Sistem kronologis atau sistem tanggal dalam kearsipanJeGe JankGoes
油
Sistem Kronologis atau Sistem Tanggal dalam Kearsipan mengatur penyimpanan dokumen berdasarkan tanggal pembuatannya menggunakan tahun, bulan, dan tanggal sebagai kode penyimpanan. Sistem ini sederhana tetapi sering menggunakan kartu indeks untuk memudahkan pencarian karena sulit mengingat tanggal dokumen dibuat. Dokumen juga menjelaskan peralatan pendukung seperti lemari arsip, guide, dan folder untuk penyimpanan
Sistem tanggal merupakan sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang disusun berdasarkan tahun, bulan, dan tanggal arsip dibuat. Sistem ini tidak memerlukan daftar klasifikasi karena hanya terdiri dari 3 bagian yaitu tahun, bulan, dan tanggal. Langkah-langkah penyimpanan arsip meliputi memeriksa, mengindeks, mengkode, menyortir, dan menempatkan dokumen.
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur kearsipan, yang terdiri atas prosedur permulaan dan prosedur penyimpanan. Prosedur permulaan meliputi pencatatan, pendistribusian, dan pengolahan surat masuk dan keluar menggunakan buku agenda atau kartu kendali. Prosedur penyimpanan meliputi kegiatan seperti pemeriksaan, pengindeksan, pengkodean, penyortiran, dan penempatan surat.
Dokumen tersebut membahas beberapa sistem kearsipan yang dapat digunakan dalam penyimpanan dokumen, yaitu sistem abjad, sistem kronologis, sistem nomor, sistem geografis, dan sistem subjek. Setiap sistem memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri dalam penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian arsip dan kearsipan serta jenis-jenis arsip berdasarkan berbagai kriteria seperti fungsi, pemilik, bentuk fisik, dan masalah."
menerapkan prosedur pencatatan surat_dokumen masuk dan keluarINDAHMAWARNI1
油
Materi KD. 3.5 Menerapkan Prosedur Pencatatan Surat/Dokumen Masuk Dan Keluar dan KD 4.5 Melakukan Prosedur Pencatatan Surat/Dokumen Masuk Dan Keluar, Mata Pelajaran Administrasi Umum Kelas XII TKJ
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penanganan surat masuk dan sistem buku agenda.
2. Ada beberapa tahapan penanganan surat masuk yaitu penerimaan, penyortiran, pencatatan, pengarahan, penyampain, dan penyimpanan surat.
3. Sistem pencatatan surat masuk menggunakan buku agenda tunggal, kembar, atau berpasangan.
Subbagian Persuratan dan Kearsipan bertugas mengelola surat masuk dan keluar serta penataan arsip. Mengelola surat meliputi penerimaan, pencatatan, pengolahan, dan penyimpanan surat sesuai dengan jenis dan prosedurnya. Prosedur pengelolaan surat masuk dan keluar berbeda untuk surat biasa, penting, dan rahasia.
Dokumen tersebut membahas tentang pengarsipan dan pengelolaan surat masuk dan keluar di suatu lembaga. Terdapat penjelasan mengenai penggolongan arsip, ruang lingkup kegiatan kearsipan, penanganan surat masuk dan keluar, serta sistem penataan arsip."
Dokumen tersebut menjelaskan tentang sistem filing subjek, yang merupakan sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip berdasarkan masalah atau pokok isi surat. Sistem ini membutuhkan perlengkapan seperti filing cabinet, guide, map, kotak sortir, dan kartu indeks. Arsip disusun berdasarkan hierarki masalah utama, submasalah, dan sub-sub masalah, serta disimpan di belakang guide masing-masing klasifikasi. Sistem
Penerimaan dan Penyortiran Surat Masuk Sistem Buku Agendabellamiaariella3
油
1. Sekretariat Kejaksaan Tinggi Jawa Barat menerima dan mendistribusikan surat masuk dengan menggunakan sistem buku agenda.
2. Surat masuk dicatat dan dikelompokkan berdasarkan tingkat kepentingan sebelum didistribusikan ke bagian terkait.
3. Sistem buku agenda membantu pengelolaan surat masuk secara sistematis dan memudahkan pelacakan.
1. Dokumen menjelaskan beberapa sistem pengarsipan dokumen, termasuk sistem abjad, perihal, nomor, geografis, dan tanggal.
2. Setiap sistem memerlukan perlengkapan penyimpanan tertentu dan tahapan penyortiran, pengkodean, dan penyimpanan dokumen.
3. Sistem pengarsipan dipilih berdasarkan karakteristik dokumen untuk memudahkan penemuan kembali dokumen di masa depan.
Dokumen tersebut membahas beberapa sistem kearsipan yang dapat digunakan dalam penyimpanan dokumen, yaitu sistem abjad, sistem kronologis, sistem nomor, sistem geografis, dan sistem subjek. Setiap sistem memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri dalam penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian arsip dan kearsipan serta jenis-jenis arsip berdasarkan berbagai kriteria seperti fungsi, pemilik, bentuk fisik, dan masalah."
menerapkan prosedur pencatatan surat_dokumen masuk dan keluarINDAHMAWARNI1
油
Materi KD. 3.5 Menerapkan Prosedur Pencatatan Surat/Dokumen Masuk Dan Keluar dan KD 4.5 Melakukan Prosedur Pencatatan Surat/Dokumen Masuk Dan Keluar, Mata Pelajaran Administrasi Umum Kelas XII TKJ
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penanganan surat masuk dan sistem buku agenda.
2. Ada beberapa tahapan penanganan surat masuk yaitu penerimaan, penyortiran, pencatatan, pengarahan, penyampain, dan penyimpanan surat.
3. Sistem pencatatan surat masuk menggunakan buku agenda tunggal, kembar, atau berpasangan.
Subbagian Persuratan dan Kearsipan bertugas mengelola surat masuk dan keluar serta penataan arsip. Mengelola surat meliputi penerimaan, pencatatan, pengolahan, dan penyimpanan surat sesuai dengan jenis dan prosedurnya. Prosedur pengelolaan surat masuk dan keluar berbeda untuk surat biasa, penting, dan rahasia.
Dokumen tersebut membahas tentang pengarsipan dan pengelolaan surat masuk dan keluar di suatu lembaga. Terdapat penjelasan mengenai penggolongan arsip, ruang lingkup kegiatan kearsipan, penanganan surat masuk dan keluar, serta sistem penataan arsip."
Dokumen tersebut menjelaskan tentang sistem filing subjek, yang merupakan sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip berdasarkan masalah atau pokok isi surat. Sistem ini membutuhkan perlengkapan seperti filing cabinet, guide, map, kotak sortir, dan kartu indeks. Arsip disusun berdasarkan hierarki masalah utama, submasalah, dan sub-sub masalah, serta disimpan di belakang guide masing-masing klasifikasi. Sistem
Penerimaan dan Penyortiran Surat Masuk Sistem Buku Agendabellamiaariella3
油
1. Sekretariat Kejaksaan Tinggi Jawa Barat menerima dan mendistribusikan surat masuk dengan menggunakan sistem buku agenda.
2. Surat masuk dicatat dan dikelompokkan berdasarkan tingkat kepentingan sebelum didistribusikan ke bagian terkait.
3. Sistem buku agenda membantu pengelolaan surat masuk secara sistematis dan memudahkan pelacakan.
1. Dokumen menjelaskan beberapa sistem pengarsipan dokumen, termasuk sistem abjad, perihal, nomor, geografis, dan tanggal.
2. Setiap sistem memerlukan perlengkapan penyimpanan tertentu dan tahapan penyortiran, pengkodean, dan penyimpanan dokumen.
3. Sistem pengarsipan dipilih berdasarkan karakteristik dokumen untuk memudahkan penemuan kembali dokumen di masa depan.
Dokumen ini membahas tentang administrasi dan kesekretariatan organisasi. Administrasi adalah kegiatan kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan kesekretariatan adalah bagian dari administrasi yang meliputi kegiatan tulis menulis dan surat menyurat. Dokumen ini juga menjelaskan tentang fungsi buku agenda, buku induk, dan arsip dalam mendukung kelancaran administrasi suatu organisasi.
Materi ini berisi tentang sistem kearsipan, macam-macam sistem kearsipan dengan kelebihan dan kelemahannya dampai peralatan yang diperlukan dalam melakukan pengarsipan.
Materi ldk osis .administrasi dan kesekretariatanRosim Nyerupa
油
Dokumen tersebut membahas tentang administrasi dan kesekretariatan dalam organisasi. Ia menjelaskan bahwa administrasi meliputi berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, sementara kesekretariatan merupakan bagian dari administrasi yang terkait dengan pekerjaan tulis menulis dan catatan. Dokumen ini juga membahas tentang surat menyurat, pengarsipan, agenda, buku induk, dan buku kegiatan sebagai bagian penting dari ke
Profil singkat pria bernama Ria Santosa yang lahir di Maos pada 1983, bekerja sebagai staf administrasi kurikulum SMA Negeri 1 Maos dan pengelola website sekolah, serta pernah aktif dalam kegiatan organisasi kepramukaan.
Makalah ini membahas tentang pendokumentasian arsip, meliputi pengertian arsip, jenis arsip, sistem penyimpanan arsip, dan prosedur penyimpanan arsip. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami cara pengarsipan yang baik dan memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Perkantoran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang administrasi ketatausahaan dan struktur organisasi Depdiknas.
2. Administrasi ketatausahaan meliputi pengertian, enam pola kegiatan, dan tiga peranan utama tata usaha.
3. Dokumen juga membahas tentang penataan surat, arsip, dan struktur organisasi Depdiknas.
Penyusutan adalah proses akuntansi yang digunakan untuk mengalokasikan biaya perolehan aset tetap (seperti gedung, mesin, dan peralatan) selama umur manfaatnya. Proses ini mencerminkan pengurangan nilai aset seiring waktu karena penggunaan, keausan, atau obsolesensi.
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Kanaidi ken
油
bagi Para Karyawan *PT. Tri Hasta Karya (Cilacap)* yang diselenbggarakan di *Hotel H! Senen - Jakarta*, 24-25 Februari 2025.
-----------
Narasumber/ Pemateri Training: Kanaidi, SE., M.Si., cSAP., CBCM
HP/Wa Kanaidi: 0812 2353 284,
e-mail : kanaidi63@gmail.com
----------------------------------------
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
油
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasDadang Solihin
油
Sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yaitu Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan, kajian ini menekankan pentingnya membangun Indonesia yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan di tahun 2045. Dalam konteks itu, optimalisasi angkatan kerja dan pemanfaatan bonus demografi menjadi faktor krusial untuk mencapai visi tersebut.
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan IndonesiaDadang Solihin
油
Tujuan penyusunan naskah masukan untuk peta jalan strategis keangkasaan Indonesia ini adalah untuk meningkatkan kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia dalam rangka memperkuat Ketahanan Nasional dan Visi Indonesia Emas 2045.
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docxMirza836129
油
Manajemen kearsipan
1. BAB I
Pengertian
A. Pengertian Arsip
Arsip adalah naskah naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga
Negara dan Badan badan Pemerintahan, maupun naskah naskah yang
dibuat dan diterima oleh Badan badan swasta dan/atau perorangan, dalam
bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun kelompok dalam
rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan dalam pelaksanaan kehidupan
kebangsaan.
Kearsipan atau filing adalah proses kegiatan pengurusan atau
pengaturan arsip dengan memprgunakan suatu sistem tertentu, sehingga arsip
arsip dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu
waktu diperlukan.
Jadi, arsip adalah wujud atau bentuk barang atau bendanya yang
berupa naskah naskah, baik dalam keadaan tunggal maupun kelompok.
Sedangkan kearsipan atau filing adalah aktivitas atau kegiatannya, yaitu
kegiatan yang berhubungan dengan pengurusan atau pengaturan arsip
Berdasarkan Undang Undang Nomor 7 tahun 1971 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan, pasal 1 ayat a dan ayat b, menetapkan
bahwa yang dimaksud dengan arsip adalah :
a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga Negara
dan Badan-badan Pemerintahan dalam bentuk corak apa pun, baik dalam
keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan
kegiatan pemerintahan.
b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan-badan Swasta dan
atau perorangan, dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan tunggal
maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.
2. Selain dari pengertian di atas, arsip dapat diartikan pula sebagai
suatu badan (agency) yang melakukan segala kegiatan pencatatan
penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan surat-surat/warkat-warkat yang
mempunyai arti penting baik kedalam maupun keluar, baik yang menyangkut
soal-soal pemerintahan maupun non-pemerintahan, dengan menerapkan
kebijaksanaan dan system tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan.
Manajemen kearsipan adalah bagaimana seseorang/sebuah
organisasi dalam mengelola, menyusun, menjaga, merawat arsip yang ada
dalam organisasinya. Dimana arsip merupakan memori/daya ingat suatu
organisasi atas kejadian kejadian yang dialami.
B. MACAM MACAM SISTEM FILING
Sistem yang dipergunakan dalam pengurusan atau pengaturan arsip
dinamakan sistem filing (filing sistem). Sistem filing disebut juga dengan
istilah sistem kearsipan. Ada beberapa macam sistem filing, Atmosudirdjo
(1982:161 168) mengatakan bahwa pada pokoknya sistem kearsipn terdiri
dari 2 bagian, yaitu:
1. Sistem pengaturtertiban atau arrangement system.
2. Sistem perawatsimpanan atau safe keeping system.
1. Sistem pengaturtertiban atau (arrangement system)
Sistem pengaturtertiban disebut juga dengan berbagai istilah, misalnya :
- Sistem klasifikasi,
- Sistem klasifikasi arsip, dan
- Sistem klasifikasi kearsipan.
Selanjutnya sistem pengaturtertiban atau sistem klasifikasi dibedakan
menjadi beberapa macam yaitu :
3. a. Sistem klasifikasi Numerikal Seri (Menurut nomor)
Sistem klasifikasi numerikal adalah sistem penyimpanan arsip dengan
mempergunakan kode nomor. Jadi, kode yang dipergunakan dalam
penyimpanan arsip adalah nomor.
b. Sistem klasifikasi alfabetis (Menurut abjad)
Sistem klasifikasi alfabetis adalah sistem penyimpanan arsip dengan
memprgunakan abjad sebagai kode penyimpanan.
2. Sistem perawatsimpanan (safe keeping system)
Yang dimaksud dengan sistem perawatsimpanan arsip adalah
sistem yang dipergunakan dalam pemeliharaan dan pengamanan arsip.
Penyimpanan yang aman terhadap arsip sangat penting, mengingat
mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup.
3. Sistem Filing
Ada 5 dasar pokok sistem bagi penyelenggaraan filing yang dapat
dipergunakan, yaitu :
1. Sistem abjad atau alfabet
Suatu sistem untuk menyusun arsip menurut abjad nama orang, atau
organisasi dengan berpedoman pada indeks. Misalnya :
- Nama biasa yang tidak tergolong nama keluarga/marga/baptis,
nama ditulis :
Nila Dwi - dalam indeks N
Eko Prima - dalam indeks E
- Nama perseorangan yang memakai nama keluarga, maka ditulis :
Moreno Suprapto - dalam indeks S
Henry Fayol - dalam indeks F
4. - Nama instansi pemerintah yang diutamakan adalah kata pengenal
yang terpenting dari instansi tersebut, sedangkan bentuk organisasi
dijadikan unit terakhir.
Departmen Pertahanan Nasional - dalam indeks P
Lembaga Administrasi Negara - dalam indeks A
- Pada beberapa instansi pemerintahan atau nama wilayah yang
diutamakan ialah nama tempat/daerah.
Kota Surabaya - dalam indeks S
Kabupaten Kutorejo - dalam indeks K
2. Sistem subjek
Tata cara penyimpanan arsip dengan mempergunakan pokok masalah
sebagai pedoman pengaturannya. Misalnya : masalah kepegawaian,
cuti, kenaikan pangkat, lamaran, keuangan, gaji, dsb.
3. Sistem geografis
Sistem penyimpanan arsip berdasarkan wilayah/daerah asal arsip.
Misalnya : negara, propinsi, ibukota propinsi, kabupaten/kotamadya,
pulau, kepulauan, dsb.
4. Sistem nomor
Dalam sistem ini dipergunakan sebagai pedoman mengatur arsip
adalah urutan angka. Sistem ini biasa dipergunakan oleh organisasi-
organisasi yang bergerak di bidang profesional tertentu, misalnya
kantor akuntan, kantor pengacara, kantor kontraktor, dsb. Sistem
nomor ini merupakan sistem filling yang tidak langsung, karena
sebelum menemukan nomor-nomor yang diperlukan arsip lebih
dahulu harus membuat daftar kelompok masalah-masalah, kelompok-
kelompok pokok permasalahan seperti pada sistem subjek, baru
kemudian diberi nomor di belakangnya.
5. Umpamanya:
Kepegawaian 12
Cuti 12,1
Kenaikan Pangkat 12,2
Lamaran 12,3
Suatu organisasi yang bergerak di dalam usaha perdagangan mesin
mesin kantor juga dapat mempergunakan sistem nomor ini,
umpamanya:
Mesin kalkulator 14
Fasit 14,1
Monroe 14,2
Ordner 14,3
Underwood 14,4
5. Sistem kronologis
Dalam sistem ini, arsip disimpan menurut urutan tanggal yang
tercantum dalam surat. Surat yang datang lebih akhir ditempatkan
pada yang paling depan, tanpa melihat masalah atau perihal surat atau
bahan, dam selanjutnya dikelompokkan.
C. Tata Cara Mengarsip Surat
Dalam suatu organisasi diperlukan seseorang yang bertugas untuk
mengelola/mengurus surat surat yang masuk maupun keluar dalam suatu
organisasi atau suatu instansi baik negeri maupun swasta. Tata cara
mengarsip surat sebagai berikut :
1. Penyortiran surat
Mensortir surat surat penting yang sebagian besar berupa surat
surat dinas pemerintahan, surat surat dinas dari perusahaan, dan surat
6. surat dinas dari perorangan. Semua surat tersebut dipisahkan dari surat
surat yang kurang penting dengan cara :
a. Meneliti asal ( sumber ) surat tersebut. Sumber surat dapat dilihat
dari mana si pengirim, alamat, atau stempel pos. Misalnya : satu
amplop putih dari sebuah bank dengan tanda rahasia di bawah, dan
tanda segera di atasnya.
b. Meneliti cara pengiriman surat. Cara pengiriman surat yang
dipergunakan oleh pengirim dapat juga memberikan petunjuk apakah
surat tersebut tergolong penting atau tidak. Misalnya : Surat dengan
stempel segera/ stempel kilat.
2. Penyortiran selanjutnya
Surat surat penting yang telah disortir, hendaknya dipisahkan lagi
menurut beberapa macam kelompok. Agar letaknya teratur, setiap
kelompok surat hendaknya ditempatkan tersendiri di dalam folder folder
atau alat lain yang sejenisnya. Kelompok kelompok yang dimaksud
adalah :
a. Surat surat dinas.
b. Surat surat dinas dari instansi pemerintah
c. Surat surat dari kantor kantor swasta
d. Surat surat daroi perorangan
3. Pembukaan sampul ( amplop )
Hal ini perlukan agar surat tetap dalam keadaan rapi, tidak rusak,
sobek, atau yang lainnya. Untuk itu dalam membuka sampul / amplop
surat harus berhati hati.
7. 4. Pengeluaran surat dari dalam sampul
Setelah semua surat dikeluarkan dari dalam sampul kemudian
dibuka dan diratakan / dirapikan lipatan lipatannya. Lalu kaitkan sampul
pada suratnya dan tempatkan pada kotak surat terbuka.
5. Penelitian surat
Surat surat yang telah terbuka tadi, kemudian satu persatu diteliti
untuk memastikan apakah tanda tanda/ciri ciri surat sama dengan yang
terdapat dalam sampulnya. Jika terdapat alamat dalam yang betul dan
sesuai dengan sampulnya dan setelah surat diberi stempel tanggal
diterimanya surat sesuai dengan sampul, maka sampul dapat disingkirkan.
Jika pada surat tidak terdapat alamat dalam, maka sampul tetep
dikaitkan pada surat atau membuat salinan alamat pengirimnya (disalin
dari sampul) pada form dan dikaitkan pada surat. Sampul dapat
disingkirkan. Setelah itu dikelompokkan lagi menurut daerah, asalnya,
ataupun masalah yang sama dari surat tersebut.
6. Pembacaan surat dan penyampaiannya
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah surat tersebut penting
atau biasa saja. Selain itu, untuk memisahkan surat surat mana yang
perlu/harus disampaikan langsung pada pimpinan atau kepada unit/bagian
pengelolaan yang dituju oleh surat tersebut.
7. Pencatatan surat
a. Kartu Kendali
b. Buku Agenda
c. Buku Pembantu Agenda
Keterangan keterangan yang dicatat dalam Kartu Kendali maupun Buku
Agenda :
8. Tanggal hari diterimanya (surat masuk) atau dikirimkannya (surat
keluar) surat.
Nomor urut agenda. Untuk surat masuk di catat pula nomor suratnya.
Asal surat (instansi, perorangan) untuk surat masuk; Alamat yang
dituju untuk surat keluar.
Perihal dan persoalan (isi) surat secara ringkas.
Tanggal yang tercantum di dalam surat.
Catatan (keterangan) lain tentang kedudukan surat di dalam
pemrosesannya, misalnya : disampaikan kepada pejabat/unit tertentu
untuk ditangani.
Jika instansi telah menggunakan sistem pola klasifikasi atau sistem
pengkodean, maka kode dan nama masalah ( subject heading ) dicatat
pula.
Lampiran, disebut macam dan jumlahnya.
Pengolah. Unit yang fungsional bertanggung jawab atau yang ditunjuk
untuk menggarap tindak lanjut atau memproses penyelesaian masalah
daripada syarat bersangkutan.
8. Langkah akhir penanganan surat.
Surat-surat yang masih digarap atau yang telah dilakukan tindak
lanjutnya, tetapi belum dianggap tuntas sehingga sewaktu-waktu dalam
waktu yang tidak lama diperlukan lagi, selama itu pula disimpan oleh unit
pengelolah yang menggarap atau bertanggung jawab atas tindak lanjut
surat bersangkutan.
Tata penyimpanan arsip aktif maupun arsip inaktif menggunakan
sistem penataan berkas disesuaikan dengan kepentingan instansi
bersangkutan agar memudahkan pengendaliannya
9. D. Ciri - ciri dan Sistem Kearsipan yang Baik
Pasal 3 Undang - Undang No.7 tahun 1971 mengatakan bahwa
tujuan kearsipan ialah menjamin keselamatan bahan pertanggung jawaban
nasional tentang perencanaan,pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan
kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggung jawaban bagi
kegiatan pemerintah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap instansi (baik pemerintah
maupun swasta) harus mampu menjalankan suatu sistem kearsipan yang baik.
Sistem kearsipan yang dijalankan oleh suatu instansi dikatakan baik apabila
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mudah dilaksanakan.
Tidak menimbulkan kesulitan, baik dalam penyimpanan, pengambilan
maupun dalam pengembalian arsip.
2. Mudah dimengerti
Tidak menimbulkan banyak kesalahan dalam pelaksanaannya. Dengan
kata lain, sistem kearsipan harus sederhana.
3. Murah dan ekonomis
Dalam arti tidak berlebihan, baik dalam pengeluaran dana/biaya maupun
dalam pemakaian tenaga, peralatan atau perlengkapan arsip.
4. Tidak memakan tempat
Tempat penyimpanan dapat berupa ruangan, bangunan (gudang arsip), rak
arsip, almari, dan sebagainya.
5. Mudah dicapai
Memungkinkan arsip arsip yang disimpan mudah dan cepat ditemukan,
diambil, dan dikembalikan apabila sewaktu waktu diperlukan lagi.
6. Fleksibel
Sistem pengarsipan ini dapat diterapkan di setiap organisasi dan dapat
mengikuti perkembangan organisasi
7. Cocok bagi organisasi
Sistem kersipan yang dilaksanakan hendaknya cocok atau sesuai dengan
jenis dan ruang lingkup kegiatan organisasi.
10. 8. Dapat mencegah kerusakan dan kehilangan arsip
Sistem kearsipan yang dilaksanakan harus dapat mencegah campur tangan
orang orang yang tidak bertanggung jawab, tidak berwenang bertugas
dalam bidang kearsipan. Termasuk pengaruh lainnya.
9. Mempermudah pengawasan.
Sistem kearsipan yang dilaksanakan dibantu dengan mempergunakan
berbagai macam perlengkapan, misalnya : kartu indeks, lembar pengantar,
lembar tunjuk silang, kartu pinjam arsip ( out slip ), dan sebagainya.
Dengan demikian, sistem kearsipan perlu direncanakan terlebih
dahulu, maksudnya ialah :
a. Jangan sampai sitem kearsipan yang dilaksanakan tidak cocok dengan
jenis dan luas lingkupnya kegiatan organisasi
b. Jangan sampai sistem kearsipan yang dilaksanakan menimbulkan
kesulitan bagi para pegawai kearsipan, karena sulit di mengerti
c. Jangan sampai sistem kearsipan yang dilaksanakan menyulitkan dalam
hal penyimpanan, penemuan, pengembalian, pemeliharaan dan
perawatan arsip
d. Jangan sampai sistem kearsipan yang dilaksanakan menimbulkan
pemborosan, baik dalam hal tenaga, biaya/dana maupun peralatan atau
perlengkapan yang dipergunakan
e. Jangan sampai ada suatu arsip yang masih mempunyai nilai kegunaan
atau nilai pakai dan perlu disimpan secara permanen, tetapi ikut
dipindahkan dari arsip aktif ke arsip tak aktif dan kemudian di
musnahkan.
E. Masalah - masalah di bidang kearsipan
1. Penemuan kembali secara cepat dan tepat terhadap arsip-arsip apabila
sewaktu-waktu di perlukan kembali, baik oleh pihak pimpinan
organisasi yang bersangkuta maupun oleh organisasi lainnya.
11. 2. Hilangnya arsip-arsip sebagai akibat dari sistem penyimpanan yang
kurang sistematis, sistem pemeliharaan dan pengamanan yang kurang
sempurna, serta peminjaman atau pemakaian arsip oleh pimpinan atau
oleh satuan organisasi lainnya, yang jangka waktunya lama, sehingga
arsip lupa dikembalikan kepada unit kearsipan.
3. Bertambahnya terus-menerus arsip-arsip ke dalam bagian kearsipan
tanpa diikuti dengan penyingkiran dan penyusutan yang mengakibatkan
tempat penyimpanan tidak mencukupi.
4. Tatakerja keasipan yang tidak mengikuti perkembangan ilmu kearsipan
modern karena para pegawai kearsipan yang tidak cakap dan kurang
adanya bimbingan yang teratur dari pihak pimpinan dan dari para ahli
kearsipan.
5. Peralatan kearsipan yang tidak memadai, tidak mengikuti
perkembangan ilmu kearsipan modern, karena kurangnya dana yang
tersedia, serta karena para pegawai kearsipan yang kurang cakap.
6. Kurang adanya kesadaran para pegawai terhadap peranan dan
pentingnya arsip-arsip bagi organisasi, sehingga sistem penimpanan,
pemeliharaan dan perawatan arsip kurang mendapat perhatian yang
semestinya.
12. BAB II
PEMBAHASAN
A. Implementasi
Rumah sakit pemerintahan X sering mengalami kesulitan dalam
penemuan kembali arsip pasiennya karena data yang disimpan tidak
beraturan dan semua berkas dijadikan satu dengan senua berkas yang ada.
Rumah sakit tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama untuk
kegiatan pencariandata/berkas yang dibutuhkan.
B. Pembahasan
Dari masalah di atas dapat diketahui bahwa di Rumah Sakit
tersebut tidak memiliki sistem/manajemen kearsipan yang bisa dikatakan
belum baik. Bahkan pihak rumah sakit belum mengetahui cara
pengarsipan yang baik dan benar. Pertama tama yang harus dilakukan
oleh pihak Rumah Sakit ( juru arsip yang ada di dalam organisasi tersebut)
adalam mensortir data data pasien yang telah mendaftarkan diri mereka,
misalnya berdasarkan tanggal berapa mereka mendaftarkan diri, nama
pasien, alamatnya, dan sebagainya. Setelah itu, data pasien dipilah pilah
berdasarkan sistem penyimpanan abjad. Langkah berikutnya, masukkan
tiap tiap data pasien ke dalam snelhechter dan diberi label agar rapi
datanya. Kemudian masukkan data data tersebut kedalam filing cabinet
atau kotak berkas sesuai dengan urutan abjadnya. Dengan begini sewaktu
waktu apabila ada pasien yang membutuhkan data kesehatannya ( record
of health) dapat dengan mudah dicari dan ditemukan datannya apabila
sewaktu waktu diperlukan datanya.
Dengan seiring perkembangan teknologi, pihak Rumah Sakit
dapat mengentri data para pasiennya ke dalam sistem database dengan
13. menggunakan komputer namun dengan sistem pengarsipan abjad, atau
sistem nomor yang sejenis dengan nomor induk pasien atau dapat juga
dengan menggunakan semacam barcode pada kartu berobat pasien. Jika
ingin mencari data pasien, petugas administrasi tinggal menscan barcode
tersebut atau dengan mengetik nomor induk pasien. Lalu keluarlah data
data yang diperlukan oleh pasien tersebut.
14. BAB III
Kesimpulan
Dengan adanya manajemen kearsipan, suatu organisasi dapat
dengan baik dalam mengelola sumber ingatan dalam organisasinya sehingga arsip
dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu watu
diperlukan. Baik organisasi publik maupun swasta perlu atau sangat dianjurkan
untuk mengelola, mengatur arsip ( baik berupa tulisan, film, rekaman, gambar,
dan lain sebagainya) yang mereka terima ataupun yang mereka keluarkan selama
kegiatan keorganisasian tersebut berlangsung.
Dari keseluruhan sistem kearsipan, sistem abjad selalu
dipergunakan sebagai kelengkapan sistem yang dipilih. Sistem ini dianggap lebih
mudah dari sistem yang lainnya, arsip memilih sistem subjek, maka dalam
penyusunan subjeknya juru arsip selalu harus menyusunnya lagi menurut urutan
abjadnya. Sistem abjad merupakan dasar bagi semua sistem filing sebab lebih
efektif dan efisien dalam mengaplikasikannya.