Artikel ini membahas perbandingan antara mekanika Newton dan mekanika Lagrange. Mekanika Lagrange merupakan pendekatan alternatif untuk menganalisis sistem mekanik dengan cara pandang yang holistik, berfokus pada energi kinetik dan potensial tanpa mempertimbangkan gaya secara langsung.
Teknik Lagrangian dan Hamiltonian merupakan pengembangan dari hukum Newton yang memungkinkan penyelesaian masalah mekanika yang lebih rumit dengan menggunakan koordinat umum dan pendekatan energi. Kedua teknik tersebut menggunakan koordinat posisi dan momentum serta menghasilkan persamaan diferensial orde satu.
PENDAHULUAN
Mekanika merupakan cabang ilmu fisika yang berhubungan dengan benda, yaitu ilmu yang mempelajari gerak benda, baik benda yang diam (statis) maupun benda yang bergerak (kinematika dan dinamika). Kinematika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda tersebut, sedangkam dinamika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda dengan memperhatikan atau memperhitungkan penyebab gerak benda tersebut. Masalah mekanika merupakan hal yang cukup penting dalam perkembangan ilmu fisika untuk kita pelajari karena masalah mekanika sangat erat kaitannya dengan peristiwa yang tejadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagaimana kita ketahui bahwa fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala alam yang dapat diamati dan diukur, dan kasus mekanika merupakan salah satu gejala alam yang dapat diamati dan diukur.
Dalam perkembangannya, mekanika dibagi dalam menjadi dua yaitu mekanika klasik dan mekanika kuantum. Mekanika klasik dititik beratkan pada benda-benda yang bergerak dengan kecepatan jauh dibawah kecepatan cahaya, sedangkan mekanika kuantum dititik beratkan pada benda-benda yang bergerak mendekati kecepatan cahaya.
MEKANIKA LAGRANGE
Mekanika Lagrange merupakan suatu metode penyelesaian persoalan mekanika yang tidak mudah diselesaikan dengan Mekanika Newton. Posisi sebuah partikel dalam l ruang dapat dinyatakan dengan menggunakan tiga jenis koordinat; dapat berupa koordinat kartesian, koordinat polar atau koordinat silinder. Dimisalkan jika suatu partikel bergerak dalam suatu bidang (memiliki derajat kebebasan 2 yaitu sumbu x dan y), dalam suatu ruang (memiliki derajat kebebasan 3 yaitu sumbu x, y, dan z). Jika sistem yang ditinjau mengandung N partikel, maka diperlukan paling kurang 3 N koordinat untuk menyatakan posisi semua partikel. Secara umum, terdapat n jumlah minimum koordinat yang diperlukan untuk menyatakan konfigurasi sistem. Koordinat-koordinat tersebut dinyatakan dengan:
q_1,q_2,,q_n
yang disebut dengan koordinat umum (generalized coordinates). Koordinat q_k dapat saja berupa sudut atau jarak. Tiap koordinat dapat berubah secara bebas terhadap lainnya (holonomic). Jumlah koordinat n dalam hal ini disebut dengan derajat kebebasan sistem tersebut.
Dalam sistem yang nonholonomic, masing-masing koordinat tidak dapat berubah secara bebas satu sama lain, yang berarti bahwa banyaknya derajat kebebasan adalah lebih kecil dari jumlah minimum koordinat yang diperlukan untuk menyatakan konfigurasi sistem. Salah satu contoh sistem nonholonomic adalah sebuah bola yang dibatasi meluncur pada sebuah bidang kasar. Lima koordinat diperlukan untuk menyatakan konfigurasi sistem, yakni dua koordinat untuk menyatakan posisi pusat bola dan tiga koordinat untuk menyatakan perputarannya. Dalam hal ini, koordinat-koordinat tersebut tidak dapat berubah semuanya secara bebas. Jika bola tersebut menggelinding, paling kurang dua koordinat mesti berubah. Dalam pembahasan selanjutnya
1. Fungsi Hamilton merupakan persamaan kanonik untuk gerak yang terdiri dari 2n persamaan diferensial orde-1 yang menggambarkan hubungan antara koordinat dan momentum suatu sistem.
2. Fungsi Hamilton dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan gerak osilator harmonik satu dimensi dan benda dalam medan sentral.
3. Persamaan Lagrange dapat diterapkan untuk menyelesaikan gerak zarah bermuatan dalam medan elektromagnetik
Metode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasikdzakiamin02
油
Metode Lagrangean merupakan pengembangan mekanika klasik yang menggunakan konsep energi total (kinetik dan potensial) sebagai kuantitas fisisnya dalam menjelaskan gerak partikel, berbeda dengan pendekatan gaya pada mekanika Newtonian. Persamaan Lagrangean didefinisikan sebagai selisih antara energi kinetik dan potensial suatu sistem, dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah kinematika gerak partikel.
Dokumen ini menjelaskan Persamaan Schrodinger, yang merupakan persamaan penting untuk menjelaskan perilaku elektron. Persamaan ini dikembangkan dari konsep mekanika klasik dan mekanika kuantum, dan solusinya dapat menunjukkan sifat diskrit energi elektron. Pemisahan variabel digunakan untuk mendapatkan Persamaan Schrodinger bebas waktu.
1. Dokumen tersebut membahas tentang metode Lagrange dalam memodelkan dinamika fluida, khususnya untuk kasus turbulensi. Metode Lagrange menggunakan pendekatan relativistik lagrangian bosonik untuk membangun persamaan Navier-Stokes yang menggambarkan dinamika fluida.
Dokumen tersebut membahas sistem kendali dalam koordinat umum, termasuk posisi partikel, koordinat umum, derajat kebebasan, dan penurunan persamaan Lagrange. Secara khusus, dibahas cara menyatakan posisi partikel dalam sistem dengan koordinat umum, konsep sistem kendali, dan penggunaan koordinat kartesius dan koordinat umum untuk menyatakan gerak partikel tunggal dan sistem.
Mekanika Kuantum FI 5003 mencakup review persamaan Schrodinger dan solusinya, teori gangguan, dinamika kuantum, aproksimasi WKB, operator dan aplikasinya, metoda variasional dan Hartree Fock, teori gangguan bergantung waktu, hamburan, partikel sejenis, dan koreksi relativistik. Kuliah dilakukan secara tatap muka dengan penugasan RBL yang dipresentasikan secara bertahap dan diujikan secara berkala."
Persamaan Schr旦dinger menjelaskan perilaku elektron dalam atom sebagai gelombang. Dokumen ini menjelaskan bagaimana fungsi Hamilton dapat digunakan untuk menggambarkan energi elektron dan mengembangkan operator momentum dan energi. Hal ini memungkinkan pengembangan persamaan Schr旦dinger satu dan tiga dimensi, baik yang bergantung waktu maupun bebas waktu.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang persamaan Schrodinger atom hidrogen dan pemecahan persamaan tersebut.
2. Ada beberapa bilangan kuantum yang menentukan sifat atom hidrogen seperti bilangan kuantum utama, azimuth, magnetik dan spin.
3. Fungsi gelombang atom hidrogen terpisah menjadi fungsi radial, sudut dan azimut.
Persamaan Schrodinger digunakan untuk menemukan fungsi gelombang partikel. Persamaan ini harus memenuhi tiga kriteria: konsisten dengan hukum kekekalan energi, konsisten dengan persamaan de Broglie, dan berharga tunggal. Untuk partikel bebas dalam satu dimensi, fungsi gelombang berbentuk sinusoidal yang bergantung pada momentum dan energi partikel. Dalam tiga dimensi, persamaan Schrodinger meliputi ketiga arah dimensi terse
composed by adnavi ulfa
pengertian mekanika newtonian, mekanika hamiltonian, mekanika langrangian
penurunan fungsi hamilton dan penurunan kekekalan energi
kasus kekekalan energi
fungsi hamilton dan aplikasi kasus
MATERI PRESENTASI FISIKA UNTUK ANAK SMA KELAS XII PADA SEMESTER GENAP. SUDAH SAYA SUSUN DENGAN RINCI, MENARIK DAN DETAIL, SEHINGGA MEMUDAHKAN ANDA UNTUK MEMPELAJARINYA. Kunjungi saya di http://aguspurnomosite.blogspot.com
Dokumen ini membahas tentang Mekanika Lagrangia dan Hamiltonia. Mekanika Lagrangia menggunakan persamaan umum dinamika yang dikembangkan oleh Lagrange untuk menyelesaikan masalah gerak benda, terutama untuk sistem dengan gaya tidak diketahui secara pasti. Mekanika Hamiltonia menggunakan prinsip Hamilton dan koordinat fase untuk menyelesaikan masalah yang sama. Contoh penerapan kedua pendekatan ini diberikan untuk gerak
Teks tersebut merangkum konsep-konsep dasar dinamika sistem partikel seperti kekekalan momentum linier, momentum sudut, dan energi pada sistem partikel. Konsep-konsep tersebut diterapkan pada beberapa contoh seperti roket dan sabuk konveyor.
pengertian mekanika newtonian, mekanika hamiltonian, mekanika langrangian
penurunan fungsi hamilton dan kekekalan energi
kekekalan energi dan kasus
fungi hamilton dan aplikasi kasus
Dokumen ini menjelaskan Persamaan Schrodinger, yang merupakan persamaan penting untuk menjelaskan perilaku elektron. Persamaan ini dikembangkan dari konsep mekanika klasik dan mekanika kuantum, dan solusinya dapat menunjukkan sifat diskrit energi elektron. Pemisahan variabel digunakan untuk mendapatkan Persamaan Schrodinger bebas waktu.
1. Dokumen tersebut membahas tentang metode Lagrange dalam memodelkan dinamika fluida, khususnya untuk kasus turbulensi. Metode Lagrange menggunakan pendekatan relativistik lagrangian bosonik untuk membangun persamaan Navier-Stokes yang menggambarkan dinamika fluida.
Dokumen tersebut membahas sistem kendali dalam koordinat umum, termasuk posisi partikel, koordinat umum, derajat kebebasan, dan penurunan persamaan Lagrange. Secara khusus, dibahas cara menyatakan posisi partikel dalam sistem dengan koordinat umum, konsep sistem kendali, dan penggunaan koordinat kartesius dan koordinat umum untuk menyatakan gerak partikel tunggal dan sistem.
Mekanika Kuantum FI 5003 mencakup review persamaan Schrodinger dan solusinya, teori gangguan, dinamika kuantum, aproksimasi WKB, operator dan aplikasinya, metoda variasional dan Hartree Fock, teori gangguan bergantung waktu, hamburan, partikel sejenis, dan koreksi relativistik. Kuliah dilakukan secara tatap muka dengan penugasan RBL yang dipresentasikan secara bertahap dan diujikan secara berkala."
Persamaan Schr旦dinger menjelaskan perilaku elektron dalam atom sebagai gelombang. Dokumen ini menjelaskan bagaimana fungsi Hamilton dapat digunakan untuk menggambarkan energi elektron dan mengembangkan operator momentum dan energi. Hal ini memungkinkan pengembangan persamaan Schr旦dinger satu dan tiga dimensi, baik yang bergantung waktu maupun bebas waktu.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang persamaan Schrodinger atom hidrogen dan pemecahan persamaan tersebut.
2. Ada beberapa bilangan kuantum yang menentukan sifat atom hidrogen seperti bilangan kuantum utama, azimuth, magnetik dan spin.
3. Fungsi gelombang atom hidrogen terpisah menjadi fungsi radial, sudut dan azimut.
Persamaan Schrodinger digunakan untuk menemukan fungsi gelombang partikel. Persamaan ini harus memenuhi tiga kriteria: konsisten dengan hukum kekekalan energi, konsisten dengan persamaan de Broglie, dan berharga tunggal. Untuk partikel bebas dalam satu dimensi, fungsi gelombang berbentuk sinusoidal yang bergantung pada momentum dan energi partikel. Dalam tiga dimensi, persamaan Schrodinger meliputi ketiga arah dimensi terse
composed by adnavi ulfa
pengertian mekanika newtonian, mekanika hamiltonian, mekanika langrangian
penurunan fungsi hamilton dan penurunan kekekalan energi
kasus kekekalan energi
fungsi hamilton dan aplikasi kasus
MATERI PRESENTASI FISIKA UNTUK ANAK SMA KELAS XII PADA SEMESTER GENAP. SUDAH SAYA SUSUN DENGAN RINCI, MENARIK DAN DETAIL, SEHINGGA MEMUDAHKAN ANDA UNTUK MEMPELAJARINYA. Kunjungi saya di http://aguspurnomosite.blogspot.com
Dokumen ini membahas tentang Mekanika Lagrangia dan Hamiltonia. Mekanika Lagrangia menggunakan persamaan umum dinamika yang dikembangkan oleh Lagrange untuk menyelesaikan masalah gerak benda, terutama untuk sistem dengan gaya tidak diketahui secara pasti. Mekanika Hamiltonia menggunakan prinsip Hamilton dan koordinat fase untuk menyelesaikan masalah yang sama. Contoh penerapan kedua pendekatan ini diberikan untuk gerak
Teks tersebut merangkum konsep-konsep dasar dinamika sistem partikel seperti kekekalan momentum linier, momentum sudut, dan energi pada sistem partikel. Konsep-konsep tersebut diterapkan pada beberapa contoh seperti roket dan sabuk konveyor.
pengertian mekanika newtonian, mekanika hamiltonian, mekanika langrangian
penurunan fungsi hamilton dan kekekalan energi
kekekalan energi dan kasus
fungi hamilton dan aplikasi kasus
Teks ini membahas persamaan Lagrange dan prosedur umum untuk mencari persamaan gerak suatu sistem. Persamaan Lagrange dirumuskan berdasarkan energi kinetik dan potensial tanpa mempertimbangkan gaya-gaya. Persamaan ini setara dengan hukum Newton jika menggunakan koordinat kartesius. Metode ini lebih mudah untuk partikel tunggal. Teks ini juga menjelaskan contoh penerapan persamaan Lagrange pada koordinat silinder untuk menent
Mekanika klasik menggambarkan dinamika partikel berdasarkan hukum-hukum Newton tentang gerak, khususnya hukum kedua Newton, yang menyatakan bahwa perubahan momentum suatu benda sama dengan gaya yang diberikan padanya. Pendekatan Lagrangian menggunakan prinsip Hamilton yang menyatakan bahwa lintasan sebenarnya yang diikuti sistem adalah lintasan yang meminimumkan integral waktu dari selisih energi kinetik dan potensial. Persamaan Lagrange yang
Teks tersebut membahas tentang getaran mekanik dan sistem derajat kebebasan tunggal. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa getaran adalah gerak bolak-balik yang terjadi pada suatu interval waktu tertentu, dan ada dua jenis getaran yaitu getaran bebas dan getaran paksa. Selanjutnya teks tersebut menjelaskan tentang sistem derajat kebebasan tunggal yang hanya memiliki satu koordinat perpindahan
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar dinamika seperti gaya, hukum-hukum gerak Newton, jenis-jenis gaya seperti gaya normal, gesek, dan gravitasi. Juga membahas strategi penyelesaian masalah dinamika dan contoh penerapan konsep-konsep tersebut seperti gerak benda di bidang miring dan menggunakan katrol.
Dokumen ini menjelaskan tentang Lagrangian, yaitu metode yang dikembangkan oleh Joseph Louis Lagrange untuk menganalisis gerak benda dengan menggunakan pendekatan energi kinetik dan potensial tanpa mempertimbangkan gaya. Lagrangian digunakan untuk mencari persamaan gerak dan contoh aplikasinya adalah gerak osilator harmonik.
1. Artikel Mekanika Feni Fitriyani/M0213034
Lagrangian
Di SMA, kita mengenal tentang Mekanika Newtonian. Mekanika Newtonian adalah
salah satu alat untuk menganalisis gerak suatu sistem. Mekanika Newtonian menghubungkan
suatu besaran vektor yang bernama Gaya untuk menganalisis perubahan momentum.
Mekanika Newtonian menggunakan 3 Hukum untuk menganalisis gerak sistem. Namun,
seringkali (karena gaya adalah besaran vektor) kita kesulitan dalam menggambar arah gaya
tersebut, apalagi jika sistemnya rumit dan banyak anak sistemnya. Mekanika Newtonian
menjadi rawan kesalahan. Untuk mempermudah analisis, seseorang bernama Joseph Louis
Lagrange membuat suatu metode analisis yang menghubungkan perubahan momentum
dengan konservasi energi mekanik yang dimiliki sistem. Ada beberapa kondisi dimana kita
dapat menggunakan Mekanika Lagrangian (lama), yaitu sistem yang kita amati hanya boleh
dipengaruhi oleh gaya konservatif (berarti mempunyai energi potensial). Seperti di Mekanika
Newtonian, setelah menggunakan Mekanika Lagrangian, kita akan mendapatkan beberapa set
persamaan differensial yang akan digunakan untuk menganalisis gerak sistem tersebut.
Mekanika Lagrangian yang lama, digunakan untuk sistem yang dipengaruhi gaya konservatif
saja. Namun kemudian Rayleigh mengusulkan memperluas konsepnya supaya bisa
menganalisis gaya disipatif juga (misalnya gaya gesek).
http://www.forumsains.com/fisika/mekanika-lagrangian/
Untuk dapat membuat perbandingan antara mekanika Newtonian dan mekanika
Lagrangian dengan baik, maka perlu dilakukan telisik secara mendasar terhadap cara pandang
keduanya. Perbandingan yang baik tidak dapat dicapai hanya dengan menyajikan contoh-
contoh penyelesaian atas kasus fisis yang sama yang coba diselesaikan dengan cara ala
Newton dan ala Lagrange. Cara pandang keduanya perlu diungkap sebab cara pandang inilah
yang menuntun bagaimana sebuah fenomena fisis seharusnya dipandang dan akhirnya dengan
cara bagaimana harus diselesaikan. Cara pandang ini oleh Thomas S. Kuhn disebut sebagai
paradigma (Kuhn, 2002). Upaya telisik akan dimulai dari objek kajian fisika.
Secara sederhana, pandangan Newton dapat diringkas, bahwa alam semesta terdiri dari
partikel-partikel benda. Antar partikel-partikel ini terjadi interaksi melalui apa ayang disebut
sebagai kekuatan antarpartikel atau gaya. Adanya kekuatan partikel ini akhirnya menciptakan
hukum gerak.
2. Dalam kaitannya dengan artikel ini, maka hukum gerak tersebut merupakan hukum kedua
Newton, yakni
=
=
dengan F adalah gaya, m adalah massa partikel benda dan a adalah percepatan sistem.
Pada dasarnya, hampir semua interaksi dalam mekanika klasik dapat disederhanakan dan
diselesaikan dengan persamaan ini. Oleh karena itu, salah satu ciri khas mekanika Newtonian
selain reduksionis adalah adanya gaya-gaya yang bekerja dalam sistem tersebut. Pandangan
Newton bahwa sebuah sistem fisis dapat diselesaikan persamaan geraknya dengan melakukan
reduksi sebagai titik-titik materi kemudian dikembangkan oleh Bernoulli melalui konsep
usaha maya dan d'Alembert yang terkenal sebagai asas d'Alembert. Dalam pandangan ini,
sistem fisis tidak dipandang sebagai sistem titik-titik materi lagi, tetapi sebagai sistem
mekanik, yakni sistem dimana gerakan bagian-bagiannya saling berkaitan, tak bebas satu
sama lain. Upaya yang dilakukan oleh Lagrange bersandar pada hasil kerja Bernoulli dan
d'Alembert. Untuk menyelesaikan sistem fisis yang dipandang sebagai sistem mekanik ini,
Lagrange tetap menggunakan hukum kedua Newton sebagai pijakan awal, kemudian
dilakukan perumuman sampai didapat persamaan Lagrange L = T - V. Berdasarkan
persamaan tersebut dapat dikenali dengan mudah bahwa mekanika Lagrange memiliki
beberapa ciri yakni tidak lagi mengindahkan gaya-gaya yang bekerja dalam sistem mekanik,
hanya berkepentingan dengan besaran skalar tenaga (kinetik dan potensial), memandang
sistem mekanik sebagai satu kesatuan sehingga untuk menyelesaikannya tidak dipecah
menjadi kepingan-kepingan kecil seperti dalam mekanika Newtonian. Karena itu, cara
pandang Lagrangian merupakan cara pandang yang holistik terhadap suatu sistem mekanik.
http://rachmadresmi.blogspot.com/2010/01/paradigma-mekanika-newtonian-vs.html
Berikut ini akan dibahas beberapa kehandalan persamaan Lagrange untuk
menyelesaikan masalah-masalah gerak. Prosedur umum yang digunakan untuk mencari
persamaan defferensial gerak dari sebuah sistem yaitu sebagai berikut:
1. Pilih sebuah kumpulan koordinat untuk menyatakan konfigurasi sistem.
2. Cari energi kinetik T sebagai fungsi koordinat tersebut besertaturunannya terhadap
waktu.
3. 3. Jika sistem tersebut konservatif, cari energi potensial V sebagai fungsi koordinatnya
atau jika sistem tersebut tidak konservatif, cari koordinat rampatan Qk.
Berikut ini adalah beberapa contoh pemakaiannya:
1. Pandanglah sebuah partikel bermassa m yang bergerak akibat pengaruh gaya sentral
pada sebuah bidang. Rumuskan persamaan gerak partikel tersebut.
Misalkan koordinat polar (r,儔) digunakan sebagai koordinat rampatan. Koordinat
Cartesian (r,儔) dapat dihubungkan melalui:
x = r cos x = r sin
Energi kinetik partikel dapat ditulis
2 2 2 2 2 21 1 1
2 2 2T mv m x y m r r
Energi potensial oleh gaya sentral
=
( 2 + 2)1/2
=
Persamaan Lagrange untuk sistem ini yaitu
2 2 21
2
k
L T V m r r
r
Dari persamaan Lagrange:
kkk q
V
q
T
q
T
dt
d
k k
d L L
0
dt q q
駈
緒
駈
Substitusi q1 = r dan q2 = , diperoleh:
d L L
0
dt r r
駈
緒
駈
d L L
0
dt
駈
緒
駈 駈縁
4. Dari kedua persamaan di atas diperoleh:
2
2
L
mr
r
d L
mr
dt r
L k
mr
r r
駈
緒
駈
2 2
2
k
mr mr
r
Untuk partikel yang bergerak dalam medan konservatif :
2
V(r) k
F(r)
r r r
Jadi : 2 2
rmr mr F
Dari persamaan Lagrange : 2L
mr
駈
L
0
駈
2d L
2mrr mr
dt
駈
縁 縁
駈縁
2
2mrr mr 0縁
atau : 2d dJ
mr 0
dt dt
Hal ini berarti bahwa J merupakan momentum sudut yang nilainya konstan. Integrasi
persamaan di atas menghasilkan
2
J mr = konstan
Berdasarkan persamaan di atas dapat dikatakan bahwa dalam medan konservatif momentum
sudut J, merupakan tetapan gerak.
5. http://www.slideshare.net/7779/persamaan-lagrange-dan-hamilton
Untuk mencari persamaan diferensial gerak sebuah benda yang dinyatakan dalam koordinat
rampatan, kita dapat memulai dengan persamaan berikut:
iii xmF (1)
dan selanjutnya kita akan mencoba menyatakan persamaan tersebut dalam q. Pendekatan
pertama yang akan kita pakai adalah dari persamaan energi. Kita akan menghitung energi
kinetik T dalam bentuk koordinat Kartesian dan selanjutnya kita akan nyatakan dalam
koordinat rampatan dan turunannya terhadap waktu. Energi kinetik T dari sebuah sistem yang
mengandung N partikel dapat dinyatakan dengan
ワ
k
1i
2
i
2
i
2
1i2
1
zyxmT ( (2)
atau dalam bentuk yang lebih ringkas ditulis sebagai berikut
ワ
N3
1i
2
ii2
1
xmT (3)
Mari kita mencoba menyatakan hubungan antara koordinat x dan q yang juga mengandung
waktu t secara eksplisit. Kita dapat misalkan
),,...,,( tqqqxx n21ii (4)
dan selanjutnya
t
x
q
q
x
x i
k
k
i
i
(5)
Dalam pembahasan selanjutnya, kita tetapkan bahwa harga i adalah 1,2, ..3N
dimana N menyatakan jumlah partikel dalam sistem, dan harga k adalah 1,2, . .n; dimana n
menyatakan jumlah koordinat rampatan (derajat kebebasan) sistem. Oleh karena itu kita dapat
melihat bahwa energi kinetik sebagai fungsi koordinat rampatan, turunannya terhadap waktu,
atau mungkin dalam waktu. Dalam banyak hal, waktu t tidak secara eksplisit terkait
hubungan antara xi dan qk, sehingga xi/t = 0. Jelaslah bahwa energi kinetik T merupakan
fungsi kuadrat yang homogen dari kecepatan rampatan kq
6. Dari persamaan
k
i
k
i
q
x
q
x
(6)
Kalikan kedua ruas (ruas kiri dan kanan) dengan ix dan diferensialkan terhadap t, akan
diperoleh:
件
э
緒件
э
k
i
i
k
i
i
q
x
x
dt
d
q
x
x
dt
d
k
i
i
k
i
i
q
x
x
q
x
x
(7)
atau
緒
2
x
qq
x
x
2
x
qdt
d 2
i
kk
i
i
2
i
k
(8)
Jika selanjutnya kita kalikan mi dan kita gunakan hubungan iii Fxm 緒 , kita dapat peroleh
緒
2
xm
qq
x
F
2
xm
qdt
d 2
ii
kk
i
i
2
ii
k
(9)
Lakukan penjumlahan terhadap i akan diperoleh :
件
э
i kk
i
i
k q
T
q
x
F
q
T
dt
d
(10)
Dari definisi gaya rampatan kita peroleh
k
k
k q
T
Q
q
T
dt
d
(11)
Ini adalah persamaan diferensial gerak yang dinyatakan dalam koordinat rampatan dan
dikenal dengan persamaan Lagrange untuk gerak.Dalam kasus gerakannya adalah
konservatif, persamaan Lagrange dapat ditulis sebagai berikut:
7. kkk q
V
q
T
q
T
dt
d
(12)
Persamaan ini biasanya ditulis dalam bentuk yang lebih singkat dengan mendefinisikan
fungsi Lagrangian L yakni
L = T - V (13)
Yang berarti bahwa kita dapat menyatakaan T dan V dalam koordinat rampatan. Oleh karena
V = V(qk) dan 0qV k 緒駈 / , kita peroleh
kk q
T
q
L
dan
kkk q
V
q
T
q
L
(14)
Persamaan Lagrange dapat ditulis
kk q
L
q
L
dt
d
(15)
Persamaan diferensial gerak untuk suatu sistem konservatif dapat dicari jika kita ketahui
fungsi Lagrangian dalam bentuk koordinat tertentu. Di sisi lain, jika gaya rampatan tidak
konservatif, misalkan nilainya adalah '
kQ , maka kita dapat menuliskan
k
kk
q
V
QQ
'
(16)
Selanjutnya kita dapat mendefinisikan sebuah fungsi Lagrangian L = T - V, dan menuliskan
persamaan diferensial gerak dalam bentuk
k
k
k q
L
Q
q
L
dt
d
'
(17)
'
k
k k
d L L
Q
dt q q
(18)
Bentuk di atas lebih mudah dipakai jika gaya gesekan diperhitungkan.