ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
Mekanika Lagrangian
Melalui mekanika Lagrangian ini persamaan gerak Newton untuk sistem sederhana akan
diberikan dengan lebih siphisticated.
Koordinat Umum
Posisi partikel di dalam ruang dapat ditentukan melalui 3 koordinat. Koordinat tersebut
dapat berupa kartesan, bola atau silinder. Jika benda bergerak dalam bidang, maka derajat
kebebasannya ada 2, jika benda bergerak dalam ruang 3D, maka derajat kebebasannya ada 3.
Untuk kasus N partikel, maka kita membutuhkan 3N koordinat untuk menentukan posisi dari
seluruh partikel tersebut. Jika terdapat kendala dalam sistem, maka jumlah koordinatnya < 3N.
Misalnya untuk benda tegar, maka yang dibutuhkan adalah posisi pusat massa dan orientasi
bendanya. Jadi hanya 6 koordinat saja.
Misalnya koordinat diberi simbol q1 ,q2,⋯,qn sebagai koordinat umum. Koordinat
qk bisa berupa jarak atau sudut. Jika untuk menentukan sebuah sistem, sebuah koordinat dapat
bebas maka sistem tersbut disebut sistem holonomik dan sebaliknya disebut nonholonomik.
Jika sistem berupa partikel, maka koordinat kasrtesan dapat dinyatakan dalam koordinat
umum
x=x(q) → → 1 derajat kebebasan
x=x(q1, q2)
y=y(q1, q2)
→ 2 derajat kebebasan
x=x(q1, q2, q3)
y=y(q1, q2, q3)
z=z(q1, q2, q3)
→ 3 derajat kebebasan
Jika q berubah dari nilai awal (q1, q2,⋯) ke nilai tetangga (q1+δq1, q2+δq2,⋯) maka
perubahan tersebut kaitannya dengan koordinat kartesan
δ x=
∂ x
∂ q1
dq1+
∂ x
∂ q2
dq2+⋯
δ y=
∂ y
∂q1
dq1+
∂ y
∂ q2
dq2+⋯
(1)
1
Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
Contoh 1. Untuk gerak partikel di dalam bidang, misal dipilih koordinat polar maka q1=r dan
q2=θ sehingga
x=x(r ,θ)=r cosθ , y=y(r ,θ)=r sin θ (2)
δ x=
∂ x
∂r
δr+
∂ x
∂ θ
δθ=cosθδr−r sin θδθ
δ y=
∂ y
∂ r
δ r+
∂ y
∂ θ
δθ=sinθδr+r cosθδθ
(3)
jika sistem terdiri atas banyak partikel dengan n derajat kebebasan, koordinat umumnya
dinyatakan oleh q1, q2, ⋯,qn sehingga perubahan konfigurasi dari q1, q2, ⋯,qn ke
q1+δq1, q2+δq2,⋯,qn+δqn menyebabkan perubahan dalam koordinat kartesan
δ xi=∑
k
n
∂ xi
∂ qk
δ qk
δ yi=∑
k
n
∂ yi
∂ qk
δqk
δ zi=∑
k
n
∂ zi
∂ qk
δqk
(4)
Gaya Umum
Jika benda bergeser sejauh δr karena adanya pengaruh gaya F maka kerja yang
dilakukan oleh gaya tersebut adalah
δw=F⋅δ r=F x δ x+F y δ y+Fz δ z atau
δw=∑
i
Fi δ xi (5)
Ungkapan tersebut tidak hanya untuk 1 partikel saja, tetapi juga untuk banyak partikel. Untuk 1
partikel i: 1 → 3, untuk N partikel i: 1 → 3N. Jika δ xi kemudian dinyatakan dalam koordinat
umum, maka
δw=∑
i
(Fi∑
k
∂ xi
∂ qk
δqk
)
δw=∑
i
(∑
k
Fi
∂ xi
∂ qk
δqk
)
δw=∑
k
(∑
i
Fi
∂ xi
∂ qk
)δqk
δw=∑
k
Qk δqk
(6)
2
Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
dimana
Qk =∑
i
Fi
∂ xi
∂ qk
→ Gaya umum (7)
Gaya Umum untuk sistem konsevatif
Partikel yang berada dalam medan konservatif, gayanya dinyatakan oleh
Fi=−
∂ V
∂ xi
(8)
sehingga gaya umum dalam medan konservatif dinyatakan oleh
Qk =∑
i
−
∂ V
∂ xi
∂ xi
∂ qk
Qk =−
∂V
∂qk
(9)
Misal untuk koordinat polar dimana q1=r dan q2=θ maka gaya umumnya adalah
Qr=−
∂ V
∂ r
; Qθ=−
∂ V
∂ θ
(10)
Persamaan Lagrange
Untuk memperoleh persamaan differensial tentang gerak, maka kita mulai dengan
ungkapan
Fi=m ¨xi (11)
Energi kinetik yang dimiliki oleh N partikel adalah
T=∑
i
N
1
2
m( ˙xi+ ˙yi+ ˙zi)
=∑
i
3N
1
2
m ˙xi
(12)
dimana xi merupakan fungsi koordinat umum xi≡xi(q1, q2, q3,⋯,qn ,t ) , sehingga
˙xi=∑
k
∂ xi
∂ qk
˙qk +
∂ xi
∂ t
(13)
ingat bahwa i=1,⋯,3 N → menyatakan jumlah partikel
k=1,⋯,n → menyatakan jumlah derajat kebebasan
Apabila xi bukan fungsi t, maka diperoleh ungkapan
3
Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
∂ ˙xi
∂ ˙qk
=
∂ xi
∂ qk
(14)
Jika kedua ruas dikalikan dengan ˙xi kemudian diturunkan terhadap t, maka diperoleh
d
dt (˙xi
∂ ˙xi
∂ ˙qk
)=
d
dt (˙xi
∂ xi
∂ qk
)
= ¨xi
∂ xi
∂ qk
+ ˙xi
∂ ˙xi
∂ qk
d
dt (∂(
˙xi
2
2
)
∂ ˙qk
)= ¨xi
∂ xi
∂ qk
+
∂(
˙xi
2
)
∂qk
(15)
dengan mengalikan kedua ruas dengan m
d
dt (∂(
m ˙xi
2
2
)
∂ ˙qk
)=m ¨xi
∂ xi
∂ qk
+
∂(
m ˙xi
2
)
∂ qk
d
dt (∂T
∂ ˙qk
)=Fi
∂ xi
∂ qk
+
∂ T
∂ qk
(16)
dengan menjumlah ke seluruh I
d
dt (∂T
∂ ˙qk
)=∑
i
Fi
∂ xi
∂ qk
+
∂ T
∂ qk
(17)
maka
d
dt (∂T
∂ ˙qk
)=Qk +
∂T
∂ qk
(18)
Persamaan (18) inilah yang disebut persamaan Lagrange. Untuk gerak konservatif dimana
Q=−
∂V
∂qk
, maka ungkapan (18) dapat ditulis kembali menjadi
d
dt (∂T
∂ ˙qk
)=
∂T
∂ qk
−
∂V
∂qk
(19)
Jika diberikan fungsi Lagrange
L=T−V (20)
4
Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
dimana T dan V dinyatakan dalam koordinat umum V≡V (qk ) →
∂V
∂ ˙qk
=0 , maka
∂ L
∂ ˙qk
=
∂ T
∂ ˙qk
dan
∂ L
∂qk
=
∂ T
∂ qk
−
∂ V
∂ qk
(21)
sehingga persamaan Lagrange untuk sistem yang konservatif adalah
d
dt (∂ L
∂ ˙qk
)=
∂ L
∂ qk
(22)
Jadi, persamaan diferensial gerak untuk sistem konservatif dapat diperoleh jika fungsi Lagrange
dalam set koordinat diketahui.
Jika gaya umumnya tidak konservatif, misal Q 'k (misal ada gaya gesek) dan sebagian
dapat diturunkan → fungsi potensial V yaitu
Qk =Q 'k −
∂ V
∂ qk
(23)
maka dari L=T−V diperoleh
d
dt (∂ L
∂ ˙qk
)=Q' k +
∂ L
∂qk
(24)
Aplikasi persamaan Lagrange
Untuk mengaplikasikan persamaan Lagrange maka langkah-langkahnya adalah
1. Pilih koordinat yang sesuai untuk menggambarkan konfigurasi dari sistem tersebut.
2. Tentukan T sebagai fungsi koordinat dan turunan waktu.
3. Jika sistem konservatif maka carilah V sebagai fungsi koordinat, jika sistem
nonkonservatif maka carilah gaya umumnya → Qk .
4. Persamaan diferensial gerak diberikan oleh
1.
d
dt (∂T
∂ ˙qk
)=Qk +
∂T
∂ qk
,
d
dt (∂ L
∂ ˙qk
)=
∂ L
∂ qk
atau
d
dt (∂ L
∂ ˙qk
)=Q' k +
∂L
∂qk
.
Contoh 2. Osilator harmonik
Ditinjau sebuah osilator harmonik dimana terdapat gaya redaman yang sebanding dengan
kecepatan. Jadi sistem adalah nonkonservatif. Jika x adalah pergeseran, maka fungsi Lagrangenya
adalah
5
Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
L=T−V =
1
2
m ˙x
2
−
1
2
k x
2
dimana m adalah massa benda dan K adalah parameter stiffness. Dengan mengaplikasikan pers.
Lagrange, dimana
(∂ L
∂ ˙xk
)=m ˙x dan
∂ L
∂ x
=−Kx
dengan kehadiran gaya redaman yang sebanding dengan kecepatan yaitu −c ˙x maka
persamaan geraknya menjadi
d
dt
(m ˙x)=−c ˙x−Kx
m ¨x+c ˙x+ Kx=0
Conto 3. Partikel tunggal di dalam medan central
Marilah kita mencari persamaan gerak Lagrange untuk partikel yang bergerak di dalam
bidang di bawah medan central. Dalam hal ini kita memilih koordinat polar q1=r dan
q2=θ , maka
r=r er
T=
1
2
mv
2
=
1
2
m( ˙r
2
+r
2 ˙θ
2
)
V=V (r)
L=T−V =
1
2
m( ˙r
2
+r
2 ˙θ
2
)−V (r)
Kemudian
∂ L
∂ ˙r
=m ˙r ,
∂ L
∂ r
=mr θ
2
− f (r);
∂ L
∂ ˙θ
=m r
2
˙θ ,
∂ L
∂θ
=0
Karena sistemnya adalah konservatif, maka persamaan geraknya adalah
d
dt
(m ˙r)=mr θ
2
− f (r) → m ¨r−mr θ2
+ f (r)=0
d
dt
(mr
2
˙θ)=0 → mr
2
˙θ=constan
Contoh 5. Mesin Atwood
Diketahui mesin atwood terdiri atas dua massa m1 dan m2 yang diikat pada masing-
6
Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
masing ujungnya. Sistem hanya memiliki 1 derajat kebebasan. Koordinat x mewakili konfigurasi
sistem, dimana x adalah jarak vertikal massa m1 dari katrol. Laju anguler katrol adalah ˙x/a ,
dengan a adalah radius. Energi kinetik sistem adalah
T=
1
2
m1
˙x
2
+
1
2
I
˙x
2
a
2
+
1
2
m2
˙x
2
dimana I adalah momen inersia katrol. Energi potensial sistem adalah
V=−m1 gx−m2 g(l−x)
Fungsi Lagrangenya adalah
L=
1
2
m1
˙x2
+
1
2
I
˙x
2
a
2
+
1
2
m2
˙x2
+m1 gx−m2 g(x−l)
∂ L
∂ ˙x
=m1 ˙x+I ˙x
a
2
+m2 ˙x
∂ L
∂ x
=m1 g−m2 g
sehingga menghasilkan
d
dt
(m1 ˙x+ I
˙x
a
2
+m2 ˙x)=(m1+m2)g
(m1+m2+
I
a2
) ¨x=(m1−m2) g
¨x=
m1−m2
m1+m2+
I
a
2
g
Dari ungkapan percepatan tersebut dapat diketahui bahwa apabila m1>m2 maka m1 akan
bergerak turun dengan percepatan konstan, sebaliknya jika m1<m2 maka m1 akan bergerak
ke atas dengan percepatan konstan.
Contoh 6. Katrol ganda
Diketahui sistem katrol ganda, dimana satu katrol
bergerak bebas. Sistem ini jelas memiliki dua derajat
kebebasan. Kita akan menentukan konfigurasi sistem dengan
koordinat x dan x'. Dalam kasus ini, diabaikan massa dari
katrol sehingga sekarang kita dapat menentukan energi kinetik
7
Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
dan potensialnya sebagai berikut
T=
1
2
m1
˙x
2
+
1
2
m2( ˙x'− ˙x)
2
+
1
2
m3( ˙x+ ˙x' )
2
V=−m1 gx−m2 g(l−x+ x' )−m3 g(l−x+l '−x' )
L=T−V
=
1
2
m1
˙x
2
+
1
2
m2( ˙x '
2
−2 ˙x ˙x '+ ˙x
2
)+
1
2
m3( ˙x
2
+2 ˙x ˙x '+ ˙x'
2
)+m1 gx+m2 g (l−x+x ')+m3 g(l−x+l '−x' )
∂ L
∂ ˙x
=m1 ˙x+m2(−˙x '+ ˙x)+m3( ˙x+ ˙x' ) →
∂ L
∂ x
=m1 g−m2 g−m3 g
d
dt (∂ L
∂ ˙x )=
∂ L
∂ x
→→(m1+m2+m3) ¨x+(m3−m2) ¨x' =(m1−m2−m3) g
∂ L
∂ ˙x'
=m2 ˙x'−m2 ˙x+m3 ˙x+m3 ˙x ' →
∂ L
∂ x '
=m2 g−m3 g
d
dt (∂ L
∂ x )=
∂ L
∂ x
→→m2( ¨x' −¨x)+m3( ¨x+ ¨x' )=(m2−m3) g
Contoh 6. Gerak partikel pada bidang miring yang sedang bergerak
Ditinjau sebuah partikel bergerak
pada bidang miring yang licin, dimana
bidang tersebut juga sedang bergerak. Disini
terdapat 2 derajat kebebasan yaitu x dan x'.
Tentukan persamaan gerak partikel tersebut.
Energi kinetik dan energi potensial sistem masing-masing adalah
T=
1
2
M ˙x
2
+
1
2
m v
2
=
1
2
M ˙x
2
+
1
2
m( ˙x
2
+2 ˙x ˙x ' cosθ+ ˙x '
2
)
V=−mg x ' sin θ
L=T−V =
1
2
M ˙x
2
+
1
2
mv
2
=
1
2
M ˙x
2
+
1
2
m( ˙x
2
+2 ˙x ˙x' cosθ+ ˙x'
2
)+mg x' sin θ
∂ L
∂ ˙x
=M ˙x+m ˙x+m ˙x' cosθ ,
∂ L
∂ x
=0 →
d
dt
(
∂ L
∂ ˙x
)=0
M ¨x+m ¨x+m ¨x' cosθ=0
∂ L
∂ ˙x'
=m ˙xcosθ+m ˙x' ,
∂ L
∂ x'
=mg sin θ
d
dt
(
∂ L
∂ ˙x'
)=
∂ L
∂ x'
→→m ¨xcosθ+m ¨x' =mg sin θ
dengan menyelesaikan untuk ¨x dan ¨x ' diperoleh
8
Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
¨x=
−gsin θ cosθ
m+M
m
−cosθ
, ¨x' =
g sin θ
1−
mcos
2
θ
m+M
Momentum umum. Koordinat
Pandanglah sebuah partikel bergerak dalam garis lurus. Energi kinetik yang dimiliki
adalah
T=
1
2
m ˙x
2
Momentum partikel dalam diperoleh dari besaran ∂T /∂ ˙x , yaitu
p=
∂T
∂ ˙x
(26)
Dalam kasus dimana sistem dideskripsikan dalam koordinat umum q1 ,q2 ,q3 ,...,qn , maka
besaran pk didefinisikan oleh
pk =
∂ L
∂ ˙qk
(27)
dan disebut momentum umum. Misal, salah satu koordinat tidak dinyatakan secara eksplisit di
dalam L (misal qλ , maka
˙pλ=
∂ L
∂qλ
=0 (28)
atau pλ=0 . Koordinat qλ dikatakan sebagai koordinat yang dapat diabaikan. Momentum
umum yang bersesuaian dengan koordinat yang diabaikan merupakan konstanta geraka sistem.
Sebagai contoh, untuk partikel yang bergerak dalam bidang miring yang licin bahwa koordinat x
(posisi bidang) tidak masuk dalam fungsi Lagrange L. Dalam hal ini, koordinat x adalah koordinat
yang diabaikan, dan
px=
∂ L
∂ ˙x
=M ˙x+m ˙x+m ˙x' cosθ=constant
px disini merupakan total komponen momentum linier pada koordinat x, dan berarti tidak ada
gaya horizontal yang bekerja partikel sehingga momentumnya konstan.
Contoh lain untuk koordinat terabaikan adalah pada gerak partikel di dalam medan
central. Dalam koordinat polar
9
Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
L=
1
2
m( ˙r
2
+r
2 ˙θ
2
)−V (r)
dalam hal ini θ adalah koordinat terabaikan sehingga
pθ=mr
2
˙θ=constant
yang merupakan momentum anguler di sekitar origin.
Contoh 8. Pendulum sferis
Ditinjau sebuah benda bergerak bebas di dalam permukaan mangkok. Hal ini bisa
digambarkan sebagai sebuah bandul dengan panjang tali l dan dapat bergerak bebas melintasi
lintasan yang membentuk sudut θ atau ϕ . Dalam hal ini benda memiliki 2 derajat
kebebasan. Konfigurasi benda dapat dijelaskan dengan koordinat θ dan ϕ . Energi kinetik
dan energi potensial yang dimiliki oleh benda adalah
T=
1
2
mv
2
=
1
2
ml
2
( ˙θ 2
+ ˙ϕ2
sin
2
θ ) dan V=mgl(1−cosθ)
dengan mengingat bahwa v=˙r er+r ˙θ eθ+r ˙ϕ eϕ
L=T−V =
1
2
mv
2
=
1
2
ml
2
( ˙θ 2
+ ˙ϕ2
sin
2
θ )−mgl(1−cosθ)
∂ L
∂ ˙θ
=ml
2
˙θ →
d
dt
∂ L
∂ ˙θ
=ml
2
¨θ ;
∂ L
∂θ =ml
2 ˙ϕ2
sinθ cosθ −mgl sinθ
Jadi , ml
2
¨θ =ml
2 ˙ϕ2
sinθ cosθ −mgl sinθ
∂ L
∂ ˙ϕ
=ml
2
˙ϕ sin
2
θ →
d
dt
∂ L
∂ ˙ϕ
=ml
2
¨ϕ sin
2
θ ;
∂ L
∂ϕ
=0
Jadi , pϕ=0
dengan demikian dalam kasus ini Ï• merupakan koordinat yang terabaikan.
Jika diperhatikan, ketika tidak terjadi perubahan pada kordinat ϕ → ˙ϕ=0 , maka kita
memiliki
¨θ +
g
l
sinθ =0
yang tidak lain merupakan persamaan bandul sederhana.
Prinsip Variasi Hamilton. Cara lain menurunkan persamaan Lagrange
Sejauh ini, pengkajian terhadap mekanika didasarkan pada hukum gerak Newton. Dalam
bagian awal dari bab ini, ketika kita menurunkan persamaan Lagrange, kita menggunakan hukum
kedua Newton sebagai asumsi. Nah, dalam bagian ini kita akan menurunkan persamaan Lagrange
10
Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
tersebut bukan berdasarkan hukum kedua Newton melainkan dengan meode baru yang disebut
prinsip variasi Hamilton. Sir William R. Hamilton menjelaskan bahwa gerak setiap sistem terjadi
dengan cara dimana integral
∫
t1
t2
L dt (29)
selalu dalam asumsi bernilai ekstrem, dimana L = T -V merupakan fungsi Lagrange dari sistem
tersebut. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa prinsip Hamilton menyatakan bahwa semua
kemungkinan sistem yang dapat berubah berada dalam interval waktu berhingga t2−t1 bisa
bernilai maksimum atau minimum. Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam ungkapan
matematis
δ∫
t1
t2
Ldt=0 (30)
dimana δ menyatakan variasi sempit. Variasi ini diperoleh dengan cara mengambil lintasan
integrasi yang berbeda dengan memvariasi koodinat umum dan kecepatan umum sebagai fungsi
t. Untuk menunjukkan bahwa persamaan di atas akan menuju langsung ke persamaan gerak
Lagrange, maka kita akan menghitung variasi tersebut secara eksplisit dengan mengasumsikan
bahwa L sebagai fungsi koordinat umum qk dan kecepatan umum ˙qk .
Selanjutnya, kita punya
δ∫
t1
t2
Ldt=∫
t1
t2
δ L dt=∫
t1
t2
∑
k
(∂ L
∂ qk
δqk +
∂ L
∂ ˙qk
δ ˙qk
)dt=0
11
Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
Sekarang δqk sama dengan selisih dari dua fungsi waktu berlainan, sehingga
δ ˙qk=
d
dt
δ qk
Dengan mengintegralkan suku terakhir dengan metode integral bagian maka diperoleh
∫
t1
t2
∑
k
∂ L
∂ ˙qk
δ ˙qk=
[∑
k
∂ L
∂ ˙qk
δqk
]t1
t2
−∫
t1
t2
∑
k
d
dt
∂ L
∂ ˙qk
δ qk dt
tetapi, untuk nilai pasti dari limit t1 dan t2 , maka variasi δqk=0 pada t1 dan t2
sehingga menghasilkan nilai nol untuk suku pertama. Dengan demikian
δ∫
t1
t2
Ldt=∫
t1
t2
∑
k
[∂ L
∂ qk
−
d
dt
∂ L
∂ ˙qk
]δqk dt=0 (31)
Jika koordinat umum qk semuanya sembarang, maka variasinya δqk juga sembarang. Oleh
karena itu suku di dalam integral harus sama dengan nol. jadi
∂ L
∂qk
−
d
dt
∂ L
∂ ˙qk
=0, k=1,2,...,n
Persamaan tersebut tidak lain adalah persamaan gerak Lagrange. Penurunan di atas telah
diasumsikan bahwa fungsi potensil ada atau sistem konservatif.
Fungsi Hamiltonian. Persamaan Hamiltonian
Pandanglah fungsi berikut dalam koordinat umum
H =∑ ˙qk pk −L (32)
Untuk sistem dinamik sederhana, T merupakan fungsi kuadrat dari ˙qk dan V adalah fungsi q
saja. Jadi
L=T (qk , ˙qk)−V (qk ) (33)
Dari teorema Euler untuk fungsi homogen dimana
x1
df
dx1
+ x2
df
dx2
+x3
df
dx3
+...+xn
df
dxn
=nf (34)
maka kita punya
∑
k
˙qk pk =∑ ˙qk
∂ L
∂ ˙qk
=∑
k
˙qk
∂ L
∂ ˙qk
=2T
Sehingga
12
Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
H =∑ ˙qk pk −L=2T−(T −V )=T +V (35)
yakni bahwa fungsi H sama dengan energi total dari sistem yang ditinjau.
Jika terdapat n persamaan
pk =
∂ L
∂ ˙qk
, k=1,2,3,...,n
sebagai penyelesaian dari ˙q dalam p dan q:
˙qk= ˙qk ( pk ,qk )
Dari persamaan ini kita dapat menyatakan H sebagai fungsi p dan q, yaitu
H ( pk ,qk)=∑
k
pk ˙qk ( pk ,qk )−L
Sekarang kita menghitung variasi dari fungsi H yang bersesuaian dengan δ pk , δqk :
δ H =∑
k
[pk δ ˙qk + ˙qk δ pk−
∂ L
∂ ˙qk
δ ˙qk −
∂ L
∂ qk
δ qk
]
Suku pertama dan ketiga hilang karena pk =∂ L/∂ ˙qk . Mengingat ˙pk =∂ L/∂qk , maka
diperoleh
δ H=∑
k
[ ˙qk δ pk− ˙pk δqk ]
Sekarang variasi H dapat dinyatakan kembali oleh persamaan
δ H =∑
k
[∂ H
∂ pk
δ pk −
∂ H
∂ qk
δqk
]
sehingga
∂ H
∂ pk
= ˙qk
∂ H
∂ qk
=− ˙pk
(36)
Ungkapan (36) inilah yang disebut persamaan gerak kanonik Hamilton.
Contoh 10. Dapatkan persamaan gerak Hamilton untuk osilator harmonik 1D.
T=
1
2
m ˙x
2,
V =
1
2
Kx
2
p=
∂T
∂ ˙x
=m ˙x , ˙x=
p
m
sehingga H =T +V =
1
2m
p
2
+
K
2
x
2
13
Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
Persamaan geraknya
∂ H
∂ p
=˙x
∂ H
∂ x
=− ˙p
p
m
=˙x , Kx=− ˙p
Dengan menggunakan persmaan pertama, maka persamaan kedua dapat ditulis menjadi
Kx=−
d
dt
(m ˙x) →m ¨x+Kx=0
Contoh 11. Dapatkan persamaan gerak hamilton untuk partikel di dalam medan sentral. Energi
kinetik dan potensial partikel adalah
T =
1
2
m( ˙r2
+r2 ˙θ 2
), V =V (r)
pr=
∂ T
∂ ˙r
=m ˙r →˙r=
pr
m
; pθ=
∂T
∂ ˙θ
=mr
2
˙θ → ˙θ =
pθ
mr
2
H =T +V =
1
2m (pr
2
+
pθ
2
r2 )+V (r)
Persamaan Hamiltonian
∂ H
∂ pr
=˙r
∂ H
∂ r
=− ˙pr ;
∂ H
∂ pθ
=˙θ
∂ H
∂θ
=− ˙ptheta ;
p
m
=˙x , Kx=− ˙p
Selanjutnya
pr=˙r ;
∂V (r)
∂ r
−
pθ
2
mr
3
=− ˙pr ;
pθ
mr2
=˙θ;
0=− ˙pθ
Persamaan terakhir memberikan momentum anguler yang konstan
pθ=konstan=mr
2
˙θ=mh dan
m ¨r= ˙pr=
mh
2
r
3
−
∂V (r)
∂r
14

More Related Content

What's hot (20)

Statistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracStatistik Fermi dirac
Statistik Fermi dirac
AyuShaleha
Ìý
Handout listrik-magnet-i
Handout listrik-magnet-iHandout listrik-magnet-i
Handout listrik-magnet-i
rina mirda
Ìý
Refraksi Cahaya
Refraksi CahayaRefraksi Cahaya
Refraksi Cahaya
Puspawijaya Putra
Ìý
081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz
Fakhrun Nisa
Ìý
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonik
bestricabebest
Ìý
Sifat gelombang de broglie
Sifat gelombang de broglieSifat gelombang de broglie
Sifat gelombang de broglie
SMA Negeri 9 KERINCI
Ìý
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Samantars17
Ìý
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
Risdawati Hutabarat
Ìý
Mekanika Lagrange
Mekanika LagrangeMekanika Lagrange
Mekanika Lagrange
Fachrul Rozi
Ìý
Fisika Matematika II (1 - 2) kalkulus-variasi
Fisika Matematika II (1 - 2) kalkulus-variasiFisika Matematika II (1 - 2) kalkulus-variasi
Fisika Matematika II (1 - 2) kalkulus-variasi
jayamartha
Ìý
Respon sistem dengan Bode Plot dan Nyquist
Respon sistem dengan Bode Plot dan NyquistRespon sistem dengan Bode Plot dan Nyquist
Respon sistem dengan Bode Plot dan Nyquist
Fadhly Yusuf
Ìý
Bahan magnetisasi
Bahan magnetisasiBahan magnetisasi
Bahan magnetisasi
Merah Mars HiiRo
Ìý
Penurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulanPenurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulan
nooraisy22
Ìý
Mekanika lagrange
Mekanika lagrangeMekanika lagrange
Mekanika lagrange
Fachry Dwi Agung
Ìý
2 deret fourier
2 deret fourier2 deret fourier
2 deret fourier
Simon Patabang
Ìý
Dioda
DiodaDioda
Dioda
Yuda Prasetya
Ìý
Ppt gelombang elektromagnetik
Ppt gelombang elektromagnetikPpt gelombang elektromagnetik
Ppt gelombang elektromagnetik
Stikes BTH Tasikmalaya
Ìý
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
Albara I Arizona
Ìý
Gerak parabola
Gerak parabolaGerak parabola
Gerak parabola
Sitti Rahmasari
Ìý
Laporan praktikum konstanta rydberg
Laporan praktikum konstanta rydbergLaporan praktikum konstanta rydberg
Laporan praktikum konstanta rydberg
Prisilia Meifi Mondigir
Ìý
Statistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracStatistik Fermi dirac
Statistik Fermi dirac
AyuShaleha
Ìý
Handout listrik-magnet-i
Handout listrik-magnet-iHandout listrik-magnet-i
Handout listrik-magnet-i
rina mirda
Ìý
081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz
Fakhrun Nisa
Ìý
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonik
bestricabebest
Ìý
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Samantars17
Ìý
Mekanika Lagrange
Mekanika LagrangeMekanika Lagrange
Mekanika Lagrange
Fachrul Rozi
Ìý
Fisika Matematika II (1 - 2) kalkulus-variasi
Fisika Matematika II (1 - 2) kalkulus-variasiFisika Matematika II (1 - 2) kalkulus-variasi
Fisika Matematika II (1 - 2) kalkulus-variasi
jayamartha
Ìý
Respon sistem dengan Bode Plot dan Nyquist
Respon sistem dengan Bode Plot dan NyquistRespon sistem dengan Bode Plot dan Nyquist
Respon sistem dengan Bode Plot dan Nyquist
Fadhly Yusuf
Ìý
Penurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulanPenurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulan
nooraisy22
Ìý
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
Albara I Arizona
Ìý
Laporan praktikum konstanta rydberg
Laporan praktikum konstanta rydbergLaporan praktikum konstanta rydberg
Laporan praktikum konstanta rydberg
Prisilia Meifi Mondigir
Ìý

Similar to Mekanika lagrange (20)

Agustius dian n. m0213002
Agustius dian n. m0213002Agustius dian n. m0213002
Agustius dian n. m0213002
Agustius Nugroho
Ìý
Osilasi sistem
Osilasi sistemOsilasi sistem
Osilasi sistem
Hendra Ardianto R.P Gundrunk
Ìý
Hukum kepler
Hukum keplerHukum kepler
Hukum kepler
Annisa Khoerunnisya
Ìý
Pendahuluan1
Pendahuluan1Pendahuluan1
Pendahuluan1
Dyra Kesuma
Ìý
Kinematika partikel
Kinematika partikelKinematika partikel
Kinematika partikel
Alfian Nopara Saifudin
Ìý
Dinamika lagrange
Dinamika lagrangeDinamika lagrange
Dinamika lagrange
Desy Anggreani
Ìý
Dinamika lagrange
Dinamika lagrangeDinamika lagrange
Dinamika lagrange
Desy Anggreani
Ìý
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
matematika ekonomi_topik_12_13_14_joel.pptx
matematika ekonomi_topik_12_13_14_joel.pptxmatematika ekonomi_topik_12_13_14_joel.pptx
matematika ekonomi_topik_12_13_14_joel.pptx
dwiyulia25
Ìý
Aplikasi integral
Aplikasi integralAplikasi integral
Aplikasi integral
Dw Alonlyman
Ìý
Dinamika lagrange
Dinamika lagrangeDinamika lagrange
Dinamika lagrange
Desy Anggreani
Ìý
Dinamika lagrange
Dinamika lagrangeDinamika lagrange
Dinamika lagrange
Desy Anggreani
Ìý
Rumus-rumus untuk IPhO
Rumus-rumus untuk IPhORumus-rumus untuk IPhO
Rumus-rumus untuk IPhO
Zainal Abidin Mustofa
Ìý
Medan magnet sebagai_medan_listrik
Medan magnet sebagai_medan_listrikMedan magnet sebagai_medan_listrik
Medan magnet sebagai_medan_listrik
eli priyatna laidan
Ìý
usaha dan energi
usaha dan energiusaha dan energi
usaha dan energi
thesatrinitah
Ìý
Artikel Mekanika Lagrangian Feni Fitriyani/M0213034
Artikel Mekanika Lagrangian Feni Fitriyani/M0213034Artikel Mekanika Lagrangian Feni Fitriyani/M0213034
Artikel Mekanika Lagrangian Feni Fitriyani/M0213034
Nur Latifah
Ìý
Mekanika lagrangian (miftah alfi yasin/M0213056)
Mekanika lagrangian (miftah alfi yasin/M0213056)Mekanika lagrangian (miftah alfi yasin/M0213056)
Mekanika lagrangian (miftah alfi yasin/M0213056)
miftah0412
Ìý
Osilasi.pdf
Osilasi.pdfOsilasi.pdf
Osilasi.pdf
NurEndahLizarifin1
Ìý
K alkulus perumuman teorema stokes
K alkulus   perumuman teorema stokesK alkulus   perumuman teorema stokes
K alkulus perumuman teorema stokes
Alen Pepa
Ìý
Mekanika II
Mekanika IIMekanika II
Mekanika II
adnavi
Ìý
Agustius dian n. m0213002
Agustius dian n. m0213002Agustius dian n. m0213002
Agustius dian n. m0213002
Agustius Nugroho
Ìý
Pendahuluan1
Pendahuluan1Pendahuluan1
Pendahuluan1
Dyra Kesuma
Ìý
Dinamika lagrange
Dinamika lagrangeDinamika lagrange
Dinamika lagrange
Desy Anggreani
Ìý
Dinamika lagrange
Dinamika lagrangeDinamika lagrange
Dinamika lagrange
Desy Anggreani
Ìý
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
matematika ekonomi_topik_12_13_14_joel.pptx
matematika ekonomi_topik_12_13_14_joel.pptxmatematika ekonomi_topik_12_13_14_joel.pptx
matematika ekonomi_topik_12_13_14_joel.pptx
dwiyulia25
Ìý
Aplikasi integral
Aplikasi integralAplikasi integral
Aplikasi integral
Dw Alonlyman
Ìý
Dinamika lagrange
Dinamika lagrangeDinamika lagrange
Dinamika lagrange
Desy Anggreani
Ìý
Dinamika lagrange
Dinamika lagrangeDinamika lagrange
Dinamika lagrange
Desy Anggreani
Ìý
Medan magnet sebagai_medan_listrik
Medan magnet sebagai_medan_listrikMedan magnet sebagai_medan_listrik
Medan magnet sebagai_medan_listrik
eli priyatna laidan
Ìý
usaha dan energi
usaha dan energiusaha dan energi
usaha dan energi
thesatrinitah
Ìý
Artikel Mekanika Lagrangian Feni Fitriyani/M0213034
Artikel Mekanika Lagrangian Feni Fitriyani/M0213034Artikel Mekanika Lagrangian Feni Fitriyani/M0213034
Artikel Mekanika Lagrangian Feni Fitriyani/M0213034
Nur Latifah
Ìý
Mekanika lagrangian (miftah alfi yasin/M0213056)
Mekanika lagrangian (miftah alfi yasin/M0213056)Mekanika lagrangian (miftah alfi yasin/M0213056)
Mekanika lagrangian (miftah alfi yasin/M0213056)
miftah0412
Ìý
K alkulus perumuman teorema stokes
K alkulus   perumuman teorema stokesK alkulus   perumuman teorema stokes
K alkulus perumuman teorema stokes
Alen Pepa
Ìý
Mekanika II
Mekanika IIMekanika II
Mekanika II
adnavi
Ìý

Recently uploaded (20)

PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
pinkypurpss
Ìý
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Ìý
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
Ìý
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdfBRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
Ìý
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehatKiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
ssuser7d8dcb
Ìý
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKASOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
azizwidyamukti02
Ìý
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdfPanduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Fajar Baskoro
Ìý
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Ìý
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptxDari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Syarifatul Marwiyah
Ìý
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Danantara:  Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Danantara:  Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Dadang Solihin
Ìý
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsLembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Ainul Yaqin
Ìý
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.pptenzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
ParlikPujiRahayu
Ìý
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptxPRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
NurulIlyas3
Ìý
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdf
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdfRandom Number Generator Teknik Simulasi.pdf
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdf
PratamaYulyNugraha
Ìý
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Murad Maulana
Ìý
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
Ìý
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
Ìý
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
Ìý
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
Dita835610
Ìý
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
Ìý
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
pinkypurpss
Ìý
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Ìý
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
Ìý
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdfBRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
Ìý
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehatKiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
ssuser7d8dcb
Ìý
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKASOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
azizwidyamukti02
Ìý
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdfPanduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Fajar Baskoro
Ìý
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Ìý
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptxDari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Syarifatul Marwiyah
Ìý
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Danantara:  Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Danantara:  Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Dadang Solihin
Ìý
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsLembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Ainul Yaqin
Ìý
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.pptenzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
ParlikPujiRahayu
Ìý
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptxPRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
NurulIlyas3
Ìý
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdf
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdfRandom Number Generator Teknik Simulasi.pdf
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdf
PratamaYulyNugraha
Ìý
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Murad Maulana
Ìý
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
Ìý
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
Ìý
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
Ìý
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
Dita835610
Ìý
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
Ìý

Mekanika lagrange

  • 1. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi Mekanika Lagrangian Melalui mekanika Lagrangian ini persamaan gerak Newton untuk sistem sederhana akan diberikan dengan lebih siphisticated. Koordinat Umum Posisi partikel di dalam ruang dapat ditentukan melalui 3 koordinat. Koordinat tersebut dapat berupa kartesan, bola atau silinder. Jika benda bergerak dalam bidang, maka derajat kebebasannya ada 2, jika benda bergerak dalam ruang 3D, maka derajat kebebasannya ada 3. Untuk kasus N partikel, maka kita membutuhkan 3N koordinat untuk menentukan posisi dari seluruh partikel tersebut. Jika terdapat kendala dalam sistem, maka jumlah koordinatnya < 3N. Misalnya untuk benda tegar, maka yang dibutuhkan adalah posisi pusat massa dan orientasi bendanya. Jadi hanya 6 koordinat saja. Misalnya koordinat diberi simbol q1 ,q2,⋯,qn sebagai koordinat umum. Koordinat qk bisa berupa jarak atau sudut. Jika untuk menentukan sebuah sistem, sebuah koordinat dapat bebas maka sistem tersbut disebut sistem holonomik dan sebaliknya disebut nonholonomik. Jika sistem berupa partikel, maka koordinat kasrtesan dapat dinyatakan dalam koordinat umum x=x(q) → → 1 derajat kebebasan x=x(q1, q2) y=y(q1, q2) → 2 derajat kebebasan x=x(q1, q2, q3) y=y(q1, q2, q3) z=z(q1, q2, q3) → 3 derajat kebebasan Jika q berubah dari nilai awal (q1, q2,⋯) ke nilai tetangga (q1+δq1, q2+δq2,⋯) maka perubahan tersebut kaitannya dengan koordinat kartesan δ x= ∂ x ∂ q1 dq1+ ∂ x ∂ q2 dq2+⋯ δ y= ∂ y ∂q1 dq1+ ∂ y ∂ q2 dq2+⋯ (1) 1
  • 2. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi Contoh 1. Untuk gerak partikel di dalam bidang, misal dipilih koordinat polar maka q1=r dan q2=θ sehingga x=x(r ,θ)=r cosθ , y=y(r ,θ)=r sin θ (2) δ x= ∂ x ∂r δr+ ∂ x ∂ θ δθ=cosθδr−r sin θδθ δ y= ∂ y ∂ r δ r+ ∂ y ∂ θ δθ=sinθδr+r cosθδθ (3) jika sistem terdiri atas banyak partikel dengan n derajat kebebasan, koordinat umumnya dinyatakan oleh q1, q2, ⋯,qn sehingga perubahan konfigurasi dari q1, q2, ⋯,qn ke q1+δq1, q2+δq2,⋯,qn+δqn menyebabkan perubahan dalam koordinat kartesan δ xi=∑ k n ∂ xi ∂ qk δ qk δ yi=∑ k n ∂ yi ∂ qk δqk δ zi=∑ k n ∂ zi ∂ qk δqk (4) Gaya Umum Jika benda bergeser sejauh δr karena adanya pengaruh gaya F maka kerja yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah δw=F⋅δ r=F x δ x+F y δ y+Fz δ z atau δw=∑ i Fi δ xi (5) Ungkapan tersebut tidak hanya untuk 1 partikel saja, tetapi juga untuk banyak partikel. Untuk 1 partikel i: 1 → 3, untuk N partikel i: 1 → 3N. Jika δ xi kemudian dinyatakan dalam koordinat umum, maka δw=∑ i (Fi∑ k ∂ xi ∂ qk δqk ) δw=∑ i (∑ k Fi ∂ xi ∂ qk δqk ) δw=∑ k (∑ i Fi ∂ xi ∂ qk )δqk δw=∑ k Qk δqk (6) 2
  • 3. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi dimana Qk =∑ i Fi ∂ xi ∂ qk → Gaya umum (7) Gaya Umum untuk sistem konsevatif Partikel yang berada dalam medan konservatif, gayanya dinyatakan oleh Fi=− ∂ V ∂ xi (8) sehingga gaya umum dalam medan konservatif dinyatakan oleh Qk =∑ i − ∂ V ∂ xi ∂ xi ∂ qk Qk =− ∂V ∂qk (9) Misal untuk koordinat polar dimana q1=r dan q2=θ maka gaya umumnya adalah Qr=− ∂ V ∂ r ; Qθ=− ∂ V ∂ θ (10) Persamaan Lagrange Untuk memperoleh persamaan differensial tentang gerak, maka kita mulai dengan ungkapan Fi=m ¨xi (11) Energi kinetik yang dimiliki oleh N partikel adalah T=∑ i N 1 2 m( Ë™xi+ Ë™yi+ Ë™zi) =∑ i 3N 1 2 m Ë™xi (12) dimana xi merupakan fungsi koordinat umum xi≡xi(q1, q2, q3,⋯,qn ,t ) , sehingga Ë™xi=∑ k ∂ xi ∂ qk Ë™qk + ∂ xi ∂ t (13) ingat bahwa i=1,⋯,3 N → menyatakan jumlah partikel k=1,⋯,n → menyatakan jumlah derajat kebebasan Apabila xi bukan fungsi t, maka diperoleh ungkapan 3
  • 4. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi ∂ Ë™xi ∂ Ë™qk = ∂ xi ∂ qk (14) Jika kedua ruas dikalikan dengan Ë™xi kemudian diturunkan terhadap t, maka diperoleh d dt (Ë™xi ∂ Ë™xi ∂ Ë™qk )= d dt (Ë™xi ∂ xi ∂ qk ) = ¨xi ∂ xi ∂ qk + Ë™xi ∂ Ë™xi ∂ qk d dt (∂( Ë™xi 2 2 ) ∂ Ë™qk )= ¨xi ∂ xi ∂ qk + ∂( Ë™xi 2 ) ∂qk (15) dengan mengalikan kedua ruas dengan m d dt (∂( m Ë™xi 2 2 ) ∂ Ë™qk )=m ¨xi ∂ xi ∂ qk + ∂( m Ë™xi 2 ) ∂ qk d dt (∂T ∂ Ë™qk )=Fi ∂ xi ∂ qk + ∂ T ∂ qk (16) dengan menjumlah ke seluruh I d dt (∂T ∂ Ë™qk )=∑ i Fi ∂ xi ∂ qk + ∂ T ∂ qk (17) maka d dt (∂T ∂ Ë™qk )=Qk + ∂T ∂ qk (18) Persamaan (18) inilah yang disebut persamaan Lagrange. Untuk gerak konservatif dimana Q=− ∂V ∂qk , maka ungkapan (18) dapat ditulis kembali menjadi d dt (∂T ∂ Ë™qk )= ∂T ∂ qk − ∂V ∂qk (19) Jika diberikan fungsi Lagrange L=T−V (20) 4
  • 5. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi dimana T dan V dinyatakan dalam koordinat umum V≡V (qk ) → ∂V ∂ Ë™qk =0 , maka ∂ L ∂ Ë™qk = ∂ T ∂ Ë™qk dan ∂ L ∂qk = ∂ T ∂ qk − ∂ V ∂ qk (21) sehingga persamaan Lagrange untuk sistem yang konservatif adalah d dt (∂ L ∂ Ë™qk )= ∂ L ∂ qk (22) Jadi, persamaan diferensial gerak untuk sistem konservatif dapat diperoleh jika fungsi Lagrange dalam set koordinat diketahui. Jika gaya umumnya tidak konservatif, misal Q 'k (misal ada gaya gesek) dan sebagian dapat diturunkan → fungsi potensial V yaitu Qk =Q 'k − ∂ V ∂ qk (23) maka dari L=T−V diperoleh d dt (∂ L ∂ Ë™qk )=Q' k + ∂ L ∂qk (24) Aplikasi persamaan Lagrange Untuk mengaplikasikan persamaan Lagrange maka langkah-langkahnya adalah 1. Pilih koordinat yang sesuai untuk menggambarkan konfigurasi dari sistem tersebut. 2. Tentukan T sebagai fungsi koordinat dan turunan waktu. 3. Jika sistem konservatif maka carilah V sebagai fungsi koordinat, jika sistem nonkonservatif maka carilah gaya umumnya → Qk . 4. Persamaan diferensial gerak diberikan oleh 1. d dt (∂T ∂ Ë™qk )=Qk + ∂T ∂ qk , d dt (∂ L ∂ Ë™qk )= ∂ L ∂ qk atau d dt (∂ L ∂ Ë™qk )=Q' k + ∂L ∂qk . Contoh 2. Osilator harmonik Ditinjau sebuah osilator harmonik dimana terdapat gaya redaman yang sebanding dengan kecepatan. Jadi sistem adalah nonkonservatif. Jika x adalah pergeseran, maka fungsi Lagrangenya adalah 5
  • 6. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi L=T−V = 1 2 m Ë™x 2 − 1 2 k x 2 dimana m adalah massa benda dan K adalah parameter stiffness. Dengan mengaplikasikan pers. Lagrange, dimana (∂ L ∂ Ë™xk )=m Ë™x dan ∂ L ∂ x =−Kx dengan kehadiran gaya redaman yang sebanding dengan kecepatan yaitu −c Ë™x maka persamaan geraknya menjadi d dt (m Ë™x)=−c Ë™x−Kx m ¨x+c Ë™x+ Kx=0 Conto 3. Partikel tunggal di dalam medan central Marilah kita mencari persamaan gerak Lagrange untuk partikel yang bergerak di dalam bidang di bawah medan central. Dalam hal ini kita memilih koordinat polar q1=r dan q2=θ , maka r=r er T= 1 2 mv 2 = 1 2 m( Ë™r 2 +r 2 ˙θ 2 ) V=V (r) L=T−V = 1 2 m( Ë™r 2 +r 2 ˙θ 2 )−V (r) Kemudian ∂ L ∂ Ë™r =m Ë™r , ∂ L ∂ r =mr θ 2 − f (r); ∂ L ∂ ˙θ =m r 2 ˙θ , ∂ L ∂θ =0 Karena sistemnya adalah konservatif, maka persamaan geraknya adalah d dt (m Ë™r)=mr θ 2 − f (r) → m ¨r−mr θ2 + f (r)=0 d dt (mr 2 ˙θ)=0 → mr 2 ˙θ=constan Contoh 5. Mesin Atwood Diketahui mesin atwood terdiri atas dua massa m1 dan m2 yang diikat pada masing- 6
  • 7. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi masing ujungnya. Sistem hanya memiliki 1 derajat kebebasan. Koordinat x mewakili konfigurasi sistem, dimana x adalah jarak vertikal massa m1 dari katrol. Laju anguler katrol adalah Ë™x/a , dengan a adalah radius. Energi kinetik sistem adalah T= 1 2 m1 Ë™x 2 + 1 2 I Ë™x 2 a 2 + 1 2 m2 Ë™x 2 dimana I adalah momen inersia katrol. Energi potensial sistem adalah V=−m1 gx−m2 g(l−x) Fungsi Lagrangenya adalah L= 1 2 m1 Ë™x2 + 1 2 I Ë™x 2 a 2 + 1 2 m2 Ë™x2 +m1 gx−m2 g(x−l) ∂ L ∂ Ë™x =m1 Ë™x+I Ë™x a 2 +m2 Ë™x ∂ L ∂ x =m1 g−m2 g sehingga menghasilkan d dt (m1 Ë™x+ I Ë™x a 2 +m2 Ë™x)=(m1+m2)g (m1+m2+ I a2 ) ¨x=(m1−m2) g ¨x= m1−m2 m1+m2+ I a 2 g Dari ungkapan percepatan tersebut dapat diketahui bahwa apabila m1>m2 maka m1 akan bergerak turun dengan percepatan konstan, sebaliknya jika m1<m2 maka m1 akan bergerak ke atas dengan percepatan konstan. Contoh 6. Katrol ganda Diketahui sistem katrol ganda, dimana satu katrol bergerak bebas. Sistem ini jelas memiliki dua derajat kebebasan. Kita akan menentukan konfigurasi sistem dengan koordinat x dan x'. Dalam kasus ini, diabaikan massa dari katrol sehingga sekarang kita dapat menentukan energi kinetik 7
  • 8. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi dan potensialnya sebagai berikut T= 1 2 m1 Ë™x 2 + 1 2 m2( Ë™x'− Ë™x) 2 + 1 2 m3( Ë™x+ Ë™x' ) 2 V=−m1 gx−m2 g(l−x+ x' )−m3 g(l−x+l '−x' ) L=T−V = 1 2 m1 Ë™x 2 + 1 2 m2( Ë™x ' 2 −2 Ë™x Ë™x '+ Ë™x 2 )+ 1 2 m3( Ë™x 2 +2 Ë™x Ë™x '+ Ë™x' 2 )+m1 gx+m2 g (l−x+x ')+m3 g(l−x+l '−x' ) ∂ L ∂ Ë™x =m1 Ë™x+m2(−˙x '+ Ë™x)+m3( Ë™x+ Ë™x' ) → ∂ L ∂ x =m1 g−m2 g−m3 g d dt (∂ L ∂ Ë™x )= ∂ L ∂ x →→(m1+m2+m3) ¨x+(m3−m2) ¨x' =(m1−m2−m3) g ∂ L ∂ Ë™x' =m2 Ë™x'−m2 Ë™x+m3 Ë™x+m3 Ë™x ' → ∂ L ∂ x ' =m2 g−m3 g d dt (∂ L ∂ x )= ∂ L ∂ x →→m2( ¨x' −¨x)+m3( ¨x+ ¨x' )=(m2−m3) g Contoh 6. Gerak partikel pada bidang miring yang sedang bergerak Ditinjau sebuah partikel bergerak pada bidang miring yang licin, dimana bidang tersebut juga sedang bergerak. Disini terdapat 2 derajat kebebasan yaitu x dan x'. Tentukan persamaan gerak partikel tersebut. Energi kinetik dan energi potensial sistem masing-masing adalah T= 1 2 M Ë™x 2 + 1 2 m v 2 = 1 2 M Ë™x 2 + 1 2 m( Ë™x 2 +2 Ë™x Ë™x ' cosθ+ Ë™x ' 2 ) V=−mg x ' sin θ L=T−V = 1 2 M Ë™x 2 + 1 2 mv 2 = 1 2 M Ë™x 2 + 1 2 m( Ë™x 2 +2 Ë™x Ë™x' cosθ+ Ë™x' 2 )+mg x' sin θ ∂ L ∂ Ë™x =M Ë™x+m Ë™x+m Ë™x' cosθ , ∂ L ∂ x =0 → d dt ( ∂ L ∂ Ë™x )=0 M ¨x+m ¨x+m ¨x' cosθ=0 ∂ L ∂ Ë™x' =m Ë™xcosθ+m Ë™x' , ∂ L ∂ x' =mg sin θ d dt ( ∂ L ∂ Ë™x' )= ∂ L ∂ x' →→m ¨xcosθ+m ¨x' =mg sin θ dengan menyelesaikan untuk ¨x dan ¨x ' diperoleh 8
  • 9. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi ¨x= −gsin θ cosθ m+M m −cosθ , ¨x' = g sin θ 1− mcos 2 θ m+M Momentum umum. Koordinat Pandanglah sebuah partikel bergerak dalam garis lurus. Energi kinetik yang dimiliki adalah T= 1 2 m Ë™x 2 Momentum partikel dalam diperoleh dari besaran ∂T /∂ Ë™x , yaitu p= ∂T ∂ Ë™x (26) Dalam kasus dimana sistem dideskripsikan dalam koordinat umum q1 ,q2 ,q3 ,...,qn , maka besaran pk didefinisikan oleh pk = ∂ L ∂ Ë™qk (27) dan disebut momentum umum. Misal, salah satu koordinat tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam L (misal qλ , maka Ë™pλ= ∂ L ∂qλ =0 (28) atau pλ=0 . Koordinat qλ dikatakan sebagai koordinat yang dapat diabaikan. Momentum umum yang bersesuaian dengan koordinat yang diabaikan merupakan konstanta geraka sistem. Sebagai contoh, untuk partikel yang bergerak dalam bidang miring yang licin bahwa koordinat x (posisi bidang) tidak masuk dalam fungsi Lagrange L. Dalam hal ini, koordinat x adalah koordinat yang diabaikan, dan px= ∂ L ∂ Ë™x =M Ë™x+m Ë™x+m Ë™x' cosθ=constant px disini merupakan total komponen momentum linier pada koordinat x, dan berarti tidak ada gaya horizontal yang bekerja partikel sehingga momentumnya konstan. Contoh lain untuk koordinat terabaikan adalah pada gerak partikel di dalam medan central. Dalam koordinat polar 9
  • 10. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi L= 1 2 m( Ë™r 2 +r 2 ˙θ 2 )−V (r) dalam hal ini θ adalah koordinat terabaikan sehingga pθ=mr 2 ˙θ=constant yang merupakan momentum anguler di sekitar origin. Contoh 8. Pendulum sferis Ditinjau sebuah benda bergerak bebas di dalam permukaan mangkok. Hal ini bisa digambarkan sebagai sebuah bandul dengan panjang tali l dan dapat bergerak bebas melintasi lintasan yang membentuk sudut θ atau Ï• . Dalam hal ini benda memiliki 2 derajat kebebasan. Konfigurasi benda dapat dijelaskan dengan koordinat θ dan Ï• . Energi kinetik dan energi potensial yang dimiliki oleh benda adalah T= 1 2 mv 2 = 1 2 ml 2 ( ˙θ 2 + ˙ϕ2 sin 2 θ ) dan V=mgl(1−cosθ) dengan mengingat bahwa v=Ë™r er+r ˙θ eθ+r ˙ϕ eÏ• L=T−V = 1 2 mv 2 = 1 2 ml 2 ( ˙θ 2 + ˙ϕ2 sin 2 θ )−mgl(1−cosθ) ∂ L ∂ ˙θ =ml 2 ˙θ → d dt ∂ L ∂ ˙θ =ml 2 ¨θ ; ∂ L ∂θ =ml 2 ˙ϕ2 sinθ cosθ −mgl sinθ Jadi , ml 2 ¨θ =ml 2 ˙ϕ2 sinθ cosθ −mgl sinθ ∂ L ∂ ˙ϕ =ml 2 ˙ϕ sin 2 θ → d dt ∂ L ∂ ˙ϕ =ml 2 ¨ϕ sin 2 θ ; ∂ L ∂ϕ =0 Jadi , pÏ•=0 dengan demikian dalam kasus ini Ï• merupakan koordinat yang terabaikan. Jika diperhatikan, ketika tidak terjadi perubahan pada kordinat Ï• → ˙ϕ=0 , maka kita memiliki ¨θ + g l sinθ =0 yang tidak lain merupakan persamaan bandul sederhana. Prinsip Variasi Hamilton. Cara lain menurunkan persamaan Lagrange Sejauh ini, pengkajian terhadap mekanika didasarkan pada hukum gerak Newton. Dalam bagian awal dari bab ini, ketika kita menurunkan persamaan Lagrange, kita menggunakan hukum kedua Newton sebagai asumsi. Nah, dalam bagian ini kita akan menurunkan persamaan Lagrange 10
  • 11. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi tersebut bukan berdasarkan hukum kedua Newton melainkan dengan meode baru yang disebut prinsip variasi Hamilton. Sir William R. Hamilton menjelaskan bahwa gerak setiap sistem terjadi dengan cara dimana integral ∫ t1 t2 L dt (29) selalu dalam asumsi bernilai ekstrem, dimana L = T -V merupakan fungsi Lagrange dari sistem tersebut. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa prinsip Hamilton menyatakan bahwa semua kemungkinan sistem yang dapat berubah berada dalam interval waktu berhingga t2−t1 bisa bernilai maksimum atau minimum. Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam ungkapan matematis δ∫ t1 t2 Ldt=0 (30) dimana δ menyatakan variasi sempit. Variasi ini diperoleh dengan cara mengambil lintasan integrasi yang berbeda dengan memvariasi koodinat umum dan kecepatan umum sebagai fungsi t. Untuk menunjukkan bahwa persamaan di atas akan menuju langsung ke persamaan gerak Lagrange, maka kita akan menghitung variasi tersebut secara eksplisit dengan mengasumsikan bahwa L sebagai fungsi koordinat umum qk dan kecepatan umum Ë™qk . Selanjutnya, kita punya δ∫ t1 t2 Ldt=∫ t1 t2 δ L dt=∫ t1 t2 ∑ k (∂ L ∂ qk δqk + ∂ L ∂ Ë™qk δ Ë™qk )dt=0 11
  • 12. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi Sekarang δqk sama dengan selisih dari dua fungsi waktu berlainan, sehingga δ Ë™qk= d dt δ qk Dengan mengintegralkan suku terakhir dengan metode integral bagian maka diperoleh ∫ t1 t2 ∑ k ∂ L ∂ Ë™qk δ Ë™qk= [∑ k ∂ L ∂ Ë™qk δqk ]t1 t2 −∫ t1 t2 ∑ k d dt ∂ L ∂ Ë™qk δ qk dt tetapi, untuk nilai pasti dari limit t1 dan t2 , maka variasi δqk=0 pada t1 dan t2 sehingga menghasilkan nilai nol untuk suku pertama. Dengan demikian δ∫ t1 t2 Ldt=∫ t1 t2 ∑ k [∂ L ∂ qk − d dt ∂ L ∂ Ë™qk ]δqk dt=0 (31) Jika koordinat umum qk semuanya sembarang, maka variasinya δqk juga sembarang. Oleh karena itu suku di dalam integral harus sama dengan nol. jadi ∂ L ∂qk − d dt ∂ L ∂ Ë™qk =0, k=1,2,...,n Persamaan tersebut tidak lain adalah persamaan gerak Lagrange. Penurunan di atas telah diasumsikan bahwa fungsi potensil ada atau sistem konservatif. Fungsi Hamiltonian. Persamaan Hamiltonian Pandanglah fungsi berikut dalam koordinat umum H =∑ Ë™qk pk −L (32) Untuk sistem dinamik sederhana, T merupakan fungsi kuadrat dari Ë™qk dan V adalah fungsi q saja. Jadi L=T (qk , Ë™qk)−V (qk ) (33) Dari teorema Euler untuk fungsi homogen dimana x1 df dx1 + x2 df dx2 +x3 df dx3 +...+xn df dxn =nf (34) maka kita punya ∑ k Ë™qk pk =∑ Ë™qk ∂ L ∂ Ë™qk =∑ k Ë™qk ∂ L ∂ Ë™qk =2T Sehingga 12
  • 13. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi H =∑ Ë™qk pk −L=2T−(T −V )=T +V (35) yakni bahwa fungsi H sama dengan energi total dari sistem yang ditinjau. Jika terdapat n persamaan pk = ∂ L ∂ Ë™qk , k=1,2,3,...,n sebagai penyelesaian dari Ë™q dalam p dan q: Ë™qk= Ë™qk ( pk ,qk ) Dari persamaan ini kita dapat menyatakan H sebagai fungsi p dan q, yaitu H ( pk ,qk)=∑ k pk Ë™qk ( pk ,qk )−L Sekarang kita menghitung variasi dari fungsi H yang bersesuaian dengan δ pk , δqk : δ H =∑ k [pk δ Ë™qk + Ë™qk δ pk− ∂ L ∂ Ë™qk δ Ë™qk − ∂ L ∂ qk δ qk ] Suku pertama dan ketiga hilang karena pk =∂ L/∂ Ë™qk . Mengingat Ë™pk =∂ L/∂qk , maka diperoleh δ H=∑ k [ Ë™qk δ pk− Ë™pk δqk ] Sekarang variasi H dapat dinyatakan kembali oleh persamaan δ H =∑ k [∂ H ∂ pk δ pk − ∂ H ∂ qk δqk ] sehingga ∂ H ∂ pk = Ë™qk ∂ H ∂ qk =− Ë™pk (36) Ungkapan (36) inilah yang disebut persamaan gerak kanonik Hamilton. Contoh 10. Dapatkan persamaan gerak Hamilton untuk osilator harmonik 1D. T= 1 2 m Ë™x 2, V = 1 2 Kx 2 p= ∂T ∂ Ë™x =m Ë™x , Ë™x= p m sehingga H =T +V = 1 2m p 2 + K 2 x 2 13
  • 14. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi Persamaan geraknya ∂ H ∂ p =Ë™x ∂ H ∂ x =− Ë™p p m =Ë™x , Kx=− Ë™p Dengan menggunakan persmaan pertama, maka persamaan kedua dapat ditulis menjadi Kx=− d dt (m Ë™x) →m ¨x+Kx=0 Contoh 11. Dapatkan persamaan gerak hamilton untuk partikel di dalam medan sentral. Energi kinetik dan potensial partikel adalah T = 1 2 m( Ë™r2 +r2 ˙θ 2 ), V =V (r) pr= ∂ T ∂ Ë™r =m Ë™r →˙r= pr m ; pθ= ∂T ∂ ˙θ =mr 2 ˙θ → ˙θ = pθ mr 2 H =T +V = 1 2m (pr 2 + pθ 2 r2 )+V (r) Persamaan Hamiltonian ∂ H ∂ pr =Ë™r ∂ H ∂ r =− Ë™pr ; ∂ H ∂ pθ =˙θ ∂ H ∂θ =− Ë™ptheta ; p m =Ë™x , Kx=− Ë™p Selanjutnya pr=Ë™r ; ∂V (r) ∂ r − pθ 2 mr 3 =− Ë™pr ; pθ mr2 =˙θ; 0=− Ë™pθ Persamaan terakhir memberikan momentum anguler yang konstan pθ=konstan=mr 2 ˙θ=mh dan m ¨r= Ë™pr= mh 2 r 3 − ∂V (r) ∂r 14