Dokumen tersebut membahas penelitian pengendalian penyakit embun tepung pada tanaman kacang hijau yang disebabkan oleh jamur Erysiphe polygoni dengan menggunakan jamur parasit Ampelomyces quisqualis dan Phoma sp. Penelitian juga menguji pengendalian penyakit layu akibat Rhizoctonia solani dan Sclerotium rolfsii dengan menggunakan jamur antagonis Trichoderma spp. Hasilnya menunjukkan bahwa A. quisqualis
Dokumen tersebut membahas patogenisitas Phytophthora sp. pada beberapa genotipe kacang hijau dan prospek pengendaliannya menggunakan Trichoderma spp. Delapan genotipe kacang hijau diuji terhadap Phytophthora sp., dimana MLG-716 dan Lokal Wongsorejo paling rentan. Isolat Trichoderma L-4 dari Lampung menunjukkan daya hambat tertinggi terhadap Phytophthora sp. hingga 56%.
Dokumen ini membahas penelitian efektivitas dua jenis fungisida, yaitu azoxystrobin dan mefenoxam, dalam mengendalikan penyakit blendok pada tanaman jeruk yang disebabkan oleh patogen Phythophthora citropthora. Penelitian dilakukan di kebun petani di Malang dengan rancangan acak kelompok dan mengamati intensitas serangan, gejala fitotoksis, serta produksi buah jeruk. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua fungis
Tiga isolat bakteri filosfer yang berpotensi sebagai agen biokontrol penyakit hawar daun bakteri padi telah diidentifikasi. Dari 285 isolat bakteri filosfer yang diisolasi dari daun padi sehat, 58 isolat mampu menghambat pertumbuhan Xanthomonas oryzae pv. oryzae secara in vitro. Delapan belas isolat tidak bersifat patogen pada tanaman, dan lima di antaranya diprediksi sebagai genus Bacillus berdasarkan has
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Sultan Herlino
Ìý
Hasil Kajian penelitian oleh Laboratorium PHP Lambuya yang dipimpin oleh Kepala Laboratorium PHP Lambuya, Abd. Rahim, SP., MP.
Telah diseminarkan pada Gelar Teknologi/ Seminar Hasil Kajian
Teknik budidaya melon meliputi penentuan pola tanam monokultur, pembuatan lubang tanam, cara penanaman bibit, pemeliharaan tanaman seperti penjarangan, penyiangan, dan pemupukan berkala, serta pengendalian hama dan penyakit seperti layu bakteri dan busuk pangkal batang. Panen dilakukan setelah 3 bulan tanam dengan memotong tangkai buah, dan diperkirakan produksi per hektar mencapai 10-15 ton.
1. Trichokompos merupakan kompos yang mengandung jamur Trichoderma yang bermanfaat sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman serta dapat menghambat jamur penyakit.
2. Trichokompos dibuat dengan mencampur limbah ternak, arang sekam, dan jamur Trichoderma lalu diinkubasi untuk menjadi pupuk organik yang bermanfaat.
3. Penggunaan trichokompos bermanfaat untuk menyuburkan
Dokumen ini menjelaskan langkah-langkah perbanyakan massal jamur Trichoderma oleh petani sebagai agen pengendalian hayati. Langkah-langkahnya meliputi persiapan media, sterilisasi media, penambahan isolat jamur Trichoderma, inkubasi, dan panen. Kunci keberhasilannya adalah menjaga aseptisitas proses produksi, menggunakan isolat berkualitas, dan mengatur ruang inkubasi yang mendukung pertumbuhan jamur.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu penyakit tumbuhan (fitopatologi) dan penjelasan tentang penyakit tumbuhan. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa penyakit tumbuhan merupakan interaksi antara tumbuhan, patogen, dan lingkungan yang menyebabkan gangguan fisiologi atau struktur tumbuhan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pengendalian mikroorganisme bertujuan untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme
2. Terdapat berbagai cara pengendalian secara fisik, kimia, dan biologi
3. Bahan kimia antimikroba seperti fenol dan alkohol dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba
Laporan ini menjelaskan 7 jenis penyakit tanaman yang diamati pada berbagai tanaman seperti kakao, cabai, pisang, tomat dan singkong. Jenis penyakitnya meliputi busuk buah, mosaik, antraknosa, bercak daun, nematoda bengkak akar, dan bercak coklat. Gejala dan penyebab masing-masing penyakit dijelaskan beserta gambar atau foto ilustrasi.
Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...UNESA
Ìý
Pada bubur kacang hijau terdapat bakteri, untuk menghambat pertumbuhan bakteri, diperlukan antibiotik.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui resistensi bakteri pada bubur kacang hijau terhadap suatu antibiotik.Metode yang digunakan adalah mengukur zona hambat dengan meletakkan paper disk antibiotik pada bakteri uji. Bakteri yang digunakan ialah bakteri pada bubur kacang hijau, antibiotiknya meliputi cefadroxil, clindamycin, amoxilin, ciprofloxacin, thiampenicol, dan metronidazole. Kadar masing-masing antibiotik 0 mg/ml, 5 mg/ml, 25 mg/ml, dan 50 mg/ml.Hasil penelitian menunjukkan antibiotik metronidazole dengan kadar 50 mg/ml lebh efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri pada bubur kacang hijau daripada antibiotik lainnya sebesar 4,1 cm.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya kacang tanah, mulai dari persyaratan tanah dan iklim, persiapan lahan dan media tanam, teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, hama dan penyakit yang sering menyerang beserta cara pengendaliannya, hingga tanda-tanda panen. Aspek-aspek kunci yang dibahas antara lain varietas benih yang baik, persiapan pupuk dan media tanam, teknik penanaman dan pemeliharaan
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya cabai mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan, panen hingga pascapanen. Terdapat berbagai masalah seperti hama dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman cabai beserta cara penanggulangannya seperti penyemprotan pestisida nabati.
Dokumen tersebut membahas hasil penelitian pemanfaatan virus nukleor polyhedrosis (NPV) yaitu SlNPV dan HaNPV sebagai bioinsektisida untuk mengendalikan hama Spodoptera litura dan Helicoverpa armigera pada tanaman kedelai. Penelitian menunjukkan bahwa perlakuan SlNPV b, HaNPV dan kombinasi antara SlNPV b dan HaNPV sangat efektif menurunkan populasi S. litura dan H. armigera hingga 100% d
Teknik budidaya melon meliputi penentuan pola tanam monokultur, pembuatan lubang tanam, cara penanaman bibit, pemeliharaan tanaman seperti penjarangan, penyiangan, dan pemupukan berkala, serta pengendalian hama dan penyakit seperti layu bakteri dan busuk pangkal batang. Panen dilakukan setelah 3 bulan tanam dengan memotong tangkai buah, dan diperkirakan produksi per hektar mencapai 10-15 ton.
1. Trichokompos merupakan kompos yang mengandung jamur Trichoderma yang bermanfaat sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman serta dapat menghambat jamur penyakit.
2. Trichokompos dibuat dengan mencampur limbah ternak, arang sekam, dan jamur Trichoderma lalu diinkubasi untuk menjadi pupuk organik yang bermanfaat.
3. Penggunaan trichokompos bermanfaat untuk menyuburkan
Dokumen ini menjelaskan langkah-langkah perbanyakan massal jamur Trichoderma oleh petani sebagai agen pengendalian hayati. Langkah-langkahnya meliputi persiapan media, sterilisasi media, penambahan isolat jamur Trichoderma, inkubasi, dan panen. Kunci keberhasilannya adalah menjaga aseptisitas proses produksi, menggunakan isolat berkualitas, dan mengatur ruang inkubasi yang mendukung pertumbuhan jamur.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu penyakit tumbuhan (fitopatologi) dan penjelasan tentang penyakit tumbuhan. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa penyakit tumbuhan merupakan interaksi antara tumbuhan, patogen, dan lingkungan yang menyebabkan gangguan fisiologi atau struktur tumbuhan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pengendalian mikroorganisme bertujuan untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme
2. Terdapat berbagai cara pengendalian secara fisik, kimia, dan biologi
3. Bahan kimia antimikroba seperti fenol dan alkohol dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba
Laporan ini menjelaskan 7 jenis penyakit tanaman yang diamati pada berbagai tanaman seperti kakao, cabai, pisang, tomat dan singkong. Jenis penyakitnya meliputi busuk buah, mosaik, antraknosa, bercak daun, nematoda bengkak akar, dan bercak coklat. Gejala dan penyebab masing-masing penyakit dijelaskan beserta gambar atau foto ilustrasi.
Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...UNESA
Ìý
Pada bubur kacang hijau terdapat bakteri, untuk menghambat pertumbuhan bakteri, diperlukan antibiotik.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui resistensi bakteri pada bubur kacang hijau terhadap suatu antibiotik.Metode yang digunakan adalah mengukur zona hambat dengan meletakkan paper disk antibiotik pada bakteri uji. Bakteri yang digunakan ialah bakteri pada bubur kacang hijau, antibiotiknya meliputi cefadroxil, clindamycin, amoxilin, ciprofloxacin, thiampenicol, dan metronidazole. Kadar masing-masing antibiotik 0 mg/ml, 5 mg/ml, 25 mg/ml, dan 50 mg/ml.Hasil penelitian menunjukkan antibiotik metronidazole dengan kadar 50 mg/ml lebh efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri pada bubur kacang hijau daripada antibiotik lainnya sebesar 4,1 cm.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya kacang tanah, mulai dari persyaratan tanah dan iklim, persiapan lahan dan media tanam, teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, hama dan penyakit yang sering menyerang beserta cara pengendaliannya, hingga tanda-tanda panen. Aspek-aspek kunci yang dibahas antara lain varietas benih yang baik, persiapan pupuk dan media tanam, teknik penanaman dan pemeliharaan
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya cabai mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan, panen hingga pascapanen. Terdapat berbagai masalah seperti hama dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman cabai beserta cara penanggulangannya seperti penyemprotan pestisida nabati.
Dokumen tersebut membahas hasil penelitian pemanfaatan virus nukleor polyhedrosis (NPV) yaitu SlNPV dan HaNPV sebagai bioinsektisida untuk mengendalikan hama Spodoptera litura dan Helicoverpa armigera pada tanaman kedelai. Penelitian menunjukkan bahwa perlakuan SlNPV b, HaNPV dan kombinasi antara SlNPV b dan HaNPV sangat efektif menurunkan populasi S. litura dan H. armigera hingga 100% d
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi nematoda entomopatogen (NEP) dari Pulau Madura yang tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan, untuk mengendalikan hama tembakau Heliothis asulta dan Spodoptera litura. Metode yang digunakan meliputi isolasi NEP dari tanah, identifikasi NEP hasil isolasi, uji screening NEP terhadap hama, produksi massal NEP, dan pengujian efektivitas NEP di rumah kaca dan lapangan. Dihar
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang pengujian ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan Pseudomonas berfluoresensi terhadap penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dan acak kelompok dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan untuk menguji isolat Pseudomonas berfluoresensi mana yang mampu meningkatkan ketahanan tanaman pisang terhadap penyakit layu
Penelitian ini mengkaji penyakit embun tepung pada dua varietas kedelai, Anjasmoro dan Mahameru. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Microsphaera diffusa dan menyebabkan kerusakan daun serta penurunan hasil panen. Varietas Anjasmoro lebih rentan terhadap penyakit ini dibanding Mahameru.
Dokumen tersebut membahas tentang bakteri penyebab penyakit pada tanaman seperti penyakit layu pada tanaman nilam, penyakit hawar daun padi, dan penyakit layu pada kacang tanah beserta gejala dan cara pengendaliannya.
Dokumen tersebut membahas tentang hama dan penyakit penting pada tanaman cabai serta cara pengendaliannya. Disebutkan beberapa hama utama seperti thrips, lalat buah, kutu kebul, dan kutu daun yang menyebabkan kerusakan pada tanaman cabai. Juga disebutkan beberapa penyakit seperti layu fusarium, penyakit bakteri, antraknosa, dan virus yang merugikan tanaman cabai. Dijelaskan gejala dan cara pengendal
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi Metarhizium anisopliae yang paling efektif untuk mengendalikan hama Oryctes rhinoceros.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa formulasi 30 gram M. anisopliae dalam tepung jagung per kg media O. rhinoceros memberikan mortalitas tertinggi yaitu 100%.
3. Formulasi tersebut juga menyebabkan infeksi dan kematian larva
Dokumen tersebut memberikan pedoman teknis budidaya kentang mulai dari persyaratan tanah, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, hama penyakit dan panen. Kentang dapat dibudidayakan pada ketinggian 1.000-3.000 m dpl dengan curah hujan 1500 mm/tahun menggunakan umbi bibit berat 30-50 gram dan varietas unggul. Teknik budidaya mencakup pemupukan, penanaman jarak 80x40 cm, pemeliharaan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian menguji efek konsentrasi HaNPV untuk menekan populasi hama pemakan polong kedelai Helicoverpa armigera.
2. Hasil menunjukkan konsentrasi 4 g/l dan 2 g/l HaNPV sangat efektif menurunkan populasi hama hingga 100%.
3. Konsentrasi rendah 1,5; 1; 0,5 g/l hanya efektif bila dikombinasi dengan insektisida.
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagarxie_yeuw_jack
Ìý
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan aksesi jarak pagar yang tahan terhadap hama daun melalui persilangan 16 aksesi berproduksi tinggi dan kadar minyak tinggi. Hasilnya menunjukkan SP-65 x Jatim-45 cenderung tahan terhadap hama tungau, SP-65 x SP-67 cenderung tahan terhadap hama Thrips, dan IP-3A x Jatim 45 cenderung tahan terhadap kutu putih dengan persentase kerusakan masing-masing
Dokumen tersebut menjelaskan ketentuan bagi penulis yang ingin mengirimkan makalah ke jurnal tersebut. Beberapa poin pentingnya adalah makalah harus berisi hasil penelitian atau gagasan ilmiah baru, menggunakan format Microsoft Word dengan spasi 1,5, dan diilustrasikan dengan gambar hitam putih. Penulis juga harus memeriksa kembali naskah sebelum dikirim dan dikenakan biaya publikasi.
Penelitian ini menguji pengendalian tungau puru pada tanaman ubi jalar secara kimiawi dan nabati. Hasilnya
menunjukkan bahwa stek ubi jalar yang mengandung puru berpeluang menyebarkan hama ke tanaman sekitarnya.
Stek bebas puru menghasilkan jumlah dan bobot umbi lebih tinggi dari stek berpuru. Kombinasi stek bebas puru dan
aplikasi insektisida kimiawi dikofol memberikan bob
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian mengkaji karakter fisiologi beberapa isolat cendawan Lecanicillium lecanii sebagai kandidat bioinsektisida untuk mengendalikan telur hama kepik coklat Riptortus linearis pada kedelai
2. Didapatkan empat isolat potensial yaitu Ll-JTM11, Ll-JTM12, Ll-JTM15, dan Ll-TB2 yang memiliki karakter tumbuh cepat dan spor
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas beberapa pestisida nabati berbasis atsiri dalam mengendalikan hama penggerek buah kakao (PBK) pada tanaman kakao di Sulawesi Selatan. Hasilnya menunjukkan bahwa formula nimba, CEES 50 EC, bio protector-2, bio protector-1 dan asimba 50 EC paling efektif menekan serangan PBK dengan konsentrasi optimal 5-10 ml/l. Pestisida-pestisida tersebut juga
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacanganxie_yeuw_jack
Ìý
Dokumen ini membahas hasil survei penyakit pada tanaman kacang-kacangan di lahan kering masam di Propinsi Lampung. Penyakit yang dominan pada kedelai adalah pustul bakteri, target spot, dan karat. Sedangkan pada kacang-kacangan lain seperti kacang tanah, hijau, panjang, dan buncis, penyakit dominannya adalah bercak daun yang disebabkan jamur Cercospora spp. Informasi rinci mengenai jenis dan intensitas
Technopreneurship - 3 Ide dan Prinsip BisnisAndiNurkholis1
Ìý
Materi slide Ide dan Prinsip Bisnis mata kuliah Technopreneurship mencakup:
1. Ide bisnis
2. Pertimbangan ide bisnis
3. Ciptakan ide bisnis
4. Pemilihan ide bisnis
5. Menguji ide bisnis
6. Prinsip-prinsip bisnis
"Desain algoritma" merujuk pada proses pembuatan serangkaian langkah logis yang terdefinisi dengan baik (algoritma) guna memecahkan masalah tertentu, yang pada hakikatnya menguraikan prosedur langkah demi langkah bagi komputer untuk diikuti guna menjalankan tugas secara efisien; proses ini melibatkan analisis masalah, pemilihan teknik yang tepat, dan penataan solusi ke dalam urutan instruksi yang jelas.
Tangkin4d Menjadi Platfom Yang paling Mudah Di mainkan Dan Meraih Kemenangan ...TANGKI4D
Ìý
#TANGKI4D adalah sebuah situs judi online terpercaya dengan secara resmi yang menjalin kerjasama resmi dari developer slot gacor tersohor, seperti Pragmatic Play, PG Soft, Habanero dan masih banyak lainnya.#Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam #gratis #agentsbobet
Pengantar Bisnis - 6 Manajemen Sumber Daya ManusiaAndiNurkholis1
Ìý
Materi slide Manajemen Sumber Daya Manusia mata kuliah Pengantar Bisnis mencakup:
1. Sumber daya manusia
2. Manajemen SDM
3. Kegiatan manajemen SDM
4. Fungsi manajemen SDM
5. Manfaat perencanaan SDM
6. Pelatihan & pengembangan SDM
7. Hukum SDM
8. Tantangan masa depan SDM
Rancangan Pengajaran Harian Reka Bentuk Teknologi WEEK 1.docxAinNajihah48
Ìý
5 hardiningsih-embun tepung
1. Sri Hardaningsih : Pengendalian Penyakit Embun Tepung Yang Disebabkan Oleh Erysiphe Polygoni Dan Penyakit Layu Yang Disebabkan
Oleh Rhizoctonia Solani Dan Sclerotium Rolfsii Pada Tanaman Kacang Hijau
PENGENDALIAN PENYAKIT EMBUN TEPUNG YANG DISEBABKAN OLEH
Erysiphe Polygoni DAN PENYAKIT LAYU YANG DISEBABKAN OLEH Rhizoctonia
Solani DAN Sclerotium Rolfsii PADA TANAMAN KACANG HIJAU
Sri Hardaningsih
Balai Penelitian Tanaman Kacang Dan Ubi Malang
ABSTRAK
Penyakit embun tepung yang disebabkan oleh Erysiphe polygoni dan penyakit layu yang disebabkan R.
solani dan Sclerotium rolfsii merupakan penyakit penting pada tanaman kacang hijau dengan
kehilangan hasil 30 – 100% pada varietas rentan dan tanpa tindakan pengendalian. Ampelomyces
quisqualis dan Phoma sp. merupakan mikoparasit yang mampu menghambat perkembangan jamur
embun tepung pada kacang hijau. Pada penelitian pengendalian penyakit utama kacang hijau kedua
mikoparasit tersebut di atas digunakan untuk menghambat pertumbuhan jamur embun tepung,
sedangkan Trichoderma terpilih dari uji koloni ganda dan 2 isolat yang sudah ada diuji efektivitasnya
terhadap patogen penyebab layu, R. solani dan S. rolfsii di rumah kasa Balitkabi Malang pada musim
penghujan 2003. Ternyata Trichoderma sp. tidak cukup kuat menekan serangan layu di lapangan baik
melalui perawatan benih maupun tabur di sekeliling tanaman pada umur 2 minggu setelah tanam
dengan kondisi sering hujan. A. quisqualis dan Phoma sp. mampu menghambat pertumbuhan E. polygoni
terbukti kedua mikoparasit terbentuk normal dalam lingkungan tumbuh dalam rumah kasa. Ternyata
perlakuan fungisida hexaconale menekan pertumbuhan jamur parasit Ampelomyces dan Phoma sampai
100%.
Kata kunci : Jamur parasit /antagonis, pengendalian hayati, embun tepung/layu
ABSTRACT
The experiment was to find effective parasitic fungi to suppress powdery mildew development and
effectively application of antagonistic fungi for suppress wilt incidence of R. solani dan S. rolfsii.
The parasitic fungi, A. quisqualis and Phoma sp. as spray application on powdery mildew infected
leaves and hexaconazole used in screenhouse test for controlling powdery mildew fungus (Erysiphe
polygoni). The selected Trichoderma harzianum was tested in screen house and field for managing
wilt pathogens. The result of the experiment was the picnidia of the two mycoparasites formed
normally and not significant in number in the screenhouse scale, but spraying hexaconazole for
controlling powdery mildew, suppressed 100% both Ampelomyces and Phoma. T. harzianum as
antagonistic fungi was not effective controlling wilt incidence in the field in rainy condition.
Keywords Parasitic/antagonistic fungi, biological control, powdery mildew/wilt diseases
PENDAHULUAN
Penyakit embun tepung (Erysiphe polygoni) dan penyakit tular tanah (Sclerotium rolfsii,
Rhizoctonia solani, Fusarium, Pythium) merupakan gangguan utama pada tanaman kacang hijau di
Indonesia (Semangun, 2008; Sri Hardaningsih dan Yusmani, 2001). Pengendalian penyakit daun dan tular
tanah yang umum dilakukan adalah menanam varietas tahan penyakit, pengendalian secara kultur teknik
15
2. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011
dan menggunakan fungisida. Di samping itu sekarang dikembangkan cara pengendalian lain yaitu
pengendalian penyakit secara hayati menggunakan musuh alaminya yang menurut Cook dan Baker (1983)
dianggap paling baik sebab mudah, dapat berkembang sendiri dan aman bagi lingkungan.
Penggunaan jamur parasit Ampelomyces quisqualis dan Phoma sp. dilaporkan efektif terhadap
jamur embun tepung (Barnet dan Hunter, 1972), sehingga untuk menekan perkembangan jamur embun
tepung diperlukan uji efektivitas kedua jamur parasit yang telah ditemukan dan diperoleh isolatnya (Sri
Hardaningsih, 2001; Sri Hardaningsih dan Yusnawan, 2002). Beberapa isolat jamur Trichoderma spp.,
ternyata cukup efektif menekan perkembangan jamur R. solani dan S. rolfsii di laboratorium (Sri
Hardaningsih dan Yusmani, 2001; Sri Hardaningsih dan Yusnawan, 2002), sehingga diperlukan penelitian
lapangan untuk menguji efektivitas jamur antagonis terhadap jamur-jamur patogen kacang hijau (R.
solani, dan S. rolfsii),
METODOLOGI PENELITIAN
1. Penggunaan jamur parasit A. quisqualis dan Phoma sp. untuk pengendalian penyakit embun
tepung
Percobaan dilaksanakan di rumah kasa Balitkabi pada musim penghujan 2003 menggunakan
tanaman dalam pot (5 kg tanah tanpa disterilkan) dengan 5 tanaman / pot menggunakan kacang hijau
varietas Walet. Rancangan percobaan acak lengkap dengan empat ulangan. Perlakuan terdiri atas: 1.
Ampelomyces disemprotkan pada daun terserang, 2. Phoma sp. disemprotkan pada daun terserang, 3.
Fungisida hexaconazole disemprotkan pada daun terserang, 4. Tanpa jamur parasit/fungisida.
Penyemprotan mikoparasit dan fungisida pada waktu 50% daun-daun terserang embun tepung dan daun
masih segar, yaitu kira-kira umur 45 hari. Konsentrasi spora A. quisqualis dan Phoma sp. sebanyak
104/ml dan konsentrasi hexaconazole sebanyak 0,1 ml/l. Sebagai tolok ukur tingkat parasitisasi
mikoparasit terhadap jamur embun tepung diamati jumlah badan buah mikoparasit yang terbentuk pada
daun tanpa harus mengamati intensitas atau prosentase serangan embun tepung yang sulit diamati.
Dengan banyaknya badan buah mikoparasit yang terbentuk maka cukup tinggi tingkat parasitisasinya.
2. Pengendalian penyakit tular tanah S. rolfsii dan R. solani menggunakan jamur antagonis
a.Percobaan rumah kasa
Isolat Trichoderma terpilih dari uji laboratorium dan 2 isolat yang sudah ada diuji
efektivitasnya terhadap patogen R. solani dan S. rolfsii.. Rancangan percobaan acak kelompok, empat
ulangan. Perlakuan terdiri atas: 1. Perawatan benih dengan konidia Trichoderma sp. 1 dalam media
jagung; 2. Perawatan benih dengan konidia Trichoderma sp 2 dalam media jagung; 3. Perawatan benih
dengan konidia Trichoderma sp 3 dalam media jagung; 4. Konidia Trichoderma sp. 1 dalam media jagung
ditabur di pangkal batang tanaman umur 2 mst ; 5. Konidia Trichoderma sp. 2 dalam media jagung
ditabur di pangkal batang tanaman pada umur 2 mst ; 6. Konidia Trichoderma sp. 3 dalam media jagung
ditabur di pangkal batang tanaman umur 2 mst; 7. Kontrol tanpa perlakuan benih/tabur. Kerapatan
konidia yang digunakan adalah 106 konidia/ml. Benih kacang hijau varietas Walet ditanam dalam pot
(berisi 5 kg tanah steril) dengan jumlah tanaman per pot adalah lima tanaman. Dilakukan pengamatan:
tingkat serangan layu dan daya hambat Trichoderma terhadap R. solani dan S. rolfsii. Inokulasi jamur
patogen R. solani, dan S. rolfsii pada waktu tanaman berumur satu minggu dengan konidia berasal dari
biakan agar umur satu minggu dengan cara menabur biakan pada pangkal batang tanaman. Pengamatan
dilakukan setiap minggu sampai empat minggu yang dimulai satu minggu setelah penaburan.
b. Percobaan lapangan
Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Kendalpayak dengan rancangan percobaan acak
kelompok, tiga ulangan menggunakan varietas Kenari. Perlakuan adalah isolat Trichoderma sp. terpilih
(isolat 4) dengan perlakuan perawatan benih (300 gram/kg benih) dan ditabur di sekeliling tanaman
(300 gram/20 m2). Perlakuan terdiri atas: 1. Perawatan benih dengan konidia Trichoderma sp. dalam
16
3. Sri Hardaningsih : Pengendalian Penyakit Embun Tepung Yang Disebabkan Oleh Erysiphe Polygoni Dan Penyakit Layu Yang Disebabkan
Oleh Rhizoctonia Solani Dan Sclerotium Rolfsii Pada Tanaman Kacang Hijau
media jagung; 2. Konidia Trichoderma sp. dalam media jagung ditabur di pangkal batang tanaman umur
dua minggu; 3. Kontrol tanpa perlakuan benih/tabur. Luas petak 4 m x 5 m, jarak tanam 40 cm x 10 cm
(2 tanaman/lubang). Tidak dilakukan inokulasi jamur patogen karena diperkirakan serangan layu mulai
muncul setelah tanaman umur 14 hari (lokasi percobaan adalah daerah endemis penyakit layu). Tingkat
serangan layu dan daya hambat jamur antagonis terhadap patogen diamati setiap minggu, dimulai sejak
dua minggu setelah perlakuan. Setelah diamati tanaman layu dicabut untuk diidentifikasi penyebab
penyakitnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Penggunaan jamur parasit A. quisqualis dan Phoma sp. untuk pengendalian jamur embun tepung
Pengamatan pada daun terserang embun tepung dan terparasit jamur dengan menggunakan
mikroskop pembesaran 400 X per 0,04 cm2 menunjukkan bahwa antara perlakuan yang disemprot
dengan Ampelomyces dan Phoma jumlah mikoparasitnya sama tidak menunjukkan perbedaan nyata, yaitu
dengan penyemprotan Ampelomyces 277,12 dan dengan penyemprotan Phoma sp. 279,5 dibandingkan
dengan daun yang disemprot hexaconazole dan tanpa perlakuan 0, samasekali tidak terbentuk
mikoparasit (Tabel 1).
Tabel 1. Jumlah A. quisqualis dan Phoma sp. per 0,04 cm2 pada var Walet
Perlakuan Jumlah mikroplast/0.04 cm2
Ampelomyces quisqualis 277.12a
Phoma sp 279.50a
Hexaconazole 0b
Tanpa perlakuan 0b
BNT 5% 18,75
K.K. (%) 10,95
2. Pengendalian penyakit tular tanah Sclerotium rolfsiii dan Rhizoctonia solani menggunakan jamur
antagonis
a. Percobaan rumah kasa
Daya hambat jamur Trichoderma isolat 1, 4 dan 11 terhadap R. solani berkisar antara 96,43 –
100% (dengan perawatan benih) dan 92,86 – 96,83% (dengan ditabur). Sedangkan untuk S. rolfsii
antara 85,71 – 89,29% (dengan perawatan benih) dan antara
78,57 – 100% untuk perlakuan ditabur (Tabel 2).
Hasil pengamatan jumlah tanaman layu per pot ditunjukkan pada Tabel 2. Tingkat penyakit layu
adalah persentase tanaman layu (jumlah tanaman layu/ jumlah tanaman total). Daya hambat antagonis
adalah persentase tanaman sehat (jumlah tanaman sehat/jumlah tanaman total). Dengan jumlah
tanaman diteliti 5 tanaman/pot, jumlah layu S. rolfsii tertinggi hanya mencapai satu tanaman per pot.
Diantara perlakuan pengendalian tidak terdapat perbedaan nyata dengan kontrol tanpa pengendalian.
Jumlah tanaman layu yang rendah diduga karena propagul sklerosia S. rolfsii yang diinokulasikan pada
media tanam tidak berkembang dengan baik. Rendahnya inokulum sesuatu penyebab penyakit layu di
dalam tanah dibanding tanah yang lain disekitarnya disebabkan oleh adanya faktor penekanan dari
dalam tanah itu sendiri (suppressive soils) yang diduga disebabkan tingginya kandungan kombinasi
antara kalsium dengan tingginya populasi mikroorganisme ( Kao dan Ko, 1986; Chuang dan Ko, 1988).
17
4. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011
Tabel 2. Tingkat serangan layu dan daya hambat Trichoderma terhadap R. solani dan
S. rolfii pada kacang hijau di rumah kasa Balitkabi 2003.
Perlakuan Tingkat penyakit layu (%) Daya hambat antagonis(%)
1. Tanpa Trich tanpa patg * 0 c 100 a
2. T1 + R.s. perwt benih 3,57 bc 96,43 ab
3. T4 + R.s. perwt benih 0 c 100 a
4. T11 + R.s. perwt benih 0 c 100 a
5. T1 + R.s. tabur 7,14 bc 92,86 ab
6. T4 + R.s. tabur 7,14 bc 92,86 ab
7. T11 + R.s. tabur 3,57 bc 96,83 ab
8. T1 + S.r. perwt benih 7,14 bc 92,86 ab
9. T4 + S.r. perwt benih 10,71 bc 89,29 abc
10.T11+ S.r. perwt benih 10,72 bc 89,28 abc
11.T1 + S.r. tabur 14,29 ab 85,71 bc
12.T4 + S.r. tabur 0 c 100 a
13.T11+ S.r. tabur 21,43 a 78,57 c
14. Tanpa Trich / patg * 0 c 100 a
BNT 5%
K.K. (%)
Keterangan : * patg = patogen
b. Percobaan lapangan
Tingkat serangan layu pada awal pertumbuhan kacang hijau sangat rendah, tetapi setelah
tanaman umur satu bulan tingkat serangan layu sangat tinggi disebabkan inokulum patogen berkembang
karena dipacu oleh kelembaban tinggi akibat hujan. Dari hasil identifikasi tanaman layu tersebut
mayoritas disebabkan oleh S. rolfsii dan sebagian kecil disebabkan R. solani dan Fusarium sp.
Perlakuan jamur antagonis pada tanaman kacang hijau terserang layu di KP Kendalpayak, baik dengan
cara perawatan benih maupun tabur setelah umur dua minggu ternyata tidak dapat menekan serangan
layu akibat S. rolfsii atau R. solani. Diduga hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah inokulum jamur
layu akibat sering turun hujan yang berakibat sangat kondusif untuk perkembangan. Dan hilangnya sifat
antagonis dari jamur terserang pada lahan akibat tercuci air hujan, sehingga daya hambat jamur
antagonis menjadi menurun pada umur 50 hari sangat rendah (Tabel 3).
Tabel 3 Tingkat serangan layu, daya hambat Trichoderma terhadap jamur layu
dan berat biji/plot kacang hijau varietas Kenari. KP Kendalpayak 2003
Perlakuan Tk ser layu (%) Dya hambat (%)
Trichoderma dg perwt benih 87,63 12,37 a
Trichoderma ditabur 90,83 9,17 a
Tanpa perlakuan 84,06 15,94 a
BNT 5% 11,62
K.K. (%) 41,02
Ketidak berhasilan jamur antagonis dalam menghambat atau mematikan jamur patogen
disebabkan jamur tersebut tidak mampu membentuk antibiotik dalam jumlah cukup karena kurangnya
suplai nutrisi dalam tanah dan kompetisi dengan mikroorganisme lain (Brian, 1957; Lockwood dan
Filonow, 1981) selain itu keberadaan jamur antagonis tersebut juga tergantung keadaan iklim (air, suhu,
radiasi), vegetasi dan tindakan kultur teknik (Ko, 1992).
18
5. Sri Hardaningsih : Pengendalian Penyakit Embun Tepung Yang Disebabkan Oleh Erysiphe Polygoni Dan Penyakit Layu Yang Disebabkan
Oleh Rhizoctonia Solani Dan Sclerotium Rolfsii Pada Tanaman Kacang Hijau
KESIMPULAN
Mikoparasit A. quisqualis dan Phoma sp. mampu menghambat pertumbuhan E. polygoni karena
terbukti piknidia dari kedua mikoparasit tersebut terbentuk cukup banyak (A. quisqualis : 277.12 dan
Phoma sp. : 279.50) sehingga mampu mengendalikan serangan embun tepung. Perlakuan fungisida
hexaconale menekan pertumbuhan E. polygoni maupun jamur parasit Ampelomyces dan Phoma sampai
100%. Jamur antagonis Trichoderma harzianum tidak efektif menekan serangan layu di lapangan baik
melalui perawatan benih maupun tabur di sekeliling tanaman pada umur 2 minggu setelah tanam dengan
kondisi sering hujan.
DAFTAR PUSTAKA
Barnet, H.L. and B.B. Hunter, 1972, Illustrated Genera of Imperfect Fungi.Third
Edt. Burgess Publishing Company. 241 p.
Brian, P.W. 1957. The Ecological Significance of Antibiotic Production. In Microbiology, (eds, R.E.O.
Williams and C.C. Spicer) pp. 168-188. Symposium of the Society for General Microbiology,
Cambridge University Press. London.
Chuang, T.Y. and Ko, W.H. (1988). Rhizoctonia solani-suppressive soils : Detection by Chlamydospore
Germination. Annals of the Phytopathological Society of Japan 54 : 158-183.
Cook, R.J. and K.F. Baker. 1983. The Nature of Practice of Biological Control of Plant Pathogens. The
APS Press, St. Paul, Minnesota. 53 p.
Kao, C.W. and Ko, W.H. 1986. Suppression of Pythium splendens in Hawaian Soils by Calcium and
Microorganisms. Phytopathology 76 : 215-220.
Ko, W.H.. 1992. Biological Control of Plant Pathogens in the Tropics. In Peters A.C.Ooi, Guan-Soon Lim
and Paul S. Teng (eds.) Biological Control : Issues in the Tropics. Proceeings of the Biological
Control Session 3rd Int. Conf. Prot. In the Tropics : 31-35. Malaysian Plant Protection Society
(MAPPS).
Lockwood, J.L. and Filonow, A.B. 1981. Responses of Fungi to Nutrient-limiting Conditions and to
Inhibitory Substances in Natural Habitats. Advances in Microbial Ecology 5 :1-6.
.Semangun, H. 1991. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gadjah Mada University Press.
449 hlm.
Sri Hardaningsih dan Yusmani, 2001. Identifikasi Jamur Antagonis untuk Pengendalian Jamur Tular
Tanah pada Tanaman Kedelai. Laporan Teknik Tahun 2000. Balitkabi.
Sri Hardaningsih, 2001. Jamur parasit Ampelomyces pada beberapa tanaman gulma (Laporan Hasil
Pengamatan survey 2002)..
---------------------- dan Yusnawan, 2002. Identifikasi Penyakit Layu pada Tanaman Kacang Hijau di
Instalasi Penelitian Balitkabi Malang. Malakah disampaikan pada Seminar Nasional PEI dan PFI
di UNSOED, Purwokerto 7 September 2002. 7 hlm.
.
19
6. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011
Gambar 1. Serangan Phytophthora sp. Gambar 2. Serangan Erysiphe polygoni
Gambar 3. Daun Andrographis sp. terserang E. polygoni dan
terparasit oleh A. quisqualis
20