat melindungi dua fase pada emulsi
yaitu fase minyak dan fase air, oleh
karena itu pengawet harus larut pada
kedua fase tersebut.
 Pengawet yang dapat larut pada kedua
fase sulit ditemukan sehingga dianjurkan
menggunakan kombinasi pengawet, yaitu
yang larut pada fase minyak dan fase air,
contohnya ester-ester
parahidroksibenzoat, metil paraben larut
dalam air sedangkan propil paraben larut
dalam minyak
Pemilihan Zat Pengawet dan
Antioksidan
 Fase minyak, biasanya mengandung
minyak-minyak yang dapat mengalami
autooksidasi, yang mengubah minyak
menjadi tengik.
 Autooksidasi dialami oleh minyak-minyak
yang tidak jenuh seperti minyak nabati,
menimbulkan ketengikan dengan bau,
penempilan dan rasa yang tidak
menyenangkan.
 Autooksidasi ini dapat dicegah dengan
cara,
 Dengan tidak adanya oksigen
 Pemecahan rantai radikal bebas
 Zat pereduksi
Pemilihan Zat Pengawet dan
Antioksidan
 Pemilihan antioksidan khusus
tergantung pada keamananya, dapat
diterima oleh penggunaan khusus
dan kemanjurannya.
 Antioksidan biasanya digunakan
dalam kisaran konsentrasi 0,001 
0,1 %
 Contohnya : asam galat, propil galat,
asam askorbat, alfa tokoferol, BHT,
BHA dsb
Gejala Ketidakstabilan Emulsi
Ada beberapa gejalan ketidak
stabilan emulsi yaitu :
Koalesens
Flokulasi dan koagula
Creaming
Perubahan sifat fisika dan kimia
Inversi fase
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
Evaluasi Kestabilan Emulsi
 pemeriksaan organoleptik
 penentuan efektivitas pengawet
 penentuan tipe emulsi
 penentuan ukuran globul
 penentuan sifat aliran dan viskositas sediaan
 penentuan berat jenis
 penentuan volume terpindahkan
 penentuan tinggi sendimentasi
 pengujian stabilitas dipercepat
 pengujian lain yang dipersyaratkan pada
monografi bahan aktif
Stabilitas dipercepat
 Umur dan temperatur, dengan
menyimpan emulsi pada siklus suhu
yang ekstrim yaitu, suhu 5o C dan
35o C secara bergantian selama 12
jam sebanyak 10 siklus
Stabilitas dipercepat
 Sentifugasi yaitu melakukan
sentrifugasi pada kecepatan 1350
RPM dengan radius tabung
sentrifugasi 10 cm dengan waktu 5
jam untuk efek gravitasi selama 1
tahun.
Stabilitas dipercepat
 Pengadukan, berdasarkan prinsip
bahwa tetesan-tetesan emulsi
melakukan gerak brown, emulsi yang
dikocok terus-menerus akan
menyebabkan pecahnya emulsi.

More Related Content

What's hot (20)

19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
Maranata Gultom
Ppt emulsi lotion
Ppt emulsi lotionPpt emulsi lotion
Ppt emulsi lotion
Abulkhair Abdullah
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
Surya Amal
Cpob presentase
Cpob presentaseCpob presentase
Cpob presentase
Yulisa Andari
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
marwahhh
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Fathia Husaini
4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral
risti eyen
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
'ekka' Siie Ceweggh Cancerr
laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docx
akqj10oke
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
Annie Rahmatillah
Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)
ilmi nur hafizah
P 4 lap res
P 4 lap resP 4 lap res
P 4 lap res
Nina Vianti
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Vina Widya Putri
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.pptPENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
youstiana rusita
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
Cholid Maradanger
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilTeknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Abulkhair Abdullah
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
Yudia Susilowati
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
Trie Marcory
Kelompok salep
Kelompok salepKelompok salep
Kelompok salep
widyafr
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
kiralovely
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
Maranata Gultom
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
Surya Amal
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
marwahhh
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Fathia Husaini
4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral
risti eyen
laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docx
akqj10oke
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
Annie Rahmatillah
Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)
ilmi nur hafizah
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Vina Widya Putri
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.pptPENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
youstiana rusita
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilTeknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Abulkhair Abdullah
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
Yudia Susilowati
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
Trie Marcory
Kelompok salep
Kelompok salepKelompok salep
Kelompok salep
widyafr

Similar to bentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt (20)

emulsi jadi yang dapat diformulasikan dan tipe emulsi
emulsi jadi yang dapat diformulasikan dan tipe emulsiemulsi jadi yang dapat diformulasikan dan tipe emulsi
emulsi jadi yang dapat diformulasikan dan tipe emulsi
mufida16
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
Stikes BTH Tasikmalaya
emulsi.pptx
emulsi.pptxemulsi.pptx
emulsi.pptx
Aidil284734
Pengantar Sediaan Emulsi dalam Ilmu Kefarmasian
Pengantar Sediaan Emulsi dalam Ilmu KefarmasianPengantar Sediaan Emulsi dalam Ilmu Kefarmasian
Pengantar Sediaan Emulsi dalam Ilmu Kefarmasian
yudyzulkifli
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
1234ulha
PPT FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK EMULSI.pptx
PPT FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK EMULSI.pptxPPT FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK EMULSI.pptx
PPT FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK EMULSI.pptx
EpifaniJanuar1
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
YayahKodariyah
Kuliah Bab I.ppt
Kuliah Bab I.pptKuliah Bab I.ppt
Kuliah Bab I.ppt
YusufAndriana1
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Mina Audina
Kel 11 kelas m preparat untuk perawatan kulit
Kel 11 kelas m preparat untuk perawatan kulitKel 11 kelas m preparat untuk perawatan kulit
Kel 11 kelas m preparat untuk perawatan kulit
danyindriawaty
Makalah emulsi
Makalah emulsiMakalah emulsi
Makalah emulsi
Vicha Lamoki
SESI 11-12 EMULSI.pptx
SESI 11-12 EMULSI.pptxSESI 11-12 EMULSI.pptx
SESI 11-12 EMULSI.pptx
diah72
Materi tentang 12_7259_FARMASI_200118.ppt
Materi tentang 12_7259_FARMASI_200118.pptMateri tentang 12_7259_FARMASI_200118.ppt
Materi tentang 12_7259_FARMASI_200118.ppt
arifhidayat240193
kelompok Emulsi
kelompok Emulsikelompok Emulsi
kelompok Emulsi
Nadia Salsabyla
Emulsi imudd
Emulsi imuddEmulsi imudd
Emulsi imudd
rere maulidina
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
arymita
emulsi jadi yang dapat diformulasikan dan tipe emulsi
emulsi jadi yang dapat diformulasikan dan tipe emulsiemulsi jadi yang dapat diformulasikan dan tipe emulsi
emulsi jadi yang dapat diformulasikan dan tipe emulsi
mufida16
Pengantar Sediaan Emulsi dalam Ilmu Kefarmasian
Pengantar Sediaan Emulsi dalam Ilmu KefarmasianPengantar Sediaan Emulsi dalam Ilmu Kefarmasian
Pengantar Sediaan Emulsi dalam Ilmu Kefarmasian
yudyzulkifli
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
1234ulha
PPT FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK EMULSI.pptx
PPT FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK EMULSI.pptxPPT FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK EMULSI.pptx
PPT FARMASI INDUSTRI DAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK EMULSI.pptx
EpifaniJanuar1
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
YayahKodariyah
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Mina Audina
Kel 11 kelas m preparat untuk perawatan kulit
Kel 11 kelas m preparat untuk perawatan kulitKel 11 kelas m preparat untuk perawatan kulit
Kel 11 kelas m preparat untuk perawatan kulit
danyindriawaty
SESI 11-12 EMULSI.pptx
SESI 11-12 EMULSI.pptxSESI 11-12 EMULSI.pptx
SESI 11-12 EMULSI.pptx
diah72
Materi tentang 12_7259_FARMASI_200118.ppt
Materi tentang 12_7259_FARMASI_200118.pptMateri tentang 12_7259_FARMASI_200118.ppt
Materi tentang 12_7259_FARMASI_200118.ppt
arifhidayat240193
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
arymita

Recently uploaded (20)

Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester KartografiRancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
khairizal2005
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptxManajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Kanaidi ken
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptxMuqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
suwaibahkapa2
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptxFarmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
michellepikachuuu
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdfKUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
PT. DUTA MEDIA PRESS
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehatKiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
ssuser7d8dcb
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptxPPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
rahmiati190700
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.pptenzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
ParlikPujiRahayu
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Murad Maulana
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptxLangkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
NurulIlyas3
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptxSAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
Baharin Salleh
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Dadang Solihin
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
AsepSaepulrohman4
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri SemarangBuku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
iztawanasya1
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester KartografiRancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
khairizal2005
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptxManajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Kanaidi ken
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptxMuqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
suwaibahkapa2
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptxFarmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
michellepikachuuu
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdfKUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
PT. DUTA MEDIA PRESS
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehatKiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
ssuser7d8dcb
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptxPPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
rahmiati190700
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.pptenzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
ParlikPujiRahayu
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Murad Maulana
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptxLangkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
NurulIlyas3
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptxSAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
SAINS TINGKATAN 5 BAB 6 ELEKTROKIMIA.pptx
Baharin Salleh
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Dadang Solihin
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
AsepSaepulrohman4
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri SemarangBuku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
iztawanasya1

bentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt

  • 2. PENDAHULUAN Emulsi adalah sediaan cair yang terdiri dari dua cairan yang tidak saling bercampur, dimana salah satunya terdispersi didalam cairan lainnya dalam bentuk globul-globul dan distabilkan dengan bahan pengemulsi. Emulsi terdiri dari dua tipe emulsi yaitu : Tipe m/a : minyak terdispersi dalam air Tipe a/m : air terdipersi dalam minyak Terdapat tipe emulsi ganda yaitu tipe m/a/m dan tipe a/m/a
  • 4. Cara Menentukan Tipe Emulsi Pengenceran tetesan, metode ini dilakukan dengan cara bila emulsi ditambahkan air kemudian diaduk dan bercampur dengan emulsi berarti tipe emulsi tersebut adalah m/a. Bila hal sebaliknya terjadi air tidak bercampur dengan emulsi berarti tipenya a/m Pelarutan zat warna; Zat warna yang larut diar contohnya amaranth bila di masukkan kedalam emulsi dan menghasilkan warna yang terdistribusi merata, hal ini menunjukkan tipe emulsi tersebut adalah m/a dan bila zat warna tidak merata berarti tipenya a/m
  • 5. Cara Menentukan Tipe Emulsi Metode kobalt nitrat/kertas saring; kertas saring dijenuhkan dengan CoCl2, dan dikeringkan (biru) berubah menjadi warna merah muda bila emulsi m/a ditambahkan. Konduktivitas; metode berdasarkan prinsip air dapat menghantarkan listrik, maka aliran listrik akan dihantarkan bila tipe emulsinya m/a.
  • 6. Cara Menentukan Tipe Emulsi Fluoresensi; Prinsipnya minyak dibawah sinar UV akan berfluoresensi, bila emulsi m/a dipapar dibawah sinar UV maka fluoresensinya brupa spot-spot, sedangkan bila emulsi tipe a/m maka fluorosensinya secara keseluruhan. Penunjukkan creaming; Creaming adalah keluarnya fase internal dari dalam fase external. Bila terjadi creaming keatas maka tipe emulsinya m/a sedangkan bila creaming ke bawah maka tipe emulsinya a/m
  • 7. Cara Memperkirakan Tipe Emulsi Jika emulgator yang digunakan lebih larut diair dan jumlahnya lebih banyak, maka cenderung untuk membentuk emulsi tipe m/a demikian sebaliknya Pembentukan tipe emulsi m/a lebih mudah terbentuk bila volume fase air lebih banyak daripada fase minyak. Penambahan viskositas pada salah satu fase akan lebih cenderung membuat fase tersebut menjadi fase external.
  • 8. Pembentukan Emulsi Pembentukan emulsi secara spontan merupakan kejadian yang sangat jarang. Proses pembentukan emulsi melalui beberapa tahap yaitu : Proses perusakan antar muka fase minyak dan fase air Proses ekspansi minyak ke dalam air dan sebaliknya Pemecahan fase minyak dan fase air menjadi tetesan-tetesan
  • 9. Pembentukan Emulsi Proses penggabungan tetesan-tetesan fase luar dan penstabilan tetesan- tetesan fase dalam Proses pembentukan emulsi akan menentukan tipe emulsi yang terbentuk, tergantung pada kecepatan penggabungan dari salah satu fase Bila fase minyak lebih dahulu bergabung maka terbentuk tipe a/m dan demikian sebaliknya
  • 10. EMULGATOR Emulgator adalah bahan yang digunakan untuk menstabilkan emulsi Emulgator berdasarkan sumber dibagi atas beberapa yaitu : Emulgator dari bahan alami Emulgator semi sintetik Emulgator sintetik Berdasarkan muatannya dibedakan atas : Emulgator an ionik cthnya sabun dan detergent Emulgator kationik Emulgator non ionik
  • 11. EMULGATOR Berdasarkan mekanisme kerjanya dibedakan atas : Emulgator pembentuk lapisan monomolekuler Lapisan multimolekuler Lapisan partikel padat Mekanisme kerja emulgator adalah : Menurunkan tegangan antarmuka Membentuk lapisan penghalang Membentuk lapisan rangkap listrik
  • 14. Parameter Fisika Parameter fisika dalam pembuatan emulsi yaitu : Suhu, dalam emulsifikasi peningkatan suhu akan membantu dalam pemecahan fase dalam menjadi tetesan-tetesan, karena panas dapat menurunkan tegangan antar muka dan viskositas. Waktu, Selama periode pengocokan awal yang dibutuhkan untuk emulsifikasi, tetesan-tetesan dibentuk, tetapi pada pengocokan selanjutnya kemungkinan penggabungan antara tetesan- tetesan menjadi lebih sering. Sehingga dianjurkan menggunakan metode intermittent shaking yaitu pengocokan selama dua menit dengan waktu istirahat 20-30 detik.
  • 15. Parameter Kimia Parameter kimia dalam pembuatan emulsi adalah : Stabilitas kimia, Keinert-an adalah suatu persyaratan absolut dari bahan- bahan emulsi. Keamanan, Keaman dan klirens toksikologi dari senyawa-senyawa emulsi farmasi merupakan persyaratan mutlak.
  • 16. Pemilihan Zat Pengemulsi Umunya dibedakan dalam tiga golongan besar yaitu ; surfaktan, koloid hidrofilik dan zat padat yang terbagi halus. Golongan pengemulsi dipilih terutama berdasarkan : Stabilias shelf life yang dikehendaki Tipe emulsi yang diingikan Biaya pengemulsi. Pemilihan surfaktan, berdasarkan pada nilai HLB dan komposisi komponen kimia dari minyak yang akan diemulsikan,
  • 17. Pemilihan Zat Pengemulsi HLB adalah Hidrophilik liphophilik balance, yaitu suatu nilai yang dimiliki oleh surfaktan HLB butuh adalah nilai HLB yang dibutuhkan oleh suatu minyak untuk dapat teremulsikan, nilai ini harus disesuaikan dengan nilai HLB surfaktan untuk dapat menghasilkan emulsi yang stabil. Penentuan HLB butuh dari suatu minnyak biasanya dilakukan dengan metode coba dan ralat.
  • 18. Perhitungan HLB butuh Griffin Nama bahan Jumlah (g) a (% fase minyak) b (HLB butuh) a x b Petrolatum 25 56 8 4.5 Cetil alcohol 20 44 15 6.7 Emulgator 2 Pengawet 0.2 Air murni Ad 100 HLB total 11.2
  • 19. Pemilihan Zat Pengemulsi Pemilihan pengemulsi tambahan Padatan, seperti golongan tanah liat yaitu bentonit dan veegum berguna dalam menjaga stabilitas emulsi dengan membentuk lapisan partikel padat yang berfungsi sebagai barier. Koloid hidrofilik, Polimer yang peka terhadap air dapat berfungsi sebagai pengemulsi tambahan, bekerja dengan membentu meningkatkan viskositas fase luar sehingga mengurangi pergerakan fase dalam untuk bergabung.
  • 20. Pemilihan Zat Pengawet dan Antioksidan Zat pengawet yang digunakan harus dapat melindungi dua fase pada emulsi yaitu fase minyak dan fase air, oleh karena itu pengawet harus larut pada kedua fase tersebut. Pengawet yang dapat larut pada kedua fase sulit ditemukan sehingga dianjurkan menggunakan kombinasi pengawet, yaitu yang larut pada fase minyak dan fase air, contohnya ester-ester parahidroksibenzoat, metil paraben larut dalam air sedangkan propil paraben larut dalam minyak
  • 21. Pemilihan Zat Pengawet dan Antioksidan Fase minyak, biasanya mengandung minyak-minyak yang dapat mengalami autooksidasi, yang mengubah minyak menjadi tengik. Autooksidasi dialami oleh minyak-minyak yang tidak jenuh seperti minyak nabati, menimbulkan ketengikan dengan bau, penempilan dan rasa yang tidak menyenangkan. Autooksidasi ini dapat dicegah dengan cara, Dengan tidak adanya oksigen Pemecahan rantai radikal bebas Zat pereduksi
  • 22. Pemilihan Zat Pengawet dan Antioksidan Pemilihan antioksidan khusus tergantung pada keamananya, dapat diterima oleh penggunaan khusus dan kemanjurannya. Antioksidan biasanya digunakan dalam kisaran konsentrasi 0,001 0,1 % Contohnya : asam galat, propil galat, asam askorbat, alfa tokoferol, BHT, BHA dsb
  • 23. Gejala Ketidakstabilan Emulsi Ada beberapa gejalan ketidak stabilan emulsi yaitu : Koalesens Flokulasi dan koagula Creaming Perubahan sifat fisika dan kimia Inversi fase
  • 25. Evaluasi Kestabilan Emulsi pemeriksaan organoleptik penentuan efektivitas pengawet penentuan tipe emulsi penentuan ukuran globul penentuan sifat aliran dan viskositas sediaan penentuan berat jenis penentuan volume terpindahkan penentuan tinggi sendimentasi pengujian stabilitas dipercepat pengujian lain yang dipersyaratkan pada monografi bahan aktif
  • 26. Stabilitas dipercepat Umur dan temperatur, dengan menyimpan emulsi pada siklus suhu yang ekstrim yaitu, suhu 5o C dan 35o C secara bergantian selama 12 jam sebanyak 10 siklus
  • 27. Stabilitas dipercepat Sentifugasi yaitu melakukan sentrifugasi pada kecepatan 1350 RPM dengan radius tabung sentrifugasi 10 cm dengan waktu 5 jam untuk efek gravitasi selama 1 tahun.
  • 28. Stabilitas dipercepat Pengadukan, berdasarkan prinsip bahwa tetesan-tetesan emulsi melakukan gerak brown, emulsi yang dikocok terus-menerus akan menyebabkan pecahnya emulsi.