際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
 TEORI PERILAKU KONSUMEN PADA DASARNYA
MENJELASKAN BAGAIMANA KONSUMEN
MENGALOKASIKAN PENDAPATANNYA YANG
TERBATAS UNTUK MEMBELI BERBAGAI
BARANG/JASA (PADA HARGA TERTENTU) YANG
DIBUTUHKANNYA AGAR KEPUASANNYA MAKSIMUM
 JIKA KONSUMEN MENCAPAI KEPUASAN (UTILITAS)
MAKSIMUM MAKA TERCAPAILAN KESEIMBANGAN
KONSUMEN
 PERTANYAAN : BAGAIMANA MENGUKUR
KEPUASAN KONSUMEN TERSEBUT ?
2
3
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
a.Beberapa Konsep dan Asumsi
1. Utilitas Total dan Utilitas Marjinal
TU = F (QA, QB,  )
dimana : TU = utilitas total
QA, QB = kuantitas barang A dan barang B
Utilitas marjinal (Marginal Utility = MU) adalah
tambahan atau penurunan nilaiguna yang diperoleh
konsumen karena menambah konsumsi sebanyak satu
unit barang, ditulis :
MU =
TU
Q
4
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
a. Beberapa Konsep dan Asumsi (Lanjutan)
2. Utilitas maksimum dan pendapatan yang terbatas
Dalam teori utilitas, diasumsikan bahwa konsumen akan memilih
kombinasi konsumsi barang dan jasa yang dapat memaksimumkan
utilitasnya dengan tunduk kepada kendala pendapatan atau
anggaran yang dimilikinya.
3. Hukum utilitas marjinal yang semakin menurun
(the law of diminishing marginal utility)
Hukum ini dikenal dengan Hukum Gossen. Hukum ini menyatakan
bahwa apabila suatu barang dikonsumsi secara terus menerus,
maka utilitas tambahan yang diperoleh mula-mula adalah besar,
tetapi pada tambahan konsumsi berikutnya utilitas tambahan
yang diperoleh akan semakin kecil bahkan menjadi negatif.
5
1 2 3 4 5
11.000
10.000
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
Kuantitas Apel
TUA
0
TUA
MUA
1 2 3 4 5 Kuantitas Apel
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0
-1.000
Pada saat TU
maksimum,
MU adalah nol
sehingga kurva MU
harus memotong
sumbu datar
MUA
Contoh Utilitas Total dan
Utilitas Marjinal atas
Konsumsi Apel
6
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
b. Syarat Keseimbangan Konsumen
1. Rasio antara utilitas marjinal dengan harga adalah
sama untuk setiap barang yang dikonsumsi, ditulis
=
Jika harga barang A dan barang B adalah sama, maka syarat di atas dapat
ditulis lebih sederhana menjadi MUA = MUB.
2. Pendapatan harus sama jumlahnya dengan belanja
terhadap barang A dan barang B atau dapat ditulis :
I = PAQA + PBQB
dimana : QA dan QB masing-masing adalah kuantitas barang A dan barang B
MUB
PB
MUA
PA
7
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
Contoh, andaikan utilitas total yang diperoleh seorang konsumen
dari berbagai alternatif mengonsumsi apel dan bakso adalah sbb :
a. Hitung utilitas marjinal apel dan bakso
b. Tentukan berapa konsumsi apel dan
bakso supaya konsumen berada pada
posisi keseimbangan atau kepuasan
maksimum apabila :
b1.Harga apel dan bakso adalah sama,
yaitu Rp 5.000 per unit, dan
konsumen menyediakan
pendapatan untuk konsumsi apel
dan bakso sebesar Rp
65.000.
b2.Harga apel tetap Rp 5.000 per unit,
harga bakso naik menjadi Rp 12.500
per unit dan pendapatan konsumen
untuk konsumsi kedua barang naik
menjadi Rp 67.500.
8
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
Jawaban a :
Jika harga barang sama,
syarat keseimbangan :
MUA = MUB
dan I = PA QA + PB QB
 MUA = MUB = 8 : QA = 3 unit
QB = 5
unit
I = PA QA + PB QB
65.000 > 5.000 (3) + 5.000 (5)
(tidak memenuhi karena
pendapatan konsumen
masih bersisa sebesar
Rp 25.000)
Jawaban b1 :
9
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
 MUA = MUB = 6 : QA = 4 unit
QB = 7 unit
I = PA QA + PB QB
65.000 > 5.000 (4) + 5.000 (7)
(tidak memenuhi karena
menyisakan pendapatan
konsumen Rp 10.000)
 MUA = MUB = 5 : QA = 5 unit
QB = 8
unit
I = PA QA + PB QB
65.000 = 5.000 (5) + 5.000 (8)
(memenuhi) Jadi
konsumsi yang
memaksimumkan kepuasan
konsumen adalah QA = 5 unit
dan QB = 8)
10
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
Jawaban b2 :
11
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
Jika harga barang berbeda, maka
syarat keseimbangan :
=
dan I = PA QA + PB QB
 = (4/5000 = 10/12500) : QA = 6 unit
QB = 3 unit
I = PA QA + PB QB
67.500 = 5.000 (6) + 12.500 (5)
(memenuhi, jadi konsumsi yang memaksimumkan
kepuasan konsumen adalah QA = 6 unit dan QB = 3 unit)
MUB
PB
MUA
PA
MUA
PA
MUB
PB
12
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
 = (2/5000 = 5/12500) : QA = 8 unit
QB = 8 unit
I = PA QA + PB QB
67.500 < 5.000 (8) + 12.500 (8)
(tidak memenuhi, karena kombinasi konsumsi ini
memerlukan pendapatan sebesar Rp 140.000 lebih besar dari
yang dimiliki konsumen yaitu sebesar Rp 67.500)
MUA
PA
MUB
PB
13
c. Surplus Konsumen
Konsep utilitas dapat digunakan untuk menilai kepuasan
konsumen yang disebut dengan surplus konsumen (consumers
surplus).
Surplus konsumen adalah perbedaan antara kepuasan total
atau utilitas total yang diperoleh konsumen dari mengonsumsi
sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan atau
pembayaran yang harus dilakukan untuk memperoleh barang
tersebut.
Surplus konsumen dapat juga diartikan sebagai keuntungan
yang diperoleh konsumen (dalam bentuk kepuasan) karena
dapat membayar barang konsumsi dengan harga pasar yang
lebih rendah daripada harga yang bersedia dia bayar.
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
14
20 40 60 80 100
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
Kuantitas
Harga
0
D
Surplus
Konsumen
B
C
A
P
Dengan demikian surplus konsumen adalah merupakan selisih antara
OABC dengan OABP atau sama dengan area PBC = Rp 800.000.
Jika harga pasar :
P = Rp 10.000, maka
konsumsi barang :
OA = 80 unit.
Utilitas total yang
diperoleh adalah
sebesar area OABC
= Rp 1.600.000, dan
jumlah uang yang
dibayarkan untuk
memperoleh OA
tersebut adalah area
OABP = Rp 800.000.
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
15
d. Paradoks Nilai
Konsep tentang utilitas dapat juga digunakan
untuk menjelaskan paradoks nilai antara air dengan
berlian. Mengapa air yang sangat vital bagi
kebutuhan manusia harganya lebih murah daripada
berlian yang kurang vital bagi kebutuhan manusia ?
Jawabannya adalah karena adanya perbedaan yang
sangat nyata antara utilitas marjinal air dengan
utilitas marjinal dari berlian, dimana utilitas
marjinal dari berlian adalah lebih tinggi dari utilitas
marjinal air.
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
16
17
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
a. Beberapa Konsep dan Asumsi
1) Kurva Indiferen dan Tingkat Penggantian Marjinal
Kurva indiferen adalah suatu kurva yang menggambarkan
berbagai kombinasi dari barang atau jasa yang memberikan
kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Kurva indiferen
dapat juga disebut sebagai kurva sekepuasan atau kurva
kepuasan yang sama.
Tingkat penggantian marjinal (Marginal Rate of
Substitution) adalah banyaknya suatu barang yang harus
dikorbankan untuk menambah konsumsi barang lainnya agar
konsumen tetap dapat mempertahankan kepuasannya.
18
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
Kombinasi Air Buah dan Bakso yang Memberikan
Kepuasan yang Sama Bagi Seorang Konsumen
19
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
Kurva Indiferen
6 9 12 15 18 21 24
30
24
21
18
15
12
9
6
Bakso
Air Buah
0
IC0
IC1
A
B
C
D
E
Ciri-ciri Kurva Indiferen
1) Berkemiringan negatif
(downward sloping),
2) Cembung ke titik origin
(convex to origin),
3) Tidak saling
berpotongan,
4) Semakin ke kanan makin
tinggi tingkat kepuasan
yang ditunjukkannya.
20
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
2. Garis Anggaran
Garis anggaran (budget line) adalah suatu garis atau
kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi dari
barang atau jasa yang dapat diperoleh seorang
konsumen dengan menggunakan pendapatan atau
anggaran yang sama besarnya.
Jika garis anggaran disebut dengan BL, konsumen
ingin mengonsumsi dua jenis barang misalnya barang A
dengan harga PA dan barang B dengan harga PB, maka
persamaan garis anggaran dapat dituliskan sebagai
berikut :
BL = PAQA + PBQB
21
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
Contoh :
Misalkan konsumen memiliki pendapatan (I) = Rp 60.000 per bulan
untuk konsumsi air buah dan bakso. Harga air buah (PA) adalah Rp
4.000 per gelas dan harga bakso (PB) adalah Rp 6.000 per porsi.
Berbagai Kombinasi Air Buah dan Bakso yang
Dapat diperoleh Dengan Pendapatan yang
Sama
BL  60.000 = 4.000QA + 6.000QB
22
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
Garis Anggaran Untuk Air Buah dan Bakso
2 4 6 8 10
15
12
9
6
3
Bakso
Air Buah
0
Budget Line
(BL)
A
B
C
D
E
F
G
H
I
PA
I
PB
Ciri-ciri Garis Anggaran
1) Berkemiringan
negatif,
2) Berbentuk garis lurus,
3) Semakin ke kanan
makin tinggi kombi-
nasi konsumsi yang
ditunjukkannya dan
semakin besar
pendapatan yang
diperlukan.
23
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
Pergeseran Garis Anggaran (Jika I berubah, P tetap)
2 4 6 8 10 12
18
15
12
9
6
3
Bakso
Air Buah
0
BL0
BL
2
BL1
I0
PA
I2
PB
I0
PB
I1
PB
I2
PA
I1
PA
Pergeseran BL0 ke BL1 adalah dengan
pemisalan I naik menjadi I1 = Rp 72.000,
dimana PA dan PB adalah tetap. Titik
potong garis anggaran BL1 dengan
sumbu tegak adalah I1/PA = 72.000/4.000
= 18, dan dengan sumbu datar adalah
I1/PB = 72.000/6.000 = 12.
Sebaliknya, pergeseran BL0 ke BL2
adalah dengan pemisalan I turun menjadi
I2 = Rp 48.000 per bulan, sementara PA
dan PB adalah tetap. Titik potong garis
anggaran BL2 dengan sumbu tegak
adalah I2/PA = 48.000/4.000 = 12, dan
dengan sumbu datar adalah I1/PB =
48.000/6.000 = 8.
24
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
Pergeseran Garis Anggaran (Jika I tetap, P berubah)
2 4 6 8 10
21
20
18
15
12
9
6
3
Bakso
Air Buah
0
BL0
BL2
BL1
I0
PA
I0
PB
1
I0
PB
I0
PA
1
Rotasi garis anggaran ke arah kanan dari
BL0 ke BL1 adalah dengan memisalkan I
dan PB tetap, PA turun menjadi PA
1
= Rp
3.000. Titik potong garis anggaran BL1
dengan sumbu tegak bergeser ke atas
menjadi I0/PA
1
= 60.000/3.000 = 20, dan
dengan sumbu datar adalah tetap I0/PB =
60.000/6.000 = 10.
Demikian juga rotasi garis anggaran ke
arah kiri bawah dari BL0 ke BL2 adalah
dengan memisalkan I dan PA tetap, PB naik
menjadi PB
1
= Rp 10.000. Titik potong garis
anggaran BL2 dengan sumbu tegak adalah
tetap I0/PA = 60.000/4.000 = 15, namun
dengan sumbu datar bergeser ke kiri
menjadi I0/PB
1
= 60.000/10.000 = 6.
25
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
Pergeseran Garis Anggaran (Jika I dan P berubah secara serentak)
2 4 6 8 10 12 14 15
16
15
12
10
9
6
3
Bakso
Air Buah
0
BL0 BL1
I0
PA
I0
PB
I1
PB
1
I1
PA
1
Rotasi garis anggaran dari
BL0 menjadi BL1 adalah
dengan pemisalan I naik
menjadi I1 = Rp 75.000,
sementara PA naik menjadi
PA
1
= Rp 7.500, dan PB
turun menjadi PB
1
= Rp
5.000. Titik potong garis
anggaran BL1 dengan
sumbu tegak bergeser ke
arah bawah menjadi I1/PA
1
= 75.000/7.500 = 10, dan
dengan sumbu datar
bergeser ke arah kanan
menjadi I1/PB
1
=
75.000/5.000 = 15.
26
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
c. Syarat Keseimbangan Konsumen
2 4 6 8 10
15
12
9
6
3
Bakso
Air Buah
0
F
IC3
E
BL
D
C
I
PA
IC2
IC1
I
PB
Konsumen akan berada
pada kondisi keseimbangan
atau kepuasan maksimum
apabila garis anggaran
bersinggungan dengan
salah satu kurva indiferen.
Dalam gambar, BL
bersinggungan dengan IC2
pada titik E. Jadi titik E
menggambarkan titik
keseimbangan atau titik
kepuasan maksimum
konsumen.
27
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
Contoh :
Berbagai Kombinasi VCD dan KFC yang Memberikan
Kepuasan yang Sama Bagi Seorang Konsumen adalah sbb:
Jika harga/sewa VCD =
Rp 4.000 per unit, dan
harga KFC = Rp 4.000 per
unit, dan pendapatan
konsumen = Rp 320.000
per bulan untuk konsumsi
kedua barang tersebut,
maka berapa konsumsi
barang yang memberikan
kepuasan maksimum ?
28
20 60 80 100
160
140
120
100
80
60
20
VCD/bulan
KFC/bulan
0
A
D
C
BL
E
B
I
PKFC
F
IC
I
PVCD
4
0
4
0
Titik keseimbangan
(kepuasan maksimum)
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
29
Barang B
Barang A
0
PCC
BL2
BL1
E2
E1
I1
PA
1
IC2
IC1
I1
PB2
I1
PB1
QB
1
QB
2
1. Perubahan Harga Mula-mula : I1, PA
1
, PB
1
Misalkan I dan PA tetap,
tetapi PB turun :
I1, PA
1
, PB
2
(PB
2
< PB
1
)
30
Barang B
Barang A
0
PCC
BL2
BL1
E2
E1
I1
PA
IC2
IC1
I1
PB2
I1
PB1
QB
2
Harga B
Kuantitas B
QB
1 QB
2
DB
PB
1
PB
2
0
QB
1
L
M
Menurunkan Kurva Permintaan
dari Kurva Harga-Konsumsi
Mula-mula : I1, PA
1
, PB
1
Misalkan I dan PA tetap,
tetapi PB turun :
I1, PA
1
, PB
2
(PB
2
< PB
1
)
31
2. Perubahan Pendapatan
Barang B
Barang A
0
ICC
BL2
BL1
E2
E1
I1
PA
IC2
IC1
I2
PB
I1
PB
QB
1
QB
2
I2
PA
Mula-mula : I1, PA
1
, PB
1
Misalkan I naik, tetapi
PA dan PB tetap :
I2, PA
1
, PB
1
(I2 > I1)
32
Menurunkan
Kurva Engel dari
Garis Pendapatan-
Konsumsi
Barang B
Barang A
0
ICC
BL2
BL1
E2
E1
I1
PA
IC2
IC1
I2
PB
I1
PB
QB
2
I2
PA
QB
1
QB
2
Pendapatan
Kuantitas B
QB
1
0
Kurva Engel
I1
I2
R
S
Mula-mula : I1, PA
1
, PB
1
Misalkan I naik, tetapi
PA dan PB tetap :
I2, PA
1
, PB
1
(I2 > I1)
33
Perkembangan Teori Perilaku Konsumen
Menurut Paul Samuelson :
 Paul Samuelson mengatakan bahwa utilitas adalah sesuatu yang ada pada
benak setiap konsumen sehingga sulit diamati dan diuji secara empiris.
 Paul Samuelson mengusulkan konsep pilihan yang diungkapkan
(revealed preference) sebagai landasan untuk mempelajari teori perilaku
konsumen.
 Sebagai contoh, apabila seorang konsumen memiliki sejumlah pendapatan
tertentu dan membelanjakannya sesuai dengan preferensinya yang
dinyatakan dalam suatu kombinasi barang, dan kombinasi itu adalah lebih
diinginkannya dari antara semua alternatif kombinasi yang dapat diperoleh
dengan menggunakan pendapatan tersebut, maka kombinasi tersebutlah
yang memaksimumkan kepuasannya.
 Asumsi pokok dalam teori ini adalah konsumen harus mempunyai sistem
preferensi yang konsisten. Artinya jika seorang konsumen memilih
kombinasi A pada kondisi dimana kombinasi B juga tersedia baginya maka
dia tidak memilih kombinasi B.
34
Perkembangan Teori Perilaku Konsumen
Kelvin Lancaster
 Kelvin Lancaster mengatakan bahwa yang menimbulkan kepuasan
bukanlah kuantitas suatu barang yang dikonsumsi dalam artian
sehari-hari, namun adalah karakteristik barang atau unsur-
unsur yang bersifat fundamental dari barang tersebut dan
karakteristik itulah yang memberi kepuasan bagi konsumen.
 Sebagai contoh, kepuasan seseorang dari makan nasi bukan
berdasarkan kuantitas yang dimakan, namun adalah karakteristik
seperti protein dan karbohidrat yang terkandung dalam makanan
nasi tersebut.
 Contoh lain, dalam mengendarai mobil tertentu terdapat
karakteristik yang dapat menimbulkan kepuasan bagi yang
mengendarainya misalnya adalah kenyamanan dan kebanggaan.

More Related Content

Similar to (4) MIKRO_KONSUMEN.ppt MATA KULIAH PASCASARJANA (20)

Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.pptPertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
WahdaNhia
Bahan dari teori di kursi dan pertemanan media sosial
Bahan dari teori di kursi dan pertemanan media sosialBahan dari teori di kursi dan pertemanan media sosial
Bahan dari teori di kursi dan pertemanan media sosial
ekonomipembangunanup
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
AnugeraDewangga
際際滷 8 (pe)
際際滷 8 (pe)際際滷 8 (pe)
際際滷 8 (pe)
KhairilJaa
Teori Perilaku Konsumen.ppt
Teori Perilaku Konsumen.pptTeori Perilaku Konsumen.ppt
Teori Perilaku Konsumen.ppt
DoniArif1
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptxP7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
AhmadKhusyaini
TEORI EKONOMI MIKRO.pptx
TEORI EKONOMI MIKRO.pptxTEORI EKONOMI MIKRO.pptx
TEORI EKONOMI MIKRO.pptx
IrfanFauzi83
Pilihan konsumen word
Pilihan konsumen wordPilihan konsumen word
Pilihan konsumen word
deni w prasetya
perilaku konsumen ekonomi indonesia
perilaku konsumen ekonomi indonesiaperilaku konsumen ekonomi indonesia
perilaku konsumen ekonomi indonesia
Astana Ilmu
4 TEORI PERILAKU KONSUMEN_edp.pptx
4 TEORI PERILAKU KONSUMEN_edp.pptx4 TEORI PERILAKU KONSUMEN_edp.pptx
4 TEORI PERILAKU KONSUMEN_edp.pptx
ssuser714778
TASK W9 indifference curve budget line.pptx
TASK W9 indifference curve budget line.pptxTASK W9 indifference curve budget line.pptx
TASK W9 indifference curve budget line.pptx
StevanTanaga
Presentasi makro
Presentasi makroPresentasi makro
Presentasi makro
KOTAK FANS PAGE
Analisa usahatani cabe
Analisa usahatani cabeAnalisa usahatani cabe
Analisa usahatani cabe
daniel muttaqin
Pertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptxPertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptx
ssusere08de7
PRILAKU KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
PRILAKU  KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptxPRILAKU  KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
PRILAKU KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Kskdmxm
KskdmxmKskdmxm
Kskdmxm
MuhammadFajrulIlmi
KESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
KESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptxKESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
KESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Compilation microeconomics
Compilation microeconomicsCompilation microeconomics
Compilation microeconomics
shanti dewi
Compilation microeconomics
Compilation microeconomicsCompilation microeconomics
Compilation microeconomics
VessakhWilliam
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.pptPertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
Pertemuan_5-_Teori_Perilaku_Konsumen.ppt
WahdaNhia
Bahan dari teori di kursi dan pertemanan media sosial
Bahan dari teori di kursi dan pertemanan media sosialBahan dari teori di kursi dan pertemanan media sosial
Bahan dari teori di kursi dan pertemanan media sosial
ekonomipembangunanup
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
AnugeraDewangga
際際滷 8 (pe)
際際滷 8 (pe)際際滷 8 (pe)
際際滷 8 (pe)
KhairilJaa
Teori Perilaku Konsumen.ppt
Teori Perilaku Konsumen.pptTeori Perilaku Konsumen.ppt
Teori Perilaku Konsumen.ppt
DoniArif1
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptxP7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
AhmadKhusyaini
TEORI EKONOMI MIKRO.pptx
TEORI EKONOMI MIKRO.pptxTEORI EKONOMI MIKRO.pptx
TEORI EKONOMI MIKRO.pptx
IrfanFauzi83
Pilihan konsumen word
Pilihan konsumen wordPilihan konsumen word
Pilihan konsumen word
deni w prasetya
perilaku konsumen ekonomi indonesia
perilaku konsumen ekonomi indonesiaperilaku konsumen ekonomi indonesia
perilaku konsumen ekonomi indonesia
Astana Ilmu
4 TEORI PERILAKU KONSUMEN_edp.pptx
4 TEORI PERILAKU KONSUMEN_edp.pptx4 TEORI PERILAKU KONSUMEN_edp.pptx
4 TEORI PERILAKU KONSUMEN_edp.pptx
ssuser714778
TASK W9 indifference curve budget line.pptx
TASK W9 indifference curve budget line.pptxTASK W9 indifference curve budget line.pptx
TASK W9 indifference curve budget line.pptx
StevanTanaga
Analisa usahatani cabe
Analisa usahatani cabeAnalisa usahatani cabe
Analisa usahatani cabe
daniel muttaqin
Pertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptxPertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptx
ssusere08de7
Compilation microeconomics
Compilation microeconomicsCompilation microeconomics
Compilation microeconomics
shanti dewi
Compilation microeconomics
Compilation microeconomicsCompilation microeconomics
Compilation microeconomics
VessakhWilliam

More from GrevelOdesSilabanSpd (20)

identifikasi sprayer. alat mesin pertanian pptx
identifikasi sprayer. alat mesin pertanian pptxidentifikasi sprayer. alat mesin pertanian pptx
identifikasi sprayer. alat mesin pertanian pptx
GrevelOdesSilabanSpd
PP KACANG TANAH.agribisnis tanaman Pangan pptx
PP KACANG TANAH.agribisnis tanaman Pangan pptxPP KACANG TANAH.agribisnis tanaman Pangan pptx
PP KACANG TANAH.agribisnis tanaman Pangan pptx
GrevelOdesSilabanSpd
BUDIDAYA TANAMAN CABE agribinis tanaman pptx
BUDIDAYA TANAMAN CABE agribinis tanaman pptxBUDIDAYA TANAMAN CABE agribinis tanaman pptx
BUDIDAYA TANAMAN CABE agribinis tanaman pptx
GrevelOdesSilabanSpd
KEL 1- PENGARUH REKRUTMEN DAN SELEKSI TERHADAP KINERJA.pptx
KEL 1- PENGARUH REKRUTMEN DAN SELEKSI TERHADAP KINERJA.pptxKEL 1- PENGARUH REKRUTMEN DAN SELEKSI TERHADAP KINERJA.pptx
KEL 1- PENGARUH REKRUTMEN DAN SELEKSI TERHADAP KINERJA.pptx
GrevelOdesSilabanSpd
GREVEL ODES SILABAN_PRESENTASI _MANAJEMEN OPERASI.pptx
GREVEL ODES SILABAN_PRESENTASI  _MANAJEMEN OPERASI.pptxGREVEL ODES SILABAN_PRESENTASI  _MANAJEMEN OPERASI.pptx
GREVEL ODES SILABAN_PRESENTASI _MANAJEMEN OPERASI.pptx
GrevelOdesSilabanSpd
Tugas Rukol Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid....
Tugas Rukol Modul 3.3  Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid....Tugas Rukol Modul 3.3  Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid....
Tugas Rukol Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid....
GrevelOdesSilabanSpd
PPT PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU
PPT PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURUPPT PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU
PPT PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU
GrevelOdesSilabanSpd
HERLIJA NAHAMPUN - MAKALAH MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN D...
HERLIJA NAHAMPUN - MAKALAH MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN D...HERLIJA NAHAMPUN - MAKALAH MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN D...
HERLIJA NAHAMPUN - MAKALAH MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN D...
GrevelOdesSilabanSpd
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN MAGISTER MANAJEMEN
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN MAGISTER MANAJEMENMANAJEMEN RANTAI PASOKAN MAGISTER MANAJEMEN
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN MAGISTER MANAJEMEN
GrevelOdesSilabanSpd
Ruang Kolaborasi Modul 3.1 Studi Kasus Dilema Etika
Ruang Kolaborasi Modul 3.1 Studi Kasus Dilema EtikaRuang Kolaborasi Modul 3.1 Studi Kasus Dilema Etika
Ruang Kolaborasi Modul 3.1 Studi Kasus Dilema Etika
GrevelOdesSilabanSpd
RUKOL MODUL 3.1 DILEMA ETIKA GREVEL ODES SILABAN S.Pd
RUKOL MODUL 3.1 DILEMA ETIKA GREVEL ODES SILABAN S.PdRUKOL MODUL 3.1 DILEMA ETIKA GREVEL ODES SILABAN S.Pd
RUKOL MODUL 3.1 DILEMA ETIKA GREVEL ODES SILABAN S.Pd
GrevelOdesSilabanSpd
POWERPOINT BARISAN DAN DERET GEOMETRI KELAS X
POWERPOINT BARISAN DAN DERET GEOMETRI KELAS XPOWERPOINT BARISAN DAN DERET GEOMETRI KELAS X
POWERPOINT BARISAN DAN DERET GEOMETRI KELAS X
GrevelOdesSilabanSpd
AKSI NYATA - KURIKULUM MERDEKA. ROMEWA NAINGGOLAN, S.Pd
AKSI NYATA - KURIKULUM MERDEKA. ROMEWA NAINGGOLAN, S.PdAKSI NYATA - KURIKULUM MERDEKA. ROMEWA NAINGGOLAN, S.Pd
AKSI NYATA - KURIKULUM MERDEKA. ROMEWA NAINGGOLAN, S.Pd
GrevelOdesSilabanSpd
PPT_NILAI_NILAI_PANCASILA. GREVEL ODES SILABAN, S.Pd
PPT_NILAI_NILAI_PANCASILA. GREVEL ODES SILABAN, S.PdPPT_NILAI_NILAI_PANCASILA. GREVEL ODES SILABAN, S.Pd
PPT_NILAI_NILAI_PANCASILA. GREVEL ODES SILABAN, S.Pd
GrevelOdesSilabanSpd
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 GREVEL ODES SILABAN, S.Pd., M.M
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 GREVEL ODES  SILABAN, S.Pd., M.MKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 GREVEL ODES  SILABAN, S.Pd., M.M
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 GREVEL ODES SILABAN, S.Pd., M.M
GrevelOdesSilabanSpd
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.2 CGP ANGKATAN 11
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN  MODUL 2.2 CGP ANGKATAN 11JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN  MODUL 2.2 CGP ANGKATAN 11
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.2 CGP ANGKATAN 11
GrevelOdesSilabanSpd
Tugas Kelompok Modul 2.2. Pembelajara sosial dan emosional.pdf
Tugas Kelompok Modul 2.2. Pembelajara sosial dan emosional.pdfTugas Kelompok Modul 2.2. Pembelajara sosial dan emosional.pdf
Tugas Kelompok Modul 2.2. Pembelajara sosial dan emosional.pdf
GrevelOdesSilabanSpd
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2 Peran dan Nilai Guru Penggerak
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2 Peran dan Nilai Guru PenggerakDemonstrasi Kontekstual Modul 1.2 Peran dan Nilai Guru Penggerak
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2 Peran dan Nilai Guru Penggerak
GrevelOdesSilabanSpd
AKSI NYATA - KURIKULUM MERDEKA DARI APLIKASI PMM
AKSI NYATA - KURIKULUM MERDEKA DARI APLIKASI PMMAKSI NYATA - KURIKULUM MERDEKA DARI APLIKASI PMM
AKSI NYATA - KURIKULUM MERDEKA DARI APLIKASI PMM
GrevelOdesSilabanSpd
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan_Modul 2.1.pdf
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan_Modul 2.1.pdfJurnal Refleksi Dwi Mingguan_Modul 2.1.pdf
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan_Modul 2.1.pdf
GrevelOdesSilabanSpd
identifikasi sprayer. alat mesin pertanian pptx
identifikasi sprayer. alat mesin pertanian pptxidentifikasi sprayer. alat mesin pertanian pptx
identifikasi sprayer. alat mesin pertanian pptx
GrevelOdesSilabanSpd
PP KACANG TANAH.agribisnis tanaman Pangan pptx
PP KACANG TANAH.agribisnis tanaman Pangan pptxPP KACANG TANAH.agribisnis tanaman Pangan pptx
PP KACANG TANAH.agribisnis tanaman Pangan pptx
GrevelOdesSilabanSpd
BUDIDAYA TANAMAN CABE agribinis tanaman pptx
BUDIDAYA TANAMAN CABE agribinis tanaman pptxBUDIDAYA TANAMAN CABE agribinis tanaman pptx
BUDIDAYA TANAMAN CABE agribinis tanaman pptx
GrevelOdesSilabanSpd
KEL 1- PENGARUH REKRUTMEN DAN SELEKSI TERHADAP KINERJA.pptx
KEL 1- PENGARUH REKRUTMEN DAN SELEKSI TERHADAP KINERJA.pptxKEL 1- PENGARUH REKRUTMEN DAN SELEKSI TERHADAP KINERJA.pptx
KEL 1- PENGARUH REKRUTMEN DAN SELEKSI TERHADAP KINERJA.pptx
GrevelOdesSilabanSpd
GREVEL ODES SILABAN_PRESENTASI _MANAJEMEN OPERASI.pptx
GREVEL ODES SILABAN_PRESENTASI  _MANAJEMEN OPERASI.pptxGREVEL ODES SILABAN_PRESENTASI  _MANAJEMEN OPERASI.pptx
GREVEL ODES SILABAN_PRESENTASI _MANAJEMEN OPERASI.pptx
GrevelOdesSilabanSpd
Tugas Rukol Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid....
Tugas Rukol Modul 3.3  Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid....Tugas Rukol Modul 3.3  Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid....
Tugas Rukol Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid....
GrevelOdesSilabanSpd
PPT PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU
PPT PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURUPPT PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU
PPT PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU
GrevelOdesSilabanSpd
HERLIJA NAHAMPUN - MAKALAH MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN D...
HERLIJA NAHAMPUN - MAKALAH MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN D...HERLIJA NAHAMPUN - MAKALAH MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN D...
HERLIJA NAHAMPUN - MAKALAH MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN D...
GrevelOdesSilabanSpd
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN MAGISTER MANAJEMEN
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN MAGISTER MANAJEMENMANAJEMEN RANTAI PASOKAN MAGISTER MANAJEMEN
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN MAGISTER MANAJEMEN
GrevelOdesSilabanSpd
Ruang Kolaborasi Modul 3.1 Studi Kasus Dilema Etika
Ruang Kolaborasi Modul 3.1 Studi Kasus Dilema EtikaRuang Kolaborasi Modul 3.1 Studi Kasus Dilema Etika
Ruang Kolaborasi Modul 3.1 Studi Kasus Dilema Etika
GrevelOdesSilabanSpd
RUKOL MODUL 3.1 DILEMA ETIKA GREVEL ODES SILABAN S.Pd
RUKOL MODUL 3.1 DILEMA ETIKA GREVEL ODES SILABAN S.PdRUKOL MODUL 3.1 DILEMA ETIKA GREVEL ODES SILABAN S.Pd
RUKOL MODUL 3.1 DILEMA ETIKA GREVEL ODES SILABAN S.Pd
GrevelOdesSilabanSpd
POWERPOINT BARISAN DAN DERET GEOMETRI KELAS X
POWERPOINT BARISAN DAN DERET GEOMETRI KELAS XPOWERPOINT BARISAN DAN DERET GEOMETRI KELAS X
POWERPOINT BARISAN DAN DERET GEOMETRI KELAS X
GrevelOdesSilabanSpd
AKSI NYATA - KURIKULUM MERDEKA. ROMEWA NAINGGOLAN, S.Pd
AKSI NYATA - KURIKULUM MERDEKA. ROMEWA NAINGGOLAN, S.PdAKSI NYATA - KURIKULUM MERDEKA. ROMEWA NAINGGOLAN, S.Pd
AKSI NYATA - KURIKULUM MERDEKA. ROMEWA NAINGGOLAN, S.Pd
GrevelOdesSilabanSpd
PPT_NILAI_NILAI_PANCASILA. GREVEL ODES SILABAN, S.Pd
PPT_NILAI_NILAI_PANCASILA. GREVEL ODES SILABAN, S.PdPPT_NILAI_NILAI_PANCASILA. GREVEL ODES SILABAN, S.Pd
PPT_NILAI_NILAI_PANCASILA. GREVEL ODES SILABAN, S.Pd
GrevelOdesSilabanSpd
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 GREVEL ODES SILABAN, S.Pd., M.M
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 GREVEL ODES  SILABAN, S.Pd., M.MKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 GREVEL ODES  SILABAN, S.Pd., M.M
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 GREVEL ODES SILABAN, S.Pd., M.M
GrevelOdesSilabanSpd
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.2 CGP ANGKATAN 11
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN  MODUL 2.2 CGP ANGKATAN 11JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN  MODUL 2.2 CGP ANGKATAN 11
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.2 CGP ANGKATAN 11
GrevelOdesSilabanSpd
Tugas Kelompok Modul 2.2. Pembelajara sosial dan emosional.pdf
Tugas Kelompok Modul 2.2. Pembelajara sosial dan emosional.pdfTugas Kelompok Modul 2.2. Pembelajara sosial dan emosional.pdf
Tugas Kelompok Modul 2.2. Pembelajara sosial dan emosional.pdf
GrevelOdesSilabanSpd
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2 Peran dan Nilai Guru Penggerak
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2 Peran dan Nilai Guru PenggerakDemonstrasi Kontekstual Modul 1.2 Peran dan Nilai Guru Penggerak
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2 Peran dan Nilai Guru Penggerak
GrevelOdesSilabanSpd
AKSI NYATA - KURIKULUM MERDEKA DARI APLIKASI PMM
AKSI NYATA - KURIKULUM MERDEKA DARI APLIKASI PMMAKSI NYATA - KURIKULUM MERDEKA DARI APLIKASI PMM
AKSI NYATA - KURIKULUM MERDEKA DARI APLIKASI PMM
GrevelOdesSilabanSpd
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan_Modul 2.1.pdf
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan_Modul 2.1.pdfJurnal Refleksi Dwi Mingguan_Modul 2.1.pdf
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan_Modul 2.1.pdf
GrevelOdesSilabanSpd

Recently uploaded (20)

BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Dadang Solihin
Kebijakan Manajemen Pelatihan Dasar ASN 2025
Kebijakan Manajemen Pelatihan Dasar ASN 2025Kebijakan Manajemen Pelatihan Dasar ASN 2025
Kebijakan Manajemen Pelatihan Dasar ASN 2025
Gunarno1
STRUKTUR GEOLOGI REGIONAL PULAU JAWA.pdf
STRUKTUR GEOLOGI REGIONAL PULAU JAWA.pdfSTRUKTUR GEOLOGI REGIONAL PULAU JAWA.pdf
STRUKTUR GEOLOGI REGIONAL PULAU JAWA.pdf
Ario Arief iswandhani
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptxFarmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
michellepikachuuu
2 Asta Cita - untuk Indonesia lebih Maju.pdf
2 Asta Cita - untuk Indonesia lebih Maju.pdf2 Asta Cita - untuk Indonesia lebih Maju.pdf
2 Asta Cita - untuk Indonesia lebih Maju.pdf
RifqiDownload
Modul Ajar IPA Kelas 9 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 9 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 9 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 9 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptxPPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
SausanHidayahNova
Silabus PAI kelas 4 sms 2sssss 2020.docx
Silabus PAI kelas 4 sms 2sssss 2020.docxSilabus PAI kelas 4 sms 2sssss 2020.docx
Silabus PAI kelas 4 sms 2sssss 2020.docx
matauaipuawang
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
papamamajason21
TAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptx
TAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptxTAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptx
TAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptx
helvy3
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsLembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Ainul Yaqin
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsiMenggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
suandi01
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
RENCANA + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
RENCANA  + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...RENCANA  + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
RENCANA + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
Kanaidi ken
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Kanaidi ken
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraJakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Dadang Solihin
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdfRencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
edenmanoppo
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Dadang Solihin
Kebijakan Manajemen Pelatihan Dasar ASN 2025
Kebijakan Manajemen Pelatihan Dasar ASN 2025Kebijakan Manajemen Pelatihan Dasar ASN 2025
Kebijakan Manajemen Pelatihan Dasar ASN 2025
Gunarno1
STRUKTUR GEOLOGI REGIONAL PULAU JAWA.pdf
STRUKTUR GEOLOGI REGIONAL PULAU JAWA.pdfSTRUKTUR GEOLOGI REGIONAL PULAU JAWA.pdf
STRUKTUR GEOLOGI REGIONAL PULAU JAWA.pdf
Ario Arief iswandhani
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptxFarmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
michellepikachuuu
2 Asta Cita - untuk Indonesia lebih Maju.pdf
2 Asta Cita - untuk Indonesia lebih Maju.pdf2 Asta Cita - untuk Indonesia lebih Maju.pdf
2 Asta Cita - untuk Indonesia lebih Maju.pdf
RifqiDownload
Modul Ajar IPA Kelas 9 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 9 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 9 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 9 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptxPPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
SausanHidayahNova
Silabus PAI kelas 4 sms 2sssss 2020.docx
Silabus PAI kelas 4 sms 2sssss 2020.docxSilabus PAI kelas 4 sms 2sssss 2020.docx
Silabus PAI kelas 4 sms 2sssss 2020.docx
matauaipuawang
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
papamamajason21
TAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptx
TAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptxTAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptx
TAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptx
helvy3
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsLembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Ainul Yaqin
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsiMenggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
suandi01
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
RENCANA + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
RENCANA  + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...RENCANA  + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
RENCANA + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
Kanaidi ken
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Kanaidi ken
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraJakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Dadang Solihin
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdfRencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
edenmanoppo

(4) MIKRO_KONSUMEN.ppt MATA KULIAH PASCASARJANA

  • 1. TEORI PERILAKU KONSUMEN PADA DASARNYA MENJELASKAN BAGAIMANA KONSUMEN MENGALOKASIKAN PENDAPATANNYA YANG TERBATAS UNTUK MEMBELI BERBAGAI BARANG/JASA (PADA HARGA TERTENTU) YANG DIBUTUHKANNYA AGAR KEPUASANNYA MAKSIMUM JIKA KONSUMEN MENCAPAI KEPUASAN (UTILITAS) MAKSIMUM MAKA TERCAPAILAN KESEIMBANGAN KONSUMEN PERTANYAAN : BAGAIMANA MENGUKUR KEPUASAN KONSUMEN TERSEBUT ? 2
  • 2. 3 Pendekatan Nilaiguna Kardinal a.Beberapa Konsep dan Asumsi 1. Utilitas Total dan Utilitas Marjinal TU = F (QA, QB, ) dimana : TU = utilitas total QA, QB = kuantitas barang A dan barang B Utilitas marjinal (Marginal Utility = MU) adalah tambahan atau penurunan nilaiguna yang diperoleh konsumen karena menambah konsumsi sebanyak satu unit barang, ditulis : MU = TU Q
  • 3. 4 Pendekatan Nilaiguna Kardinal a. Beberapa Konsep dan Asumsi (Lanjutan) 2. Utilitas maksimum dan pendapatan yang terbatas Dalam teori utilitas, diasumsikan bahwa konsumen akan memilih kombinasi konsumsi barang dan jasa yang dapat memaksimumkan utilitasnya dengan tunduk kepada kendala pendapatan atau anggaran yang dimilikinya. 3. Hukum utilitas marjinal yang semakin menurun (the law of diminishing marginal utility) Hukum ini dikenal dengan Hukum Gossen. Hukum ini menyatakan bahwa apabila suatu barang dikonsumsi secara terus menerus, maka utilitas tambahan yang diperoleh mula-mula adalah besar, tetapi pada tambahan konsumsi berikutnya utilitas tambahan yang diperoleh akan semakin kecil bahkan menjadi negatif.
  • 4. 5 1 2 3 4 5 11.000 10.000 9.000 8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 Kuantitas Apel TUA 0 TUA MUA 1 2 3 4 5 Kuantitas Apel 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 -1.000 Pada saat TU maksimum, MU adalah nol sehingga kurva MU harus memotong sumbu datar MUA Contoh Utilitas Total dan Utilitas Marjinal atas Konsumsi Apel
  • 5. 6 Pendekatan Nilaiguna Kardinal b. Syarat Keseimbangan Konsumen 1. Rasio antara utilitas marjinal dengan harga adalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsi, ditulis = Jika harga barang A dan barang B adalah sama, maka syarat di atas dapat ditulis lebih sederhana menjadi MUA = MUB. 2. Pendapatan harus sama jumlahnya dengan belanja terhadap barang A dan barang B atau dapat ditulis : I = PAQA + PBQB dimana : QA dan QB masing-masing adalah kuantitas barang A dan barang B MUB PB MUA PA
  • 6. 7 Pendekatan Nilaiguna Kardinal Contoh, andaikan utilitas total yang diperoleh seorang konsumen dari berbagai alternatif mengonsumsi apel dan bakso adalah sbb : a. Hitung utilitas marjinal apel dan bakso b. Tentukan berapa konsumsi apel dan bakso supaya konsumen berada pada posisi keseimbangan atau kepuasan maksimum apabila : b1.Harga apel dan bakso adalah sama, yaitu Rp 5.000 per unit, dan konsumen menyediakan pendapatan untuk konsumsi apel dan bakso sebesar Rp 65.000. b2.Harga apel tetap Rp 5.000 per unit, harga bakso naik menjadi Rp 12.500 per unit dan pendapatan konsumen untuk konsumsi kedua barang naik menjadi Rp 67.500.
  • 7. 8 Pendekatan Nilaiguna Kardinal Jawaban a : Jika harga barang sama, syarat keseimbangan : MUA = MUB dan I = PA QA + PB QB MUA = MUB = 8 : QA = 3 unit QB = 5 unit I = PA QA + PB QB 65.000 > 5.000 (3) + 5.000 (5) (tidak memenuhi karena pendapatan konsumen masih bersisa sebesar Rp 25.000) Jawaban b1 :
  • 8. 9 Pendekatan Nilaiguna Kardinal MUA = MUB = 6 : QA = 4 unit QB = 7 unit I = PA QA + PB QB 65.000 > 5.000 (4) + 5.000 (7) (tidak memenuhi karena menyisakan pendapatan konsumen Rp 10.000) MUA = MUB = 5 : QA = 5 unit QB = 8 unit I = PA QA + PB QB 65.000 = 5.000 (5) + 5.000 (8) (memenuhi) Jadi konsumsi yang memaksimumkan kepuasan konsumen adalah QA = 5 unit dan QB = 8)
  • 10. 11 Pendekatan Nilaiguna Kardinal Jika harga barang berbeda, maka syarat keseimbangan : = dan I = PA QA + PB QB = (4/5000 = 10/12500) : QA = 6 unit QB = 3 unit I = PA QA + PB QB 67.500 = 5.000 (6) + 12.500 (5) (memenuhi, jadi konsumsi yang memaksimumkan kepuasan konsumen adalah QA = 6 unit dan QB = 3 unit) MUB PB MUA PA MUA PA MUB PB
  • 11. 12 Pendekatan Nilaiguna Kardinal = (2/5000 = 5/12500) : QA = 8 unit QB = 8 unit I = PA QA + PB QB 67.500 < 5.000 (8) + 12.500 (8) (tidak memenuhi, karena kombinasi konsumsi ini memerlukan pendapatan sebesar Rp 140.000 lebih besar dari yang dimiliki konsumen yaitu sebesar Rp 67.500) MUA PA MUB PB
  • 12. 13 c. Surplus Konsumen Konsep utilitas dapat digunakan untuk menilai kepuasan konsumen yang disebut dengan surplus konsumen (consumers surplus). Surplus konsumen adalah perbedaan antara kepuasan total atau utilitas total yang diperoleh konsumen dari mengonsumsi sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan atau pembayaran yang harus dilakukan untuk memperoleh barang tersebut. Surplus konsumen dapat juga diartikan sebagai keuntungan yang diperoleh konsumen (dalam bentuk kepuasan) karena dapat membayar barang konsumsi dengan harga pasar yang lebih rendah daripada harga yang bersedia dia bayar. Pendekatan Nilaiguna Kardinal
  • 13. 14 20 40 60 80 100 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 Kuantitas Harga 0 D Surplus Konsumen B C A P Dengan demikian surplus konsumen adalah merupakan selisih antara OABC dengan OABP atau sama dengan area PBC = Rp 800.000. Jika harga pasar : P = Rp 10.000, maka konsumsi barang : OA = 80 unit. Utilitas total yang diperoleh adalah sebesar area OABC = Rp 1.600.000, dan jumlah uang yang dibayarkan untuk memperoleh OA tersebut adalah area OABP = Rp 800.000. Pendekatan Nilaiguna Kardinal
  • 14. 15 d. Paradoks Nilai Konsep tentang utilitas dapat juga digunakan untuk menjelaskan paradoks nilai antara air dengan berlian. Mengapa air yang sangat vital bagi kebutuhan manusia harganya lebih murah daripada berlian yang kurang vital bagi kebutuhan manusia ? Jawabannya adalah karena adanya perbedaan yang sangat nyata antara utilitas marjinal air dengan utilitas marjinal dari berlian, dimana utilitas marjinal dari berlian adalah lebih tinggi dari utilitas marjinal air. Pendekatan Nilaiguna Kardinal
  • 15. 16
  • 16. 17 Pendekatan Nilaiguna Ordinal a. Beberapa Konsep dan Asumsi 1) Kurva Indiferen dan Tingkat Penggantian Marjinal Kurva indiferen adalah suatu kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi dari barang atau jasa yang memberikan kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Kurva indiferen dapat juga disebut sebagai kurva sekepuasan atau kurva kepuasan yang sama. Tingkat penggantian marjinal (Marginal Rate of Substitution) adalah banyaknya suatu barang yang harus dikorbankan untuk menambah konsumsi barang lainnya agar konsumen tetap dapat mempertahankan kepuasannya.
  • 17. 18 Pendekatan Nilaiguna Ordinal Kombinasi Air Buah dan Bakso yang Memberikan Kepuasan yang Sama Bagi Seorang Konsumen
  • 18. 19 Pendekatan Nilaiguna Ordinal Kurva Indiferen 6 9 12 15 18 21 24 30 24 21 18 15 12 9 6 Bakso Air Buah 0 IC0 IC1 A B C D E Ciri-ciri Kurva Indiferen 1) Berkemiringan negatif (downward sloping), 2) Cembung ke titik origin (convex to origin), 3) Tidak saling berpotongan, 4) Semakin ke kanan makin tinggi tingkat kepuasan yang ditunjukkannya.
  • 19. 20 Pendekatan Nilaiguna Ordinal 2. Garis Anggaran Garis anggaran (budget line) adalah suatu garis atau kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi dari barang atau jasa yang dapat diperoleh seorang konsumen dengan menggunakan pendapatan atau anggaran yang sama besarnya. Jika garis anggaran disebut dengan BL, konsumen ingin mengonsumsi dua jenis barang misalnya barang A dengan harga PA dan barang B dengan harga PB, maka persamaan garis anggaran dapat dituliskan sebagai berikut : BL = PAQA + PBQB
  • 20. 21 Pendekatan Nilaiguna Ordinal Contoh : Misalkan konsumen memiliki pendapatan (I) = Rp 60.000 per bulan untuk konsumsi air buah dan bakso. Harga air buah (PA) adalah Rp 4.000 per gelas dan harga bakso (PB) adalah Rp 6.000 per porsi. Berbagai Kombinasi Air Buah dan Bakso yang Dapat diperoleh Dengan Pendapatan yang Sama BL 60.000 = 4.000QA + 6.000QB
  • 21. 22 Pendekatan Nilaiguna Ordinal Garis Anggaran Untuk Air Buah dan Bakso 2 4 6 8 10 15 12 9 6 3 Bakso Air Buah 0 Budget Line (BL) A B C D E F G H I PA I PB Ciri-ciri Garis Anggaran 1) Berkemiringan negatif, 2) Berbentuk garis lurus, 3) Semakin ke kanan makin tinggi kombi- nasi konsumsi yang ditunjukkannya dan semakin besar pendapatan yang diperlukan.
  • 22. 23 Pendekatan Nilaiguna Ordinal Pergeseran Garis Anggaran (Jika I berubah, P tetap) 2 4 6 8 10 12 18 15 12 9 6 3 Bakso Air Buah 0 BL0 BL 2 BL1 I0 PA I2 PB I0 PB I1 PB I2 PA I1 PA Pergeseran BL0 ke BL1 adalah dengan pemisalan I naik menjadi I1 = Rp 72.000, dimana PA dan PB adalah tetap. Titik potong garis anggaran BL1 dengan sumbu tegak adalah I1/PA = 72.000/4.000 = 18, dan dengan sumbu datar adalah I1/PB = 72.000/6.000 = 12. Sebaliknya, pergeseran BL0 ke BL2 adalah dengan pemisalan I turun menjadi I2 = Rp 48.000 per bulan, sementara PA dan PB adalah tetap. Titik potong garis anggaran BL2 dengan sumbu tegak adalah I2/PA = 48.000/4.000 = 12, dan dengan sumbu datar adalah I1/PB = 48.000/6.000 = 8.
  • 23. 24 Pendekatan Nilaiguna Ordinal Pergeseran Garis Anggaran (Jika I tetap, P berubah) 2 4 6 8 10 21 20 18 15 12 9 6 3 Bakso Air Buah 0 BL0 BL2 BL1 I0 PA I0 PB 1 I0 PB I0 PA 1 Rotasi garis anggaran ke arah kanan dari BL0 ke BL1 adalah dengan memisalkan I dan PB tetap, PA turun menjadi PA 1 = Rp 3.000. Titik potong garis anggaran BL1 dengan sumbu tegak bergeser ke atas menjadi I0/PA 1 = 60.000/3.000 = 20, dan dengan sumbu datar adalah tetap I0/PB = 60.000/6.000 = 10. Demikian juga rotasi garis anggaran ke arah kiri bawah dari BL0 ke BL2 adalah dengan memisalkan I dan PA tetap, PB naik menjadi PB 1 = Rp 10.000. Titik potong garis anggaran BL2 dengan sumbu tegak adalah tetap I0/PA = 60.000/4.000 = 15, namun dengan sumbu datar bergeser ke kiri menjadi I0/PB 1 = 60.000/10.000 = 6.
  • 24. 25 Pendekatan Nilaiguna Ordinal Pergeseran Garis Anggaran (Jika I dan P berubah secara serentak) 2 4 6 8 10 12 14 15 16 15 12 10 9 6 3 Bakso Air Buah 0 BL0 BL1 I0 PA I0 PB I1 PB 1 I1 PA 1 Rotasi garis anggaran dari BL0 menjadi BL1 adalah dengan pemisalan I naik menjadi I1 = Rp 75.000, sementara PA naik menjadi PA 1 = Rp 7.500, dan PB turun menjadi PB 1 = Rp 5.000. Titik potong garis anggaran BL1 dengan sumbu tegak bergeser ke arah bawah menjadi I1/PA 1 = 75.000/7.500 = 10, dan dengan sumbu datar bergeser ke arah kanan menjadi I1/PB 1 = 75.000/5.000 = 15.
  • 25. 26 Pendekatan Nilaiguna Ordinal c. Syarat Keseimbangan Konsumen 2 4 6 8 10 15 12 9 6 3 Bakso Air Buah 0 F IC3 E BL D C I PA IC2 IC1 I PB Konsumen akan berada pada kondisi keseimbangan atau kepuasan maksimum apabila garis anggaran bersinggungan dengan salah satu kurva indiferen. Dalam gambar, BL bersinggungan dengan IC2 pada titik E. Jadi titik E menggambarkan titik keseimbangan atau titik kepuasan maksimum konsumen.
  • 26. 27 Pendekatan Nilaiguna Ordinal Contoh : Berbagai Kombinasi VCD dan KFC yang Memberikan Kepuasan yang Sama Bagi Seorang Konsumen adalah sbb: Jika harga/sewa VCD = Rp 4.000 per unit, dan harga KFC = Rp 4.000 per unit, dan pendapatan konsumen = Rp 320.000 per bulan untuk konsumsi kedua barang tersebut, maka berapa konsumsi barang yang memberikan kepuasan maksimum ?
  • 27. 28 20 60 80 100 160 140 120 100 80 60 20 VCD/bulan KFC/bulan 0 A D C BL E B I PKFC F IC I PVCD 4 0 4 0 Titik keseimbangan (kepuasan maksimum) Pendekatan Nilaiguna Ordinal
  • 28. 29 Barang B Barang A 0 PCC BL2 BL1 E2 E1 I1 PA 1 IC2 IC1 I1 PB2 I1 PB1 QB 1 QB 2 1. Perubahan Harga Mula-mula : I1, PA 1 , PB 1 Misalkan I dan PA tetap, tetapi PB turun : I1, PA 1 , PB 2 (PB 2 < PB 1 )
  • 29. 30 Barang B Barang A 0 PCC BL2 BL1 E2 E1 I1 PA IC2 IC1 I1 PB2 I1 PB1 QB 2 Harga B Kuantitas B QB 1 QB 2 DB PB 1 PB 2 0 QB 1 L M Menurunkan Kurva Permintaan dari Kurva Harga-Konsumsi Mula-mula : I1, PA 1 , PB 1 Misalkan I dan PA tetap, tetapi PB turun : I1, PA 1 , PB 2 (PB 2 < PB 1 )
  • 30. 31 2. Perubahan Pendapatan Barang B Barang A 0 ICC BL2 BL1 E2 E1 I1 PA IC2 IC1 I2 PB I1 PB QB 1 QB 2 I2 PA Mula-mula : I1, PA 1 , PB 1 Misalkan I naik, tetapi PA dan PB tetap : I2, PA 1 , PB 1 (I2 > I1)
  • 31. 32 Menurunkan Kurva Engel dari Garis Pendapatan- Konsumsi Barang B Barang A 0 ICC BL2 BL1 E2 E1 I1 PA IC2 IC1 I2 PB I1 PB QB 2 I2 PA QB 1 QB 2 Pendapatan Kuantitas B QB 1 0 Kurva Engel I1 I2 R S Mula-mula : I1, PA 1 , PB 1 Misalkan I naik, tetapi PA dan PB tetap : I2, PA 1 , PB 1 (I2 > I1)
  • 32. 33 Perkembangan Teori Perilaku Konsumen Menurut Paul Samuelson : Paul Samuelson mengatakan bahwa utilitas adalah sesuatu yang ada pada benak setiap konsumen sehingga sulit diamati dan diuji secara empiris. Paul Samuelson mengusulkan konsep pilihan yang diungkapkan (revealed preference) sebagai landasan untuk mempelajari teori perilaku konsumen. Sebagai contoh, apabila seorang konsumen memiliki sejumlah pendapatan tertentu dan membelanjakannya sesuai dengan preferensinya yang dinyatakan dalam suatu kombinasi barang, dan kombinasi itu adalah lebih diinginkannya dari antara semua alternatif kombinasi yang dapat diperoleh dengan menggunakan pendapatan tersebut, maka kombinasi tersebutlah yang memaksimumkan kepuasannya. Asumsi pokok dalam teori ini adalah konsumen harus mempunyai sistem preferensi yang konsisten. Artinya jika seorang konsumen memilih kombinasi A pada kondisi dimana kombinasi B juga tersedia baginya maka dia tidak memilih kombinasi B.
  • 33. 34 Perkembangan Teori Perilaku Konsumen Kelvin Lancaster Kelvin Lancaster mengatakan bahwa yang menimbulkan kepuasan bukanlah kuantitas suatu barang yang dikonsumsi dalam artian sehari-hari, namun adalah karakteristik barang atau unsur- unsur yang bersifat fundamental dari barang tersebut dan karakteristik itulah yang memberi kepuasan bagi konsumen. Sebagai contoh, kepuasan seseorang dari makan nasi bukan berdasarkan kuantitas yang dimakan, namun adalah karakteristik seperti protein dan karbohidrat yang terkandung dalam makanan nasi tersebut. Contoh lain, dalam mengendarai mobil tertentu terdapat karakteristik yang dapat menimbulkan kepuasan bagi yang mengendarainya misalnya adalah kenyamanan dan kebanggaan.