Teknik Lagrangian dan Hamiltonian merupakan pengembangan dari hukum Newton yang memungkinkan penyelesaian masalah mekanika yang lebih rumit dengan menggunakan koordinat umum dan pendekatan energi. Kedua teknik tersebut menggunakan koordinat posisi dan momentum serta menghasilkan persamaan diferensial orde satu.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan dari mata kuliah Fisika Inti yang mencakup: (1) susunan dan sifat inti atom termasuk hipotesa penyusun inti, jari-jari dan kerapatan inti, (2) energi ikat inti dan model-model inti, serta (3) cara mengukur massa inti menggunakan spektrometer massa.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Ekspansi multipole merupakan rangkaian matematika yang mewakili fungsi potensial yang tergantung pada sudut dan dipengaruhi oleh distribusi muatan.
2. Kontribusi terbesar pada potensial berasal dari suku dipole apabila muatan total sama dengan nol, sedangkan bila muatan total tidak nol maka dominan adalah suku monopole.
3. Potensial dipole pada jarak jau
Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat melewati bidang batas dua medium yang tembus cahaya tapi berbeda indeks biasnya. Pembiasan cahaya sanga mempengaruhi penglihatan pengamat. Jika cahaya yang merambat pada suatu medium berpindah ke medium yang lain, maka pada batas kedua medium tersebut akan terjadi pembiasan atau pembelokan arah. Hal ini disebabkan karena kecepatan cahaya dalam kedua medium tersebut tidak sama. Semakin besar kerapatan suatu medium, makin kecil kecepatan cahaya yang melewatinya.
Eksperimen Franck-Hertz bertujuan untuk menentukan energi eksitasi elektron dan panjang gelombang foton emisi dari atom neon. Mahasiswa mengukur arus elektron yang mencapai plat anoda pada berbagai tegangan pemercepat untuk memperoleh grafik hubungan antara tegangan dan arus. Dari grafik diperoleh nilai tegangan kritis yang menunjukkan energi eksitasi atom neon dan panjang gelombang foton yang diemisikan. Hasilnya adal
Makalah ini membahas osilator harmonik dan pembahasan mencakup definisi osilator harmonik, jenis osilator linier dan non linier, osilator harmonik sederhana, energi osilator harmonik sederhana, dan aplikasi osilator harmonik dalam kehidupan sehari-hari.
Dokumen ini menjelaskan Persamaan Schrodinger, yang merupakan persamaan penting untuk menjelaskan perilaku elektron. Persamaan ini dikembangkan dari konsep mekanika klasik dan mekanika kuantum, dan solusinya dapat menunjukkan sifat diskrit energi elektron. Pemisahan variabel digunakan untuk mendapatkan Persamaan Schrodinger bebas waktu.
PENDAHULUAN
Mekanika merupakan cabang ilmu fisika yang berhubungan dengan benda, yaitu ilmu yang mempelajari gerak benda, baik benda yang diam (statis) maupun benda yang bergerak (kinematika dan dinamika). Kinematika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda tersebut, sedangkam dinamika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda dengan memperhatikan atau memperhitungkan penyebab gerak benda tersebut. Masalah mekanika merupakan hal yang cukup penting dalam perkembangan ilmu fisika untuk kita pelajari karena masalah mekanika sangat erat kaitannya dengan peristiwa yang tejadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagaimana kita ketahui bahwa fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala alam yang dapat diamati dan diukur, dan kasus mekanika merupakan salah satu gejala alam yang dapat diamati dan diukur.
Dalam perkembangannya, mekanika dibagi dalam menjadi dua yaitu mekanika klasik dan mekanika kuantum. Mekanika klasik dititik beratkan pada benda-benda yang bergerak dengan kecepatan jauh dibawah kecepatan cahaya, sedangkan mekanika kuantum dititik beratkan pada benda-benda yang bergerak mendekati kecepatan cahaya.
MEKANIKA LAGRANGE
Mekanika Lagrange merupakan suatu metode penyelesaian persoalan mekanika yang tidak mudah diselesaikan dengan Mekanika Newton. Posisi sebuah partikel dalam l ruang dapat dinyatakan dengan menggunakan tiga jenis koordinat; dapat berupa koordinat kartesian, koordinat polar atau koordinat silinder. Dimisalkan jika suatu partikel bergerak dalam suatu bidang (memiliki derajat kebebasan 2 yaitu sumbu x dan y), dalam suatu ruang (memiliki derajat kebebasan 3 yaitu sumbu x, y, dan z). Jika sistem yang ditinjau mengandung N partikel, maka diperlukan paling kurang 3 N koordinat untuk menyatakan posisi semua partikel. Secara umum, terdapat n jumlah minimum koordinat yang diperlukan untuk menyatakan konfigurasi sistem. Koordinat-koordinat tersebut dinyatakan dengan:
q_1,q_2,…,q_n
yang disebut dengan koordinat umum (generalized coordinates). Koordinat q_k dapat saja berupa sudut atau jarak. Tiap koordinat dapat berubah secara bebas terhadap lainnya (holonomic). Jumlah koordinat n dalam hal ini disebut dengan derajat kebebasan sistem tersebut.
Dalam sistem yang nonholonomic, masing-masing koordinat tidak dapat berubah secara bebas satu sama lain, yang berarti bahwa banyaknya derajat kebebasan adalah lebih kecil dari jumlah minimum koordinat yang diperlukan untuk menyatakan konfigurasi sistem. Salah satu contoh sistem nonholonomic adalah sebuah bola yang dibatasi meluncur pada sebuah bidang kasar. Lima koordinat diperlukan untuk menyatakan konfigurasi sistem, yakni dua koordinat untuk menyatakan posisi pusat bola dan tiga koordinat untuk menyatakan perputarannya. Dalam hal ini, koordinat-koordinat tersebut tidak dapat berubah semuanya secara bebas. Jika bola tersebut menggelinding, paling kurang dua koordinat mesti berubah. Dalam pembahasan selanjutnya
Fisika Matematika II (1 - 2) kalkulus-variasijayamartha
Ìý
Materi perkuliahan membahas metode Euler untuk menyelesaikan persamaan diferensial dengan menggunakan taksiran langsung terhadap turunan pertama. Metode ini dijelaskan lewat contoh penyelesaian persamaan diferensial pada interval 0 hingga 1 dengan langkah 0,25 untuk mendapatkan nilai y.
1. Dokumen ini membahas tentang klasifikasi bahan magnetik, termasuk diamagnetik, paramagnetik, dan feromagnetik.
2. Jenis magnetisme bahan bergantung pada respon terhadap medan magnet eksternal dan nilai suseptibilitasnya.
3. Bahan feromagnetik dapat menjadi magnet permanen yang kuat.
1. Persamaan Snellius menyatakan bahwa rasio sinus sudut datang dan sinus sudut bias pada dua medium yang berbeda adalah konstan.
2. Persamaan ini dapat diturunkan dari prinsip Fermat yang menyatakan sinar cahaya akan memilih jalur waktu terpendek saat berpindah medium.
3. Persamaan Snellius berlaku untuk pemantulan dan pembiasan cahaya.
Dokumen tersebut membahas sistem kendali dalam koordinat umum, termasuk posisi partikel, koordinat umum, derajat kebebasan, dan penurunan persamaan Lagrange. Secara khusus, dibahas cara menyatakan posisi partikel dalam sistem dengan koordinat umum, konsep sistem kendali, dan penggunaan koordinat kartesius dan koordinat umum untuk menyatakan gerak partikel tunggal dan sistem.
1. Dokumen ini membahas tentang deret Fourier dan ekspansi fungsi periodik menjadi deret Fourier.
2. Deret Fourier dapat digunakan untuk mengaproksimasi fungsi periodik dengan mengekspresikannya sebagai jumlah deret trigonometri.
3. Terdapat dua cara untuk mengembangkan fungsi yang hanya terdefinisi pada setengah periode menjadi deret Fourier yaitu dengan memperluasnya menjadi fungsi genap atau ganjil.
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)Albara I Arizona
Ìý
Dokumen tersebut membahas sistem koordinat kartesius, silinder, dan bola beserta transformasinya, serta penerapannya dalam menyelesaikan masalah vektor dan menghitung luas permukaan.
Dokumen ini membahas tentang gerak parabola dan eksperimen yang dirancang untuk menyelidiki pengaruh sudut elevasi terhadap jarak tempuh peluru. Teori gerak parabola dipaparkan dan alat sederhana berupa pelontar peluru dibuat untuk melakukan eksperimen dengan variabel manipulasi sudut elevasi dan variabel respon jarak tempuh serta kecepatan awal peluru.
Eksperimen ini bertujuan menentukan konstanta Rydberg dengan menganalisis spektrum atom Merkuri dan Helium menggunakan spektrometer. Sampel uji ditempatkan di depan kolimator sementara kisi difraksi digunakan untuk memisahkan warna spektrum. Sudut pelurus dan simpangan setiap warna dicatat untuk menghitung panjang gelombangnya. Dengan menggunakan persamaan Rydberg, konstanta Rydberg diperoleh untuk setiap
Dokumen tersebut membahas tentang osilasi sistem mikroprosesor. Ia menjelaskan pengertian osilasi dan contohnya seperti getaran gelombang bunyi. Jenis gerak osilasi yang dijelaskan adalah gerak harmonis sederhana pada sistem benda dan pegas serta bandul. Dibahas pula energi yang terkandung dalam osilasi tersebut.
Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat melewati bidang batas dua medium yang tembus cahaya tapi berbeda indeks biasnya. Pembiasan cahaya sanga mempengaruhi penglihatan pengamat. Jika cahaya yang merambat pada suatu medium berpindah ke medium yang lain, maka pada batas kedua medium tersebut akan terjadi pembiasan atau pembelokan arah. Hal ini disebabkan karena kecepatan cahaya dalam kedua medium tersebut tidak sama. Semakin besar kerapatan suatu medium, makin kecil kecepatan cahaya yang melewatinya.
Eksperimen Franck-Hertz bertujuan untuk menentukan energi eksitasi elektron dan panjang gelombang foton emisi dari atom neon. Mahasiswa mengukur arus elektron yang mencapai plat anoda pada berbagai tegangan pemercepat untuk memperoleh grafik hubungan antara tegangan dan arus. Dari grafik diperoleh nilai tegangan kritis yang menunjukkan energi eksitasi atom neon dan panjang gelombang foton yang diemisikan. Hasilnya adal
Makalah ini membahas osilator harmonik dan pembahasan mencakup definisi osilator harmonik, jenis osilator linier dan non linier, osilator harmonik sederhana, energi osilator harmonik sederhana, dan aplikasi osilator harmonik dalam kehidupan sehari-hari.
Dokumen ini menjelaskan Persamaan Schrodinger, yang merupakan persamaan penting untuk menjelaskan perilaku elektron. Persamaan ini dikembangkan dari konsep mekanika klasik dan mekanika kuantum, dan solusinya dapat menunjukkan sifat diskrit energi elektron. Pemisahan variabel digunakan untuk mendapatkan Persamaan Schrodinger bebas waktu.
PENDAHULUAN
Mekanika merupakan cabang ilmu fisika yang berhubungan dengan benda, yaitu ilmu yang mempelajari gerak benda, baik benda yang diam (statis) maupun benda yang bergerak (kinematika dan dinamika). Kinematika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda tersebut, sedangkam dinamika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda dengan memperhatikan atau memperhitungkan penyebab gerak benda tersebut. Masalah mekanika merupakan hal yang cukup penting dalam perkembangan ilmu fisika untuk kita pelajari karena masalah mekanika sangat erat kaitannya dengan peristiwa yang tejadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagaimana kita ketahui bahwa fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala alam yang dapat diamati dan diukur, dan kasus mekanika merupakan salah satu gejala alam yang dapat diamati dan diukur.
Dalam perkembangannya, mekanika dibagi dalam menjadi dua yaitu mekanika klasik dan mekanika kuantum. Mekanika klasik dititik beratkan pada benda-benda yang bergerak dengan kecepatan jauh dibawah kecepatan cahaya, sedangkan mekanika kuantum dititik beratkan pada benda-benda yang bergerak mendekati kecepatan cahaya.
MEKANIKA LAGRANGE
Mekanika Lagrange merupakan suatu metode penyelesaian persoalan mekanika yang tidak mudah diselesaikan dengan Mekanika Newton. Posisi sebuah partikel dalam l ruang dapat dinyatakan dengan menggunakan tiga jenis koordinat; dapat berupa koordinat kartesian, koordinat polar atau koordinat silinder. Dimisalkan jika suatu partikel bergerak dalam suatu bidang (memiliki derajat kebebasan 2 yaitu sumbu x dan y), dalam suatu ruang (memiliki derajat kebebasan 3 yaitu sumbu x, y, dan z). Jika sistem yang ditinjau mengandung N partikel, maka diperlukan paling kurang 3 N koordinat untuk menyatakan posisi semua partikel. Secara umum, terdapat n jumlah minimum koordinat yang diperlukan untuk menyatakan konfigurasi sistem. Koordinat-koordinat tersebut dinyatakan dengan:
q_1,q_2,…,q_n
yang disebut dengan koordinat umum (generalized coordinates). Koordinat q_k dapat saja berupa sudut atau jarak. Tiap koordinat dapat berubah secara bebas terhadap lainnya (holonomic). Jumlah koordinat n dalam hal ini disebut dengan derajat kebebasan sistem tersebut.
Dalam sistem yang nonholonomic, masing-masing koordinat tidak dapat berubah secara bebas satu sama lain, yang berarti bahwa banyaknya derajat kebebasan adalah lebih kecil dari jumlah minimum koordinat yang diperlukan untuk menyatakan konfigurasi sistem. Salah satu contoh sistem nonholonomic adalah sebuah bola yang dibatasi meluncur pada sebuah bidang kasar. Lima koordinat diperlukan untuk menyatakan konfigurasi sistem, yakni dua koordinat untuk menyatakan posisi pusat bola dan tiga koordinat untuk menyatakan perputarannya. Dalam hal ini, koordinat-koordinat tersebut tidak dapat berubah semuanya secara bebas. Jika bola tersebut menggelinding, paling kurang dua koordinat mesti berubah. Dalam pembahasan selanjutnya
Fisika Matematika II (1 - 2) kalkulus-variasijayamartha
Ìý
Materi perkuliahan membahas metode Euler untuk menyelesaikan persamaan diferensial dengan menggunakan taksiran langsung terhadap turunan pertama. Metode ini dijelaskan lewat contoh penyelesaian persamaan diferensial pada interval 0 hingga 1 dengan langkah 0,25 untuk mendapatkan nilai y.
1. Dokumen ini membahas tentang klasifikasi bahan magnetik, termasuk diamagnetik, paramagnetik, dan feromagnetik.
2. Jenis magnetisme bahan bergantung pada respon terhadap medan magnet eksternal dan nilai suseptibilitasnya.
3. Bahan feromagnetik dapat menjadi magnet permanen yang kuat.
1. Persamaan Snellius menyatakan bahwa rasio sinus sudut datang dan sinus sudut bias pada dua medium yang berbeda adalah konstan.
2. Persamaan ini dapat diturunkan dari prinsip Fermat yang menyatakan sinar cahaya akan memilih jalur waktu terpendek saat berpindah medium.
3. Persamaan Snellius berlaku untuk pemantulan dan pembiasan cahaya.
Dokumen tersebut membahas sistem kendali dalam koordinat umum, termasuk posisi partikel, koordinat umum, derajat kebebasan, dan penurunan persamaan Lagrange. Secara khusus, dibahas cara menyatakan posisi partikel dalam sistem dengan koordinat umum, konsep sistem kendali, dan penggunaan koordinat kartesius dan koordinat umum untuk menyatakan gerak partikel tunggal dan sistem.
1. Dokumen ini membahas tentang deret Fourier dan ekspansi fungsi periodik menjadi deret Fourier.
2. Deret Fourier dapat digunakan untuk mengaproksimasi fungsi periodik dengan mengekspresikannya sebagai jumlah deret trigonometri.
3. Terdapat dua cara untuk mengembangkan fungsi yang hanya terdefinisi pada setengah periode menjadi deret Fourier yaitu dengan memperluasnya menjadi fungsi genap atau ganjil.
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)Albara I Arizona
Ìý
Dokumen tersebut membahas sistem koordinat kartesius, silinder, dan bola beserta transformasinya, serta penerapannya dalam menyelesaikan masalah vektor dan menghitung luas permukaan.
Dokumen ini membahas tentang gerak parabola dan eksperimen yang dirancang untuk menyelidiki pengaruh sudut elevasi terhadap jarak tempuh peluru. Teori gerak parabola dipaparkan dan alat sederhana berupa pelontar peluru dibuat untuk melakukan eksperimen dengan variabel manipulasi sudut elevasi dan variabel respon jarak tempuh serta kecepatan awal peluru.
Eksperimen ini bertujuan menentukan konstanta Rydberg dengan menganalisis spektrum atom Merkuri dan Helium menggunakan spektrometer. Sampel uji ditempatkan di depan kolimator sementara kisi difraksi digunakan untuk memisahkan warna spektrum. Sudut pelurus dan simpangan setiap warna dicatat untuk menghitung panjang gelombangnya. Dengan menggunakan persamaan Rydberg, konstanta Rydberg diperoleh untuk setiap
Dokumen tersebut membahas tentang osilasi sistem mikroprosesor. Ia menjelaskan pengertian osilasi dan contohnya seperti getaran gelombang bunyi. Jenis gerak osilasi yang dijelaskan adalah gerak harmonis sederhana pada sistem benda dan pegas serta bandul. Dibahas pula energi yang terkandung dalam osilasi tersebut.
Ketiga hukum Kepler menjelaskan gerak planet di sekitar Matahari. Pertama, orbit planet berbentuk elips dengan Matahari di salah satu fokus. Kedua, garis yang menghubungkan planet dan Matahari menyapu luas yang sama dalam waktu yang sama. Ketiga, kuadrat periode planet berbanding lurus dengan kubik jari-jari orbitnya.
Mekanika Kuantum FI 5003 mencakup review persamaan Schrodinger dan solusinya, teori gangguan, dinamika kuantum, aproksimasi WKB, operator dan aplikasinya, metoda variasional dan Hartree Fock, teori gangguan bergantung waktu, hamburan, partikel sejenis, dan koreksi relativistik. Kuliah dilakukan secara tatap muka dengan penugasan RBL yang dipresentasikan secara bertahap dan diujikan secara berkala."
Teks ini membahas persamaan Lagrange dan prosedur umum untuk mencari persamaan gerak suatu sistem. Persamaan Lagrange dirumuskan berdasarkan energi kinetik dan potensial tanpa mempertimbangkan gaya-gaya. Persamaan ini setara dengan hukum Newton jika menggunakan koordinat kartesius. Metode ini lebih mudah untuk partikel tunggal. Teks ini juga menjelaskan contoh penerapan persamaan Lagrange pada koordinat silinder untuk menent
matematika ekonomi_topik_12_13_14_joel.pptxdwiyulia25
Ìý
Anuitas adalah rangkaian pembayaran yang sama jumlahnya yang dibayarkan pada setiap akhir periode yang sama jangka waktunya untuk sejumlah tahun tertentu. Anuitas dapat digunakan dalam berbagai konteks, seperti:
Kontrak asuransi
Anuitas dapat menjadi kontrak antara pembeli dan perusahaan asuransi yang memberikan pembeli serangkaian pembayaran rutin sebagai imbalan atas pembayaran sekaligus. Anuitas paling umum digunakan untuk membangun aliran pendapatan tetap di masa pensiun.
Suku bunga bank
Anuitas dapat menjadi salah satu jenis suku bunga bank yang lazim diterapkan dalam sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Suku bunga anuitas mengatur jumlah angsuran pokok, ditambah angsuran bunga yang dibayar agar sama setiap bulannya.
Perbankan
Anuitas dapat digunakan untuk menghitung besaran bunga ataupun investasi. Tujuannya yaitu agar nasabah mudah dalam melakukan pembayaran dan juga menerima besaran keuntungan dari investasi yang dimilikinya.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan integral untuk menghitung luas daerah yang dibatasi oleh kurva, sumbu x, dan ordinat. Secara khusus dijelaskan tentang pengertian luas daerah, rumus integral untuk menghitung luas daerah, contoh soal, serta penggunaan integral untuk menghitung volume benda putar.
Rumus-rumus untuk IPhO berisi rumus-rumus matematika, fisika, dan rekomendasi umum untuk Olimpiade Fisika Internasional, termasuk derivasi, integral, dinamika, getaran, dan gelombang.
Artikel ini membahas perbandingan antara mekanika Newton dan mekanika Lagrange. Mekanika Lagrange merupakan pendekatan alternatif untuk menganalisis sistem mekanik dengan cara pandang yang holistik, berfokus pada energi kinetik dan potensial tanpa mempertimbangkan gaya secara langsung.
Osilasi terjadi ketika suatu sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya dan memiliki gerakan periodik. Contohnya adalah perahu kecil yang berayun, bandul jam, dan getaran senar gitar. Osilasi harmonis sederhana terjadi ketika sistem mengalami gaya pemulih yang sebanding dengan simpangannya, seperti benda pada pegas. Energi sistem tetap konstan dan terdiri dari energi kinetik dan potensial. Osilasi akan teredam jika terj
Makalah ini membahas perumuman Teorema Stokes di R4. Teorema Stokes menghubungkan integral garis batas suatu daerah dengan integral luas daerah tersebut. Makalah ini menggunakan parameterisasi dan teorema Green di bidang untuk memperluas Teorema Stokes ke R4, dengan menghubungkan integral garis batas benda berdimensi dua di R4 dengan integral volume benda tersebut.
composed by adnavi ulfa
pengertian mekanika newtonian, mekanika hamiltonian, mekanika langrangian
penurunan fungsi hamilton dan penurunan kekekalan energi
kasus kekekalan energi
fungsi hamilton dan aplikasi kasus
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
Ìý
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsAinul Yaqin
Ìý
File ini adalah lembar kerja mahasiswa untuk mata kuliah Applied Artificial Intelligence in Information Systems. Tujuan pembelajarannya mencakup pemahaman tentang Decision Support Systems (DSS), Business Intelligence (BI), proses pengambilan keputusan, analisis bisnis, manajemen kinerja bisnis, kolaborasi, manajemen pengetahuan, serta teknologi canggih dan tren terkini dalam sistem informasi.
Lembar kerja ini terdiri dari 14 bab yang mencakup berbagai topik, yaitu:
Decision Support and Business Intelligence
Decision Making, Systems, Modeling, and Support
Decision Support Systems Concepts, Methodologies, and Technologies
Modeling and Analysis
Data Mining for Business Intelligence
Artificial Neural Networks for Data Mining
Text and Web Mining
Data Warehousing
Business Performance Management
Collaborative Computer-Supported Technologies and Group Support Systems
Knowledge Management
Artificial Intelligence and Expert Systems
Advanced Intelligent Systems
Management Support Systems – Emerging Trends and Impacts
Setiap babnya memiliki format yang sama, yaitu tujuan pembelajaran, pengantar materi, kegiatan belajar (pemahaman konsep, tugas, diskusi kelompok), penilaian, dan refleksi. Kegiatan belajar sangat bervariasi, mulai dari menjawab pertanyaan, menggambar diagram, analisis kasus, melakukan eksperimen menggunakan tools tertentu, hingga diskusi kelompok dan presentasi.
Referensi utama yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah buku Decision Support and Business Intelligence Systems oleh Turban, E., Sharda, R., & Delen, D.
Lembar kerja ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi mahasiswa untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep penting dalam kecerdasan buatan terapan pada sistem informasi, melalui kombinasi pembelajaran teoretis dan tugas-tugas praktis.
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
Ìý
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 – 11 Agustus 2016
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
Ìý
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
Ìý
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdfSyarifatul Marwiyah
Ìý
Mekanika lagrange
1. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
Mekanika Lagrangian
Melalui mekanika Lagrangian ini persamaan gerak Newton untuk sistem sederhana akan
diberikan dengan lebih siphisticated.
Koordinat Umum
Posisi partikel di dalam ruang dapat ditentukan melalui 3 koordinat. Koordinat tersebut
dapat berupa kartesan, bola atau silinder. Jika benda bergerak dalam bidang, maka derajat
kebebasannya ada 2, jika benda bergerak dalam ruang 3D, maka derajat kebebasannya ada 3.
Untuk kasus N partikel, maka kita membutuhkan 3N koordinat untuk menentukan posisi dari
seluruh partikel tersebut. Jika terdapat kendala dalam sistem, maka jumlah koordinatnya < 3N.
Misalnya untuk benda tegar, maka yang dibutuhkan adalah posisi pusat massa dan orientasi
bendanya. Jadi hanya 6 koordinat saja.
Misalnya koordinat diberi simbol q1 ,q2,⋯,qn sebagai koordinat umum. Koordinat
qk bisa berupa jarak atau sudut. Jika untuk menentukan sebuah sistem, sebuah koordinat dapat
bebas maka sistem tersbut disebut sistem holonomik dan sebaliknya disebut nonholonomik.
Jika sistem berupa partikel, maka koordinat kasrtesan dapat dinyatakan dalam koordinat
umum
x=x(q) → → 1 derajat kebebasan
x=x(q1, q2)
y=y(q1, q2)
→ 2 derajat kebebasan
x=x(q1, q2, q3)
y=y(q1, q2, q3)
z=z(q1, q2, q3)
→ 3 derajat kebebasan
Jika q berubah dari nilai awal (q1, q2,⋯) ke nilai tetangga (q1+δq1, q2+δq2,⋯) maka
perubahan tersebut kaitannya dengan koordinat kartesan
δ x=
∂ x
∂ q1
dq1+
∂ x
∂ q2
dq2+⋯
δ y=
∂ y
∂q1
dq1+
∂ y
∂ q2
dq2+⋯
(1)
1
2. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
Contoh 1. Untuk gerak partikel di dalam bidang, misal dipilih koordinat polar maka q1=r dan
q2=θ sehingga
x=x(r ,θ)=r cosθ , y=y(r ,θ)=r sin θ (2)
δ x=
∂ x
∂r
δr+
∂ x
∂ θ
δθ=cosθδr−r sin θδθ
δ y=
∂ y
∂ r
δ r+
∂ y
∂ θ
δθ=sinθδr+r cosθδθ
(3)
jika sistem terdiri atas banyak partikel dengan n derajat kebebasan, koordinat umumnya
dinyatakan oleh q1, q2, ⋯,qn sehingga perubahan konfigurasi dari q1, q2, ⋯,qn ke
q1+δq1, q2+δq2,⋯,qn+δqn menyebabkan perubahan dalam koordinat kartesan
δ xi=∑
k
n
∂ xi
∂ qk
δ qk
δ yi=∑
k
n
∂ yi
∂ qk
δqk
δ zi=∑
k
n
∂ zi
∂ qk
δqk
(4)
Gaya Umum
Jika benda bergeser sejauh δr karena adanya pengaruh gaya F maka kerja yang
dilakukan oleh gaya tersebut adalah
δw=F⋅δ r=F x δ x+F y δ y+Fz δ z atau
δw=∑
i
Fi δ xi (5)
Ungkapan tersebut tidak hanya untuk 1 partikel saja, tetapi juga untuk banyak partikel. Untuk 1
partikel i: 1 → 3, untuk N partikel i: 1 → 3N. Jika δ xi kemudian dinyatakan dalam koordinat
umum, maka
δw=∑
i
(Fi∑
k
∂ xi
∂ qk
δqk
)
δw=∑
i
(∑
k
Fi
∂ xi
∂ qk
δqk
)
δw=∑
k
(∑
i
Fi
∂ xi
∂ qk
)δqk
δw=∑
k
Qk δqk
(6)
2
3. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
dimana
Qk =∑
i
Fi
∂ xi
∂ qk
→ Gaya umum (7)
Gaya Umum untuk sistem konsevatif
Partikel yang berada dalam medan konservatif, gayanya dinyatakan oleh
Fi=−
∂ V
∂ xi
(8)
sehingga gaya umum dalam medan konservatif dinyatakan oleh
Qk =∑
i
−
∂ V
∂ xi
∂ xi
∂ qk
Qk =−
∂V
∂qk
(9)
Misal untuk koordinat polar dimana q1=r dan q2=θ maka gaya umumnya adalah
Qr=−
∂ V
∂ r
; Qθ=−
∂ V
∂ θ
(10)
Persamaan Lagrange
Untuk memperoleh persamaan differensial tentang gerak, maka kita mulai dengan
ungkapan
Fi=m ¨xi (11)
Energi kinetik yang dimiliki oleh N partikel adalah
T=∑
i
N
1
2
m( ˙xi+ ˙yi+ ˙zi)
=∑
i
3N
1
2
m ˙xi
(12)
dimana xi merupakan fungsi koordinat umum xi≡xi(q1, q2, q3,⋯,qn ,t ) , sehingga
˙xi=∑
k
∂ xi
∂ qk
˙qk +
∂ xi
∂ t
(13)
ingat bahwa i=1,⋯,3 N → menyatakan jumlah partikel
k=1,⋯,n → menyatakan jumlah derajat kebebasan
Apabila xi bukan fungsi t, maka diperoleh ungkapan
3
4. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
∂ ˙xi
∂ ˙qk
=
∂ xi
∂ qk
(14)
Jika kedua ruas dikalikan dengan ˙xi kemudian diturunkan terhadap t, maka diperoleh
d
dt (˙xi
∂ ˙xi
∂ ˙qk
)=
d
dt (˙xi
∂ xi
∂ qk
)
= ¨xi
∂ xi
∂ qk
+ ˙xi
∂ ˙xi
∂ qk
d
dt (∂(
˙xi
2
2
)
∂ ˙qk
)= ¨xi
∂ xi
∂ qk
+
∂(
˙xi
2
)
∂qk
(15)
dengan mengalikan kedua ruas dengan m
d
dt (∂(
m ˙xi
2
2
)
∂ ˙qk
)=m ¨xi
∂ xi
∂ qk
+
∂(
m ˙xi
2
)
∂ qk
d
dt (∂T
∂ ˙qk
)=Fi
∂ xi
∂ qk
+
∂ T
∂ qk
(16)
dengan menjumlah ke seluruh I
d
dt (∂T
∂ ˙qk
)=∑
i
Fi
∂ xi
∂ qk
+
∂ T
∂ qk
(17)
maka
d
dt (∂T
∂ ˙qk
)=Qk +
∂T
∂ qk
(18)
Persamaan (18) inilah yang disebut persamaan Lagrange. Untuk gerak konservatif dimana
Q=−
∂V
∂qk
, maka ungkapan (18) dapat ditulis kembali menjadi
d
dt (∂T
∂ ˙qk
)=
∂T
∂ qk
−
∂V
∂qk
(19)
Jika diberikan fungsi Lagrange
L=T−V (20)
4
5. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
dimana T dan V dinyatakan dalam koordinat umum V≡V (qk ) →
∂V
∂ ˙qk
=0 , maka
∂ L
∂ ˙qk
=
∂ T
∂ ˙qk
dan
∂ L
∂qk
=
∂ T
∂ qk
−
∂ V
∂ qk
(21)
sehingga persamaan Lagrange untuk sistem yang konservatif adalah
d
dt (∂ L
∂ ˙qk
)=
∂ L
∂ qk
(22)
Jadi, persamaan diferensial gerak untuk sistem konservatif dapat diperoleh jika fungsi Lagrange
dalam set koordinat diketahui.
Jika gaya umumnya tidak konservatif, misal Q 'k (misal ada gaya gesek) dan sebagian
dapat diturunkan → fungsi potensial V yaitu
Qk =Q 'k −
∂ V
∂ qk
(23)
maka dari L=T−V diperoleh
d
dt (∂ L
∂ ˙qk
)=Q' k +
∂ L
∂qk
(24)
Aplikasi persamaan Lagrange
Untuk mengaplikasikan persamaan Lagrange maka langkah-langkahnya adalah
1. Pilih koordinat yang sesuai untuk menggambarkan konfigurasi dari sistem tersebut.
2. Tentukan T sebagai fungsi koordinat dan turunan waktu.
3. Jika sistem konservatif maka carilah V sebagai fungsi koordinat, jika sistem
nonkonservatif maka carilah gaya umumnya → Qk .
4. Persamaan diferensial gerak diberikan oleh
1.
d
dt (∂T
∂ ˙qk
)=Qk +
∂T
∂ qk
,
d
dt (∂ L
∂ ˙qk
)=
∂ L
∂ qk
atau
d
dt (∂ L
∂ ˙qk
)=Q' k +
∂L
∂qk
.
Contoh 2. Osilator harmonik
Ditinjau sebuah osilator harmonik dimana terdapat gaya redaman yang sebanding dengan
kecepatan. Jadi sistem adalah nonkonservatif. Jika x adalah pergeseran, maka fungsi Lagrangenya
adalah
5
6. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
L=T−V =
1
2
m ˙x
2
−
1
2
k x
2
dimana m adalah massa benda dan K adalah parameter stiffness. Dengan mengaplikasikan pers.
Lagrange, dimana
(∂ L
∂ ˙xk
)=m ˙x dan
∂ L
∂ x
=−Kx
dengan kehadiran gaya redaman yang sebanding dengan kecepatan yaitu −c ˙x maka
persamaan geraknya menjadi
d
dt
(m ˙x)=−c ˙x−Kx
m ¨x+c ˙x+ Kx=0
Conto 3. Partikel tunggal di dalam medan central
Marilah kita mencari persamaan gerak Lagrange untuk partikel yang bergerak di dalam
bidang di bawah medan central. Dalam hal ini kita memilih koordinat polar q1=r dan
q2=θ , maka
r=r er
T=
1
2
mv
2
=
1
2
m( ˙r
2
+r
2 ˙θ
2
)
V=V (r)
L=T−V =
1
2
m( ˙r
2
+r
2 ˙θ
2
)−V (r)
Kemudian
∂ L
∂ ˙r
=m ˙r ,
∂ L
∂ r
=mr θ
2
− f (r);
∂ L
∂ ˙θ
=m r
2
˙θ ,
∂ L
∂θ
=0
Karena sistemnya adalah konservatif, maka persamaan geraknya adalah
d
dt
(m ˙r)=mr θ
2
− f (r) → m ¨r−mr θ2
+ f (r)=0
d
dt
(mr
2
˙θ)=0 → mr
2
˙θ=constan
Contoh 5. Mesin Atwood
Diketahui mesin atwood terdiri atas dua massa m1 dan m2 yang diikat pada masing-
6
7. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
masing ujungnya. Sistem hanya memiliki 1 derajat kebebasan. Koordinat x mewakili konfigurasi
sistem, dimana x adalah jarak vertikal massa m1 dari katrol. Laju anguler katrol adalah ˙x/a ,
dengan a adalah radius. Energi kinetik sistem adalah
T=
1
2
m1
˙x
2
+
1
2
I
˙x
2
a
2
+
1
2
m2
˙x
2
dimana I adalah momen inersia katrol. Energi potensial sistem adalah
V=−m1 gx−m2 g(l−x)
Fungsi Lagrangenya adalah
L=
1
2
m1
˙x2
+
1
2
I
˙x
2
a
2
+
1
2
m2
˙x2
+m1 gx−m2 g(x−l)
∂ L
∂ ˙x
=m1 ˙x+I ˙x
a
2
+m2 ˙x
∂ L
∂ x
=m1 g−m2 g
sehingga menghasilkan
d
dt
(m1 ˙x+ I
˙x
a
2
+m2 ˙x)=(m1+m2)g
(m1+m2+
I
a2
) ¨x=(m1−m2) g
¨x=
m1−m2
m1+m2+
I
a
2
g
Dari ungkapan percepatan tersebut dapat diketahui bahwa apabila m1>m2 maka m1 akan
bergerak turun dengan percepatan konstan, sebaliknya jika m1<m2 maka m1 akan bergerak
ke atas dengan percepatan konstan.
Contoh 6. Katrol ganda
Diketahui sistem katrol ganda, dimana satu katrol
bergerak bebas. Sistem ini jelas memiliki dua derajat
kebebasan. Kita akan menentukan konfigurasi sistem dengan
koordinat x dan x'. Dalam kasus ini, diabaikan massa dari
katrol sehingga sekarang kita dapat menentukan energi kinetik
7
8. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
dan potensialnya sebagai berikut
T=
1
2
m1
˙x
2
+
1
2
m2( ˙x'− ˙x)
2
+
1
2
m3( ˙x+ ˙x' )
2
V=−m1 gx−m2 g(l−x+ x' )−m3 g(l−x+l '−x' )
L=T−V
=
1
2
m1
˙x
2
+
1
2
m2( ˙x '
2
−2 ˙x ˙x '+ ˙x
2
)+
1
2
m3( ˙x
2
+2 ˙x ˙x '+ ˙x'
2
)+m1 gx+m2 g (l−x+x ')+m3 g(l−x+l '−x' )
∂ L
∂ ˙x
=m1 ˙x+m2(−˙x '+ ˙x)+m3( ˙x+ ˙x' ) →
∂ L
∂ x
=m1 g−m2 g−m3 g
d
dt (∂ L
∂ ˙x )=
∂ L
∂ x
→→(m1+m2+m3) ¨x+(m3−m2) ¨x' =(m1−m2−m3) g
∂ L
∂ ˙x'
=m2 ˙x'−m2 ˙x+m3 ˙x+m3 ˙x ' →
∂ L
∂ x '
=m2 g−m3 g
d
dt (∂ L
∂ x )=
∂ L
∂ x
→→m2( ¨x' −¨x)+m3( ¨x+ ¨x' )=(m2−m3) g
Contoh 6. Gerak partikel pada bidang miring yang sedang bergerak
Ditinjau sebuah partikel bergerak
pada bidang miring yang licin, dimana
bidang tersebut juga sedang bergerak. Disini
terdapat 2 derajat kebebasan yaitu x dan x'.
Tentukan persamaan gerak partikel tersebut.
Energi kinetik dan energi potensial sistem masing-masing adalah
T=
1
2
M ˙x
2
+
1
2
m v
2
=
1
2
M ˙x
2
+
1
2
m( ˙x
2
+2 ˙x ˙x ' cosθ+ ˙x '
2
)
V=−mg x ' sin θ
L=T−V =
1
2
M ˙x
2
+
1
2
mv
2
=
1
2
M ˙x
2
+
1
2
m( ˙x
2
+2 ˙x ˙x' cosθ+ ˙x'
2
)+mg x' sin θ
∂ L
∂ ˙x
=M ˙x+m ˙x+m ˙x' cosθ ,
∂ L
∂ x
=0 →
d
dt
(
∂ L
∂ ˙x
)=0
M ¨x+m ¨x+m ¨x' cosθ=0
∂ L
∂ ˙x'
=m ˙xcosθ+m ˙x' ,
∂ L
∂ x'
=mg sin θ
d
dt
(
∂ L
∂ ˙x'
)=
∂ L
∂ x'
→→m ¨xcosθ+m ¨x' =mg sin θ
dengan menyelesaikan untuk ¨x dan ¨x ' diperoleh
8
9. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
¨x=
−gsin θ cosθ
m+M
m
−cosθ
, ¨x' =
g sin θ
1−
mcos
2
θ
m+M
Momentum umum. Koordinat
Pandanglah sebuah partikel bergerak dalam garis lurus. Energi kinetik yang dimiliki
adalah
T=
1
2
m ˙x
2
Momentum partikel dalam diperoleh dari besaran ∂T /∂ ˙x , yaitu
p=
∂T
∂ ˙x
(26)
Dalam kasus dimana sistem dideskripsikan dalam koordinat umum q1 ,q2 ,q3 ,...,qn , maka
besaran pk didefinisikan oleh
pk =
∂ L
∂ ˙qk
(27)
dan disebut momentum umum. Misal, salah satu koordinat tidak dinyatakan secara eksplisit di
dalam L (misal qλ , maka
˙pλ=
∂ L
∂qλ
=0 (28)
atau pλ=0 . Koordinat qλ dikatakan sebagai koordinat yang dapat diabaikan. Momentum
umum yang bersesuaian dengan koordinat yang diabaikan merupakan konstanta geraka sistem.
Sebagai contoh, untuk partikel yang bergerak dalam bidang miring yang licin bahwa koordinat x
(posisi bidang) tidak masuk dalam fungsi Lagrange L. Dalam hal ini, koordinat x adalah koordinat
yang diabaikan, dan
px=
∂ L
∂ ˙x
=M ˙x+m ˙x+m ˙x' cosθ=constant
px disini merupakan total komponen momentum linier pada koordinat x, dan berarti tidak ada
gaya horizontal yang bekerja partikel sehingga momentumnya konstan.
Contoh lain untuk koordinat terabaikan adalah pada gerak partikel di dalam medan
central. Dalam koordinat polar
9
10. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
L=
1
2
m( ˙r
2
+r
2 ˙θ
2
)−V (r)
dalam hal ini θ adalah koordinat terabaikan sehingga
pθ=mr
2
˙θ=constant
yang merupakan momentum anguler di sekitar origin.
Contoh 8. Pendulum sferis
Ditinjau sebuah benda bergerak bebas di dalam permukaan mangkok. Hal ini bisa
digambarkan sebagai sebuah bandul dengan panjang tali l dan dapat bergerak bebas melintasi
lintasan yang membentuk sudut θ atau ϕ . Dalam hal ini benda memiliki 2 derajat
kebebasan. Konfigurasi benda dapat dijelaskan dengan koordinat θ dan ϕ . Energi kinetik
dan energi potensial yang dimiliki oleh benda adalah
T=
1
2
mv
2
=
1
2
ml
2
( ˙θ 2
+ ˙ϕ2
sin
2
θ ) dan V=mgl(1−cosθ)
dengan mengingat bahwa v=˙r er+r ˙θ eθ+r ˙ϕ eϕ
L=T−V =
1
2
mv
2
=
1
2
ml
2
( ˙θ 2
+ ˙ϕ2
sin
2
θ )−mgl(1−cosθ)
∂ L
∂ ˙θ
=ml
2
˙θ →
d
dt
∂ L
∂ ˙θ
=ml
2
¨θ ;
∂ L
∂θ =ml
2 ˙ϕ2
sinθ cosθ −mgl sinθ
Jadi , ml
2
¨θ =ml
2 ˙ϕ2
sinθ cosθ −mgl sinθ
∂ L
∂ ˙ϕ
=ml
2
˙ϕ sin
2
θ →
d
dt
∂ L
∂ ˙ϕ
=ml
2
¨ϕ sin
2
θ ;
∂ L
∂ϕ
=0
Jadi , pϕ=0
dengan demikian dalam kasus ini Ï• merupakan koordinat yang terabaikan.
Jika diperhatikan, ketika tidak terjadi perubahan pada kordinat ϕ → ˙ϕ=0 , maka kita
memiliki
¨θ +
g
l
sinθ =0
yang tidak lain merupakan persamaan bandul sederhana.
Prinsip Variasi Hamilton. Cara lain menurunkan persamaan Lagrange
Sejauh ini, pengkajian terhadap mekanika didasarkan pada hukum gerak Newton. Dalam
bagian awal dari bab ini, ketika kita menurunkan persamaan Lagrange, kita menggunakan hukum
kedua Newton sebagai asumsi. Nah, dalam bagian ini kita akan menurunkan persamaan Lagrange
10
11. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
tersebut bukan berdasarkan hukum kedua Newton melainkan dengan meode baru yang disebut
prinsip variasi Hamilton. Sir William R. Hamilton menjelaskan bahwa gerak setiap sistem terjadi
dengan cara dimana integral
∫
t1
t2
L dt (29)
selalu dalam asumsi bernilai ekstrem, dimana L = T -V merupakan fungsi Lagrange dari sistem
tersebut. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa prinsip Hamilton menyatakan bahwa semua
kemungkinan sistem yang dapat berubah berada dalam interval waktu berhingga t2−t1 bisa
bernilai maksimum atau minimum. Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam ungkapan
matematis
δ∫
t1
t2
Ldt=0 (30)
dimana δ menyatakan variasi sempit. Variasi ini diperoleh dengan cara mengambil lintasan
integrasi yang berbeda dengan memvariasi koodinat umum dan kecepatan umum sebagai fungsi
t. Untuk menunjukkan bahwa persamaan di atas akan menuju langsung ke persamaan gerak
Lagrange, maka kita akan menghitung variasi tersebut secara eksplisit dengan mengasumsikan
bahwa L sebagai fungsi koordinat umum qk dan kecepatan umum ˙qk .
Selanjutnya, kita punya
δ∫
t1
t2
Ldt=∫
t1
t2
δ L dt=∫
t1
t2
∑
k
(∂ L
∂ qk
δqk +
∂ L
∂ ˙qk
δ ˙qk
)dt=0
11
12. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
Sekarang δqk sama dengan selisih dari dua fungsi waktu berlainan, sehingga
δ ˙qk=
d
dt
δ qk
Dengan mengintegralkan suku terakhir dengan metode integral bagian maka diperoleh
∫
t1
t2
∑
k
∂ L
∂ ˙qk
δ ˙qk=
[∑
k
∂ L
∂ ˙qk
δqk
]t1
t2
−∫
t1
t2
∑
k
d
dt
∂ L
∂ ˙qk
δ qk dt
tetapi, untuk nilai pasti dari limit t1 dan t2 , maka variasi δqk=0 pada t1 dan t2
sehingga menghasilkan nilai nol untuk suku pertama. Dengan demikian
δ∫
t1
t2
Ldt=∫
t1
t2
∑
k
[∂ L
∂ qk
−
d
dt
∂ L
∂ ˙qk
]δqk dt=0 (31)
Jika koordinat umum qk semuanya sembarang, maka variasinya δqk juga sembarang. Oleh
karena itu suku di dalam integral harus sama dengan nol. jadi
∂ L
∂qk
−
d
dt
∂ L
∂ ˙qk
=0, k=1,2,...,n
Persamaan tersebut tidak lain adalah persamaan gerak Lagrange. Penurunan di atas telah
diasumsikan bahwa fungsi potensil ada atau sistem konservatif.
Fungsi Hamiltonian. Persamaan Hamiltonian
Pandanglah fungsi berikut dalam koordinat umum
H =∑ ˙qk pk −L (32)
Untuk sistem dinamik sederhana, T merupakan fungsi kuadrat dari ˙qk dan V adalah fungsi q
saja. Jadi
L=T (qk , ˙qk)−V (qk ) (33)
Dari teorema Euler untuk fungsi homogen dimana
x1
df
dx1
+ x2
df
dx2
+x3
df
dx3
+...+xn
df
dxn
=nf (34)
maka kita punya
∑
k
˙qk pk =∑ ˙qk
∂ L
∂ ˙qk
=∑
k
˙qk
∂ L
∂ ˙qk
=2T
Sehingga
12
13. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
H =∑ ˙qk pk −L=2T−(T −V )=T +V (35)
yakni bahwa fungsi H sama dengan energi total dari sistem yang ditinjau.
Jika terdapat n persamaan
pk =
∂ L
∂ ˙qk
, k=1,2,3,...,n
sebagai penyelesaian dari ˙q dalam p dan q:
˙qk= ˙qk ( pk ,qk )
Dari persamaan ini kita dapat menyatakan H sebagai fungsi p dan q, yaitu
H ( pk ,qk)=∑
k
pk ˙qk ( pk ,qk )−L
Sekarang kita menghitung variasi dari fungsi H yang bersesuaian dengan δ pk , δqk :
δ H =∑
k
[pk δ ˙qk + ˙qk δ pk−
∂ L
∂ ˙qk
δ ˙qk −
∂ L
∂ qk
δ qk
]
Suku pertama dan ketiga hilang karena pk =∂ L/∂ ˙qk . Mengingat ˙pk =∂ L/∂qk , maka
diperoleh
δ H=∑
k
[ ˙qk δ pk− ˙pk δqk ]
Sekarang variasi H dapat dinyatakan kembali oleh persamaan
δ H =∑
k
[∂ H
∂ pk
δ pk −
∂ H
∂ qk
δqk
]
sehingga
∂ H
∂ pk
= ˙qk
∂ H
∂ qk
=− ˙pk
(36)
Ungkapan (36) inilah yang disebut persamaan gerak kanonik Hamilton.
Contoh 10. Dapatkan persamaan gerak Hamilton untuk osilator harmonik 1D.
T=
1
2
m ˙x
2,
V =
1
2
Kx
2
p=
∂T
∂ ˙x
=m ˙x , ˙x=
p
m
sehingga H =T +V =
1
2m
p
2
+
K
2
x
2
13
14. Mekanika Lagrangian (Fowles) Supardi
Persamaan geraknya
∂ H
∂ p
=˙x
∂ H
∂ x
=− ˙p
p
m
=˙x , Kx=− ˙p
Dengan menggunakan persmaan pertama, maka persamaan kedua dapat ditulis menjadi
Kx=−
d
dt
(m ˙x) →m ¨x+Kx=0
Contoh 11. Dapatkan persamaan gerak hamilton untuk partikel di dalam medan sentral. Energi
kinetik dan potensial partikel adalah
T =
1
2
m( ˙r2
+r2 ˙θ 2
), V =V (r)
pr=
∂ T
∂ ˙r
=m ˙r →˙r=
pr
m
; pθ=
∂T
∂ ˙θ
=mr
2
˙θ → ˙θ =
pθ
mr
2
H =T +V =
1
2m (pr
2
+
pθ
2
r2 )+V (r)
Persamaan Hamiltonian
∂ H
∂ pr
=˙r
∂ H
∂ r
=− ˙pr ;
∂ H
∂ pθ
=˙θ
∂ H
∂θ
=− ˙ptheta ;
p
m
=˙x , Kx=− ˙p
Selanjutnya
pr=˙r ;
∂V (r)
∂ r
−
pθ
2
mr
3
=− ˙pr ;
pθ
mr2
=˙θ;
0=− ˙pθ
Persamaan terakhir memberikan momentum anguler yang konstan
pθ=konstan=mr
2
˙θ=mh dan
m ¨r= ˙pr=
mh
2
r
3
−
∂V (r)
∂r
14