Makalah ini membahas tentang kebisingan di tempat kerja. Pertama, diberikan definisi kebisingan sebagai bunyi yang tidak diinginkan yang berasal dari peralatan produksi dan dapat mengganggu kesehatan. Kemudian dijelaskan mengenai jenis, pengukuran, dan nilai ambang batas kebisingan. Terakhir diuraikan dampak buruk kebisingan seperti gangguan pendengaran dan penurunan produktivitas kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang kebisingan sebagai polusi lingkungan. Ia mendefinisikan kebisingan sebagai suara yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu pendengaran. Sumber kebisingan terutama berasal dari aktivitas industri dan transportasi. Kebisingan dapat memengaruhi kesehatan manusia. Upaya pengendalian kebisingan dapat dilakukan dengan mengurangi kebisingan pada sumber, meredam kebisingan saat propagasi
Dokumen tersebut membahas tentang teknik lingkungan khususnya bising dan kebisingan. Terdapat penjelasan mengenai karakteristik fisik dari suara seperti tekanan, frekuensi, dan variasi waktu. Juga dijelaskan mengenai sumber, jenis, dan karakteristik bising serta kriteria untuk menentukan tingkat kebisingan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang bising (kebisingan) dan dampaknya terhadap manusia.
2. Bising didefinisikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan gangguan.
3. Dampak bising meliputi gangguan pendengaran, peningkatan tekanan darah, gangguan pencernaan, sakit kepala, dan penurunan produktivitas kerja.
Dokumen ini membahas tentang bising dan dampaknya terhadap kesehatan. Ia menjelaskan definisi bunyi dan bising, komponen bunyi seperti amplitudo dan frekuensi, jangkauan pendengaran manusia, dan efek bising pada kesehatan seperti gangguan pendengaran dan psikososial. Dokumen ini juga membahas kontrol bising melalui sumber, jalur, dan eksposur pekerja serta persyaratan perundangan terkait.
Pencemaran bunyi dapat berasal dari berbagai sumber seperti lalu lintas, industri, konstruksi, dan kegiatan olahraga. Paparan bunyi yang terlalu keras dapat menyebabkan gangguan pendengaran sementara atau permanen. Untuk mencegah hal ini perlu mengukur dan mengawasi tingkat kebisingan serta melindungi pendengaran secara berkala.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan pengukuran tingkat kebisingan di beberapa lokasi. Lokasi jalan raya sibuk dan jalan raya dekat kediaman menunjukkan tingkat kebisingan yang sangat keras di atas 70 desibel, sedangkan di dalam kediaman, tempat belajar, dan jalan raya dekat tempat belajar menunjukkan tingkat kebisingan sedang di bawah 45 desibel.
Dokumen tersebut membahas standarisasi analisis lingkungan kerja yang meliputi 7 aspek yaitu pencahayaan, kebisingan, pewarnaan, layout, kebersihan, sirkulasi udara, dan suhu ruangan. Setiap aspek dijelaskan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja dan kesehatan pegawai beserta standar yang direkomendasikan.
Tata suara mempelajari cara memperoleh output suara yang baik dengan merancang hasil suara berkualitas untuk produksi radio, televisi, dan film. Penata suara menyeimbangkan dan menyelaraskan suara dari berbagai sumber seperti alam, objek, narasi, dan musik melalui proses mixing untuk menciptakan suara yang harmonis dan enak didengar.
Makalah ini membahas tentang pencemaran suara yang didefinisikan sebagai gangguan lingkungan akibat bunyi atau suara yang mengganggu. Pencemaran suara disebabkan oleh berbagai sumber kebisingan seperti alat-alat berisik dan lalu lintas kendaraan. Dampaknya meliputi gangguan kesehatan manusia seperti stres serta menurunnya produktivitas. Untuk menanggulanginya, dianjurkan pengg
Audiometri digunakan untuk mengukur ambang pendengaran dengan alat elektroakustik. Terdapat berbagai jenis audiometri seperti pure tone audiometry untuk mengetahui ambang pendengaran nada murni, speech audiometry untuk ambang pendengaran ucapan, dan tympanometry untuk mengetahui kondisi telinga tengah. Audiometri bermanfaat untuk skrining, diagnostik, dan monitoring gangguan pendengaran.
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran suara, termasuk pengertian, penyebab, dampak, proses terjadinya, upaya mengatasi, dan pencegahan pencemaran suara. Pencemaran suara didefinisikan sebagai gangguan lingkungan akibat suara yang mengganggu, biasanya diukur dalam desibel. Penyebabnya meliputi suara kendaraan, pabrik, dan alat elektronik. Dampaknya dapat mencakup stres, gangguan kesehatan
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian akustik, elemen-elemen akustik, sifat-sifat dasar bunyi, pengaruh kebisingan, dan cara mengendalikan kebisingan serta penyerapan bunyi. Material dan cara penataannya dipilih sesuai dengan kebutuhan ruangan, misalnya ruang musik atau ruang kelas.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik lingkungan khususnya bising dan kebisingan. Terdapat penjelasan mengenai karakteristik fisik dari suara seperti tekanan, frekuensi, dan variasi waktu. Juga dijelaskan mengenai sumber, jenis, dan karakteristik bising serta kriteria untuk menentukan tingkat kebisingan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang bising (kebisingan) dan dampaknya terhadap manusia.
2. Bising didefinisikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan gangguan.
3. Dampak bising meliputi gangguan pendengaran, peningkatan tekanan darah, gangguan pencernaan, sakit kepala, dan penurunan produktivitas kerja.
Dokumen ini membahas tentang bising dan dampaknya terhadap kesehatan. Ia menjelaskan definisi bunyi dan bising, komponen bunyi seperti amplitudo dan frekuensi, jangkauan pendengaran manusia, dan efek bising pada kesehatan seperti gangguan pendengaran dan psikososial. Dokumen ini juga membahas kontrol bising melalui sumber, jalur, dan eksposur pekerja serta persyaratan perundangan terkait.
Pencemaran bunyi dapat berasal dari berbagai sumber seperti lalu lintas, industri, konstruksi, dan kegiatan olahraga. Paparan bunyi yang terlalu keras dapat menyebabkan gangguan pendengaran sementara atau permanen. Untuk mencegah hal ini perlu mengukur dan mengawasi tingkat kebisingan serta melindungi pendengaran secara berkala.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan pengukuran tingkat kebisingan di beberapa lokasi. Lokasi jalan raya sibuk dan jalan raya dekat kediaman menunjukkan tingkat kebisingan yang sangat keras di atas 70 desibel, sedangkan di dalam kediaman, tempat belajar, dan jalan raya dekat tempat belajar menunjukkan tingkat kebisingan sedang di bawah 45 desibel.
Dokumen tersebut membahas standarisasi analisis lingkungan kerja yang meliputi 7 aspek yaitu pencahayaan, kebisingan, pewarnaan, layout, kebersihan, sirkulasi udara, dan suhu ruangan. Setiap aspek dijelaskan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja dan kesehatan pegawai beserta standar yang direkomendasikan.
Tata suara mempelajari cara memperoleh output suara yang baik dengan merancang hasil suara berkualitas untuk produksi radio, televisi, dan film. Penata suara menyeimbangkan dan menyelaraskan suara dari berbagai sumber seperti alam, objek, narasi, dan musik melalui proses mixing untuk menciptakan suara yang harmonis dan enak didengar.
Makalah ini membahas tentang pencemaran suara yang didefinisikan sebagai gangguan lingkungan akibat bunyi atau suara yang mengganggu. Pencemaran suara disebabkan oleh berbagai sumber kebisingan seperti alat-alat berisik dan lalu lintas kendaraan. Dampaknya meliputi gangguan kesehatan manusia seperti stres serta menurunnya produktivitas. Untuk menanggulanginya, dianjurkan pengg
Audiometri digunakan untuk mengukur ambang pendengaran dengan alat elektroakustik. Terdapat berbagai jenis audiometri seperti pure tone audiometry untuk mengetahui ambang pendengaran nada murni, speech audiometry untuk ambang pendengaran ucapan, dan tympanometry untuk mengetahui kondisi telinga tengah. Audiometri bermanfaat untuk skrining, diagnostik, dan monitoring gangguan pendengaran.
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran suara, termasuk pengertian, penyebab, dampak, proses terjadinya, upaya mengatasi, dan pencegahan pencemaran suara. Pencemaran suara didefinisikan sebagai gangguan lingkungan akibat suara yang mengganggu, biasanya diukur dalam desibel. Penyebabnya meliputi suara kendaraan, pabrik, dan alat elektronik. Dampaknya dapat mencakup stres, gangguan kesehatan
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian akustik, elemen-elemen akustik, sifat-sifat dasar bunyi, pengaruh kebisingan, dan cara mengendalikan kebisingan serta penyerapan bunyi. Material dan cara penataannya dipilih sesuai dengan kebutuhan ruangan, misalnya ruang musik atau ruang kelas.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian akustik dan akustik ruang, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa bahan dan konstruksi yang dapat digunakan sebagai penyerap bunyi dijelaskan, seperti bahan berpori, panel penyerap, dan resonator rongga. Parameter akustik ruang dan penerapannya dalam perancangan ruang auditorium juga diuraikan.
Bab 2 membahas tentang tinjauan pustaka mengenai anatomi telinga dan mekanisme mendengar, serta bunyi dan kebisingan. Anatomi telinga terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, tengah, dan dalam. Bunyi didefinisikan sebagai gelombang udara yang ditangkap telinga dan diteruskan ke otak. Kebisingan adalah bunyi tidak diinginkan yang dapat mengganggu kesehatan. Jenis dan sumber kebisingan s
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu akustik dan sumber-sumber kebisingan utama seperti kebisingan industri, konstruksi, transportasi seperti pesawat terbang, kereta api, dan lalu lintas jalan raya yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis dan psikologis bagi manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang bahaya kebisingan di tempat kerja, termasuk komponen kebisingan, sumber kebisingan, tingkat kebisingan yang diijinkan, efek kebisingan terhadap kesehatan, dan program konservasi pendengaran untuk mencegah gangguan pendengaran akibat kebisingan.
Rangkuman dokumen:
1. Materi pelajaran mengenai pengaturan respon akustik audio seperti treble, bass, volume, dan surround system.
2. Siswa akan belajar cara mengatur respon akustik audio berdasarkan manual dan melakukan eksperimen di ruang laboratorium.
3. Hasil pengaturan akan dievaluasi berdasarkan respon akustik pendengaran dan ruang.
Untuk membuat dinding peredam suara dan plafon peredam suara atau dinding dan plafon kedap suara tidak hanya bahan peredam suara rockwool dan rockwool saja yang dibutuhkan dan dipasang melainkan bahan material lain yang memiliki karakteristik sebagai bahan kedap suara yang baik. Karakteristik yang dimaksud adalah memiliki ciri utama bahan ini tentu saja tidak boleh menjadi penghantar energi suara (mekanik) yang baik atau dengan kata lain tidak mudah bergetar bila terpapar energi akustik (suara) atau mengubah energi suara tersebut menjadi energi bentuk lain saat melintasinya, atau dengan kata lain sesedikit mungkin meloloskan energi suara yang melewatinya.
Untuk membuat ruangan kedap suara maka kita memerlukan bahan seperti ciri diatas dengan penambahan atau kombinasi dengan bahan seperti rockwool, rockwool, greenwool dan lainnya. Kita membuat partisi kedap suara dengan terlebih dahulu menghitung nilai sound transmission class (stc) dari masing masing bahan yang dipasang sehingga kita bisa memperediksi hasil akhirnya akan seperti apa dikemudian. Dengan demikian bahan material yang dipasang akan efektif dalam memblok suara.
Karena suara memiliki jenis frekuensi terttentu, maka bahan material peredam suara atau kedap suara juga memiliki karakteristik yang sama. Di satu sisi bahan peredam suara bisa memblok suara pada frekuensi bawah dan menengah, namun pada frekuensi tinggi dia lolos. Demikian juga sebaliknya pada sisi lain bahan peredam suara memiliki karakterisik memblok suara jenis frekuensi menengah tinggi namun frekuensi rendah dia lolos. Maka diperlukan perpaduan atau kombinasi keduanya agar efektif.
Dokumen ini membahas tentang kebisingan yang terjadi di sektor pembinaan dan industri serta dampaknya terhadap kehidupan manusia. Ia menjelaskan definisi kebisingan, sumber-sumber utama kebisingan seperti pembinaan, kenderaan, dan kilang, satuan untuk mengukur kebisingan yakni desibel, serta efek kebisingan seperti gangguan pendengaran sementara atau kekal, dampak pada jantung dan sistem pencernaan.
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdfSyarifatul Marwiyah
Ìý
Tugas kebisingan
1. Pengertian Kebisingan
Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki, kebisingan yaitu bunyi yang tidak
diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMenLH No.48 Tahun 1996) atau
semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau
alat-alat kerja pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran
(KepMenNaker No.51 Tahun 1999).
Alat Ukur Kebisingan
Pengukuran kebisingan dilakukan dengan menggunakan sound level meter. Prinsip kerja
alat ini adalah dengan mengukur tingkat tekanan bunyi. Tekanan bunyi adalah penyimpangan
dalam tekanan atmosfir yang disebabkan oleh getaran partikel udara karena adanya gelombang
yang dinyatakan sebagai amplitudo dari fluktuasi tekanan.
Sumber Kebisingan
Sumber bising dalam pengendalian kebisingan lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu:
a. Bising interior,
Bising yang berasal dari manusia, alat-alat rumah tangga atau mesin-mesin gedung yang
antara lain disebabkan oleh radio, televisi, alat-alat musik, dan juga bising yang ditimbulkan
oleh mesin-mesin yang ada digedung tersebut seperti kipas angin, motor kompresor pendingin,
pencuci piring dan lain-lain.
b. Bising eksterior,
Bising yang dihasilkan oleh kendaraan transportasi darat, laut, maupun udara, dan alat-
alat konstruksi.
2. Sifat suatu kebisingan ditentukan oleh intensitas suara, frekuensi suara, dan waktu
terjadinya kebisingan.
Faktor Alami
Reduksi Faktor-Faktor alami penyebab kebisingan, yakni :
1. Jarak
Gelombang bunyi memerlukan waktu untuk merambat. Dalam kasus di
permukaan bumi, gelombang bunyi merambat melalui udara. Dalam perjalanannya,
gelombang bunyi akan mengalami penurunan intensitas karena gesekan dengan udara.
2. Serapan Udara
Udara mempunyai massa. Udara mengisi ruang kosong diatas bumi dan
digunakan oleh suara untuk merambat. Namun adanya udara juga sebagai penghambat
gelombang suara. Gelombang suara akan mengalami gesekan dengan udara. Udara yang
kering akan lebih menyerap udara daripada udara lembab, karena adanya uap air akan
memperkecil gesekan antara gelombang bunyi dengan massa udara. udara yang
bersuhu rendah akan lebih menyerap suara daripada udara bersuhu tinggi, karena suhu
rendah membuat udara menjadi lebih rapat sehingga gesekan terhadap gelombang
bunyi akan lebih besar.
3. Angin
Arah angin akan mempengaruhi besarnya frekuensi bunyi yang diterima oleh
pendengar. Arah angin yang menuju pendengar akan mengakibatkan suara terdengar
lebih keras, begitu juga sebaliknya.
4. Permukaan Bumi
Permukaan bumi yang berupa tanah dan rumput, merupakan barrier yang sangat
alami. Suara yang datang akan terserap langsung. Sebaliknya, permukaan yang tertutup
aspal jalan atau konblok akan langsung memantulkan bunyi.
3. Bahan Peredam Suara
Bahan peredam suara untuk mengurangi kebisingan dapat menggunakan bahan-
bahan jadi yang sudah ada ataupun membuatnya sendiri, diantara bahan-bahan yang
sudah ada tersebut antara lain adalah bahan berpori, resonator dan panel (Lee, 2003),
sementara material yang sering digunakan adalah glasswool dan rockwool, namun dapat
juga diganti dengan gabus maupun bahan yang berkomposisi serat.
Kualitas dari bahan peredam suara ditunjukkan dengan harga α (koefisien penyerapan
bahan terhadap bunyi), semakin besar α maka semakin baik digunakan sebagai peredam
suara. Nilai α berkisar antara 0 sampai 1, jika α bernilai 0, artinya tidak ada bunyi yang
diserap, sedangkan jika α bernilai 1 artinya 100% bunyi yang dating diserap oleh bahan.
Serat-serat yang telah digunakan dan diteliti untuk meredam kebisingan (bunyi) antara lain
serat bamboo, jerami, sabut kelapa.
Material peredam suara Acourete Mat Resin dan Acourete Fiber adalah material
peredam suara yang dapat digunakan untuk menghilangkan kebisingan pada peralatan
rumah tangga. Material Peredam suara Acourete Mat Resin ini mampu menyerap suara
dan getaran. Acourete Mat Resin ini dapat juga dipergunakan pada pintu dan jendela.
Berikut ini adalah contoh gambar pemasangan Material peredam suara pada
peralatan rumah tangga vacuum cleaner.
(webmaster,2011)
4. Cara Pengendalian Kebisingan
Ada dua jenis pengendalian kebisingan, yaitu pengendalian bising aktif (active noise
control) dan pengendalian bising pasif (passive noise control).
Pada Active Noise Control dapat dilakukan dengan Kontrol pada Sumber. Pengontrolan
kebisingan pada sumber dapat dilakukan dengan modifikasi sumber, yaitu penggantian
komponen atau mendisain ulang alat atau mesin supaya kebisingan yang ditimbulkan bisa
dikurangi. Program maintenance yang baik supaya mesin tetap terpelihara, dan penggantian
proses. Misalnya mengurangi faktor gesekan dan kebocoran suara, memperkecil dan
mengisolasi elemen getar, melengkapi peredam pada mesin, serta pemeliharaan rutin terhadap
mesin. Tetapi cara ini memerlukan penelitian intensif dan umumnya juga butuh biaya yang
sangat tinggi (Goembira, Fadjar, Vera S Bachtiar, 2003).
Dalam lingkup ruang kerja, Pemasangan peredam akustik (acoustic barrier) dalam
ruangan juga dapat mengurangi tingkat kebisingan. Silencer dapat digunakan untuk mengurangi
kebisingan dengan frekuensi tinggi, kompresor, blower, dan pompa vakum. Alat ini didisain
sedemikian rupa sehingga aliran udara melewati tabung akustik berlubang yang dikelilingi oleh
lapisan tebal dari material penyerap suara yang akan menurunkan kebisingan dengan range
frekuensi tinggi dengan penurunan tekanan minimum.
Silencer terbuat dari konstruksi baja dimana permukaan luar dilapisi dengan baik. Alat ini
didisain untuk menangani udara kering dengan temperatur di bawah 93o
C. Untuk temperatur
tinggi digunakan kemasan fiberglass.
Selain pengendalian dengan melakukan kontrol pada sumber bising, pengendalian kebisingan
juga dapat dilakukan dengan pengendalian pada medium perambatan. Usaha ini bertujuan
untuk menghalangi perambatan suara dari sumber suara yang menuju ke telinga manusia.
Untuk menghalangi perambatan, ditempatkanlah sound barrier antara sumber suara dan
telingan. Pemblokiran rambatan ini hanya akan berhasil jika sound barrier tidak ikut bergetar
(resonansi) saat tertimpa gelombang yang merambat, hal ini sangat tergantung pada bahan
dimensi.
5. Pengendalian kebisingan pada medium propagasi (medium rambat) sangat dipengaruhi oleh
beberapa hal antra lain usaha untuk melakukan pemisahan ruangan dengan sekat atau
pembatas akustik; Penggunaan material yang memiliki daya serap suara; Pembuatan Barrier
yang berfungsi untuk menghalangi paparan bising dari sumber ke penerima dan dibangun di
jalur propagasi antara sumber dan penerima. Usaha lain dapat dilakukan misal dengan
memasang panel dan penghalang, serta memperluas jarak antar sumber dan melakukan
pemagaran.
Salah satu usaha untuk mereduksi kebisingan pada daerah permukiman, dilakukan dengan
Green Barrier yang membatasi daerah sumber kebisingan dengan daerah pemukiman
masyarakat. Juga dapat dilakukan dengan memasang dinding pemisah antara sumber-sumber
bising dengan ruangan tempat kerja (kedap suara). Selain itu bisa juga menggunakan earplugs
dan earmuffs. (Enviromental sanitation’s journal, 2010)
Lantas, jika kebsingan itu sudah jelas berasal dari akibat dan ulah manusia sendiri, maka
tidak heran juga jika dampak dari kebisingan itu berpengaruh bagi kelangsungan hidup manusia
baik dari segi kesehatan, lingkungan maupun ketenangan dan kenyamanan. Tidak ada yang
pantas disalahkan dan tidak perlu mencari kesalahan siapa, karena memang ini merupakan
dampak dari apa yang telah kita lakukan.
Mengenai material dan cara mengurangi kebisingan sudah mulai dikembangkan dengan
menggunakan bahan-bahan alami seperti serat-serat tanaman. Namun permasalahan ketika
semua jalan raya yang sampai sejauh ini mulai dipadati oleh kendaraan, sehingga memunculkan
kebisingan dan kemacetan, sementara bising tidak dapat diserap oleh aspal, apa yang
seharusnya dilakukan selain mengorbankan pohon-pohon di pinggir jalan ?
Sudah sepantasnya disadari dari diri sendiri untuk ikut berkontribusi mengurangi kebisingan,
walaupun dari kebisingan yang sangat sederhana untuk menjaga bumi beserta isinya.