Dokumen tersebut membahas perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa, yang dipengaruhi oleh faktor pendapatan, selera, dan harga barang. Konsumen akan membeli berbagai barang untuk mencapai kepuasan tertentu dengan anggaran yang tersedia, sesuai dengan pendekatan kardinal dan ordinal dalam mengukur kepuasan konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori perilaku konsumen yang mempelajari bagaimana konsumen memuaskan kebutuhannya dengan membeli barang dan jasa, termasuk teori konsumsi, pendekatan nilai guna (utility), hukum menurunnya nilai tambahan (marginal utility), dan pentingnya mempelajari perilaku konsumen bagi produsen dan konsumen."
Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori perilaku konsumen yang mempelajari bagaimana konsumen memuaskan kebutuhannya dengan membeli barang dan jasa, termasuk teori konsumsi, pendekatan nilai guna (utility), hukum menurunnya nilai tambahan (marginal utility), dan pentingnya mempelajari perilaku konsumen bagi produsen dan konsumen."
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdfIstnaPutri
油
Modul ini membahas teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal, meliputi pengertian kurva indiferensi, garis anggaran, dan keseimbangan konsumen di mana konsumen mencapai tingkat kepuasan maksimum."
Teori Perilaku Konsumen membahas dua pendekatan untuk memahami kepuasan konsumen, yaitu pendekatan nilai guna kardinal dan ordinal. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif sedangkan pendekatan ordinal menilai kepuasan berdasarkan urutan preferensi tanpa kuantifikasi."
Modul ini membahas teori perilaku konsumen dan preferensi konsumen dalam memilih kombinasi barang untuk memaksimalkan kepuasan dengan kendala pendapatan. Teori ini meliputi pendekatan kardinal dan ordinal serta asumsi-asumsi seperti utility yang berkurang dan kendala pendapatan konsumen.
Pertemuan membahas konsumsi, tabungan, dan investasi. Konsumsi ditentukan oleh pendapatan sedangkan tabungan adalah sisa dari pendapatan setelah dikurangi konsumsi. Investasi diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang melalui peningkatan kapasitas produksi.
Dokumen tersebut membahas analisis kelayakan usahatani cabe. Terdapat 3 kalimat utama:
1) Analisis usahatani digunakan untuk membandingkan pendapatan dan biaya produksi untuk mengetahui kelayakan suatu usahatani.
2) Contoh analisis menunjukkan bahwa usahatani cabe di lokasi tersebut layak dilakukan karena memiliki rasio pendapatan-biaya sebesar 1,45.
3) Beberapa syarat agar usahatani dikata
Teori konsumsi menjelaskan bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatan terbatasnya untuk membeli berbagai barang guna memaksimalkan kepuasan. Perilaku konsumen digambarkan melalui preferensi, kendala anggaran, dan pilihan yang memaksimalkan kepuasan dengan memenuhi kedua syarat berada pada garis anggaran dan memberikan kombinasi paling disukai.
Dokumen tersebut membahas pendekatan utilitas ordinal dalam analisis perilaku konsumen. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa kepuasan seseorang tidak dapat diukur secara kuantitatif melainkan hanya dapat dirangking. Dokumen tersebut menjelaskan konsep kurva indiferensi dan garis batasan anggaran serta interaksinya dalam menentukan kombinasi konsumsi barang yang memberikan kepuasan maksimum bagi konsumen.
Teori Perilaku Konsumen membahas dua pendekatan untuk memahami kepuasan konsumen, yaitu pendekatan nilai guna kardinal dan ordinal. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif sedangkan pendekatan ordinal menilai kepuasan berdasarkan urutan preferensi tanpa kuantifikasi."
Modul ini membahas teori perilaku konsumen dan preferensi konsumen dalam memilih kombinasi barang untuk memaksimalkan kepuasan dengan kendala pendapatan. Teori ini meliputi pendekatan kardinal dan ordinal serta asumsi-asumsi seperti utility yang berkurang dan kendala pendapatan konsumen.
Pertemuan membahas konsumsi, tabungan, dan investasi. Konsumsi ditentukan oleh pendapatan sedangkan tabungan adalah sisa dari pendapatan setelah dikurangi konsumsi. Investasi diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang melalui peningkatan kapasitas produksi.
Dokumen tersebut membahas analisis kelayakan usahatani cabe. Terdapat 3 kalimat utama:
1) Analisis usahatani digunakan untuk membandingkan pendapatan dan biaya produksi untuk mengetahui kelayakan suatu usahatani.
2) Contoh analisis menunjukkan bahwa usahatani cabe di lokasi tersebut layak dilakukan karena memiliki rasio pendapatan-biaya sebesar 1,45.
3) Beberapa syarat agar usahatani dikata
Teori konsumsi menjelaskan bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatan terbatasnya untuk membeli berbagai barang guna memaksimalkan kepuasan. Perilaku konsumen digambarkan melalui preferensi, kendala anggaran, dan pilihan yang memaksimalkan kepuasan dengan memenuhi kedua syarat berada pada garis anggaran dan memberikan kombinasi paling disukai.
Dokumen tersebut membahas pendekatan utilitas ordinal dalam analisis perilaku konsumen. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa kepuasan seseorang tidak dapat diukur secara kuantitatif melainkan hanya dapat dirangking. Dokumen tersebut menjelaskan konsep kurva indiferensi dan garis batasan anggaran serta interaksinya dalam menentukan kombinasi konsumsi barang yang memberikan kepuasan maksimum bagi konsumen.
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
油
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsAinul Yaqin
油
File ini adalah lembar kerja mahasiswa untuk mata kuliah Applied Artificial Intelligence in Information Systems. Tujuan pembelajarannya mencakup pemahaman tentang Decision Support Systems (DSS), Business Intelligence (BI), proses pengambilan keputusan, analisis bisnis, manajemen kinerja bisnis, kolaborasi, manajemen pengetahuan, serta teknologi canggih dan tren terkini dalam sistem informasi.
Lembar kerja ini terdiri dari 14 bab yang mencakup berbagai topik, yaitu:
Decision Support and Business Intelligence
Decision Making, Systems, Modeling, and Support
Decision Support Systems Concepts, Methodologies, and Technologies
Modeling and Analysis
Data Mining for Business Intelligence
Artificial Neural Networks for Data Mining
Text and Web Mining
Data Warehousing
Business Performance Management
Collaborative Computer-Supported Technologies and Group Support Systems
Knowledge Management
Artificial Intelligence and Expert Systems
Advanced Intelligent Systems
Management Support Systems Emerging Trends and Impacts
Setiap babnya memiliki format yang sama, yaitu tujuan pembelajaran, pengantar materi, kegiatan belajar (pemahaman konsep, tugas, diskusi kelompok), penilaian, dan refleksi. Kegiatan belajar sangat bervariasi, mulai dari menjawab pertanyaan, menggambar diagram, analisis kasus, melakukan eksperimen menggunakan tools tertentu, hingga diskusi kelompok dan presentasi.
Referensi utama yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah buku Decision Support and Business Intelligence Systems oleh Turban, E., Sharda, R., & Delen, D.
Lembar kerja ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi mahasiswa untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep penting dalam kecerdasan buatan terapan pada sistem informasi, melalui kombinasi pembelajaran teoretis dan tugas-tugas praktis.
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
油
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Kanaidi ken
油
bagi Para Karyawan *PT. Tri Hasta Karya (Cilacap)* yang diselenbggarakan di *Hotel H! Senen - Jakarta*, 24-25 Februari 2025.
-----------
Narasumber/ Pemateri Training: Kanaidi, SE., M.Si., cSAP., CBCM
HP/Wa Kanaidi: 0812 2353 284,
e-mail : kanaidi63@gmail.com
----------------------------------------
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraDadang Solihin
油
Banyak pertanyaan tentang bagaimana nasib Jakarta setelah tidak menjadi Ibu Kota Negara lagi. Sebagian besar masyarakat berkomentar bahwa Jakarta akan menjadi pusat bisnis. Jakarta diproyeksikan akan menjadi pusat ekonomi nasional pasca pemindahan ibu kota negara. Tentunya hal ini akan membuat Jakarta tetap akan menjadi magnet bagi investor, masyarakat ataupun pemerintah. Kawasan penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi diproyeksikan akan menjadi kawasan aglomerasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup besar.
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdfedenmanoppo
油
(4) MIKRO_KONSUMEN.ppt MATA KULIAH PASCASARJANA
1. TEORI PERILAKU KONSUMEN PADA DASARNYA
MENJELASKAN BAGAIMANA KONSUMEN
MENGALOKASIKAN PENDAPATANNYA YANG
TERBATAS UNTUK MEMBELI BERBAGAI
BARANG/JASA (PADA HARGA TERTENTU) YANG
DIBUTUHKANNYA AGAR KEPUASANNYA MAKSIMUM
JIKA KONSUMEN MENCAPAI KEPUASAN (UTILITAS)
MAKSIMUM MAKA TERCAPAILAN KESEIMBANGAN
KONSUMEN
PERTANYAAN : BAGAIMANA MENGUKUR
KEPUASAN KONSUMEN TERSEBUT ?
2
2. 3
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
a.Beberapa Konsep dan Asumsi
1. Utilitas Total dan Utilitas Marjinal
TU = F (QA, QB, )
dimana : TU = utilitas total
QA, QB = kuantitas barang A dan barang B
Utilitas marjinal (Marginal Utility = MU) adalah
tambahan atau penurunan nilaiguna yang diperoleh
konsumen karena menambah konsumsi sebanyak satu
unit barang, ditulis :
MU =
TU
Q
3. 4
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
a. Beberapa Konsep dan Asumsi (Lanjutan)
2. Utilitas maksimum dan pendapatan yang terbatas
Dalam teori utilitas, diasumsikan bahwa konsumen akan memilih
kombinasi konsumsi barang dan jasa yang dapat memaksimumkan
utilitasnya dengan tunduk kepada kendala pendapatan atau
anggaran yang dimilikinya.
3. Hukum utilitas marjinal yang semakin menurun
(the law of diminishing marginal utility)
Hukum ini dikenal dengan Hukum Gossen. Hukum ini menyatakan
bahwa apabila suatu barang dikonsumsi secara terus menerus,
maka utilitas tambahan yang diperoleh mula-mula adalah besar,
tetapi pada tambahan konsumsi berikutnya utilitas tambahan
yang diperoleh akan semakin kecil bahkan menjadi negatif.
4. 5
1 2 3 4 5
11.000
10.000
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
Kuantitas Apel
TUA
0
TUA
MUA
1 2 3 4 5 Kuantitas Apel
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0
-1.000
Pada saat TU
maksimum,
MU adalah nol
sehingga kurva MU
harus memotong
sumbu datar
MUA
Contoh Utilitas Total dan
Utilitas Marjinal atas
Konsumsi Apel
5. 6
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
b. Syarat Keseimbangan Konsumen
1. Rasio antara utilitas marjinal dengan harga adalah
sama untuk setiap barang yang dikonsumsi, ditulis
=
Jika harga barang A dan barang B adalah sama, maka syarat di atas dapat
ditulis lebih sederhana menjadi MUA = MUB.
2. Pendapatan harus sama jumlahnya dengan belanja
terhadap barang A dan barang B atau dapat ditulis :
I = PAQA + PBQB
dimana : QA dan QB masing-masing adalah kuantitas barang A dan barang B
MUB
PB
MUA
PA
6. 7
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
Contoh, andaikan utilitas total yang diperoleh seorang konsumen
dari berbagai alternatif mengonsumsi apel dan bakso adalah sbb :
a. Hitung utilitas marjinal apel dan bakso
b. Tentukan berapa konsumsi apel dan
bakso supaya konsumen berada pada
posisi keseimbangan atau kepuasan
maksimum apabila :
b1.Harga apel dan bakso adalah sama,
yaitu Rp 5.000 per unit, dan
konsumen menyediakan
pendapatan untuk konsumsi apel
dan bakso sebesar Rp
65.000.
b2.Harga apel tetap Rp 5.000 per unit,
harga bakso naik menjadi Rp 12.500
per unit dan pendapatan konsumen
untuk konsumsi kedua barang naik
menjadi Rp 67.500.
7. 8
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
Jawaban a :
Jika harga barang sama,
syarat keseimbangan :
MUA = MUB
dan I = PA QA + PB QB
MUA = MUB = 8 : QA = 3 unit
QB = 5
unit
I = PA QA + PB QB
65.000 > 5.000 (3) + 5.000 (5)
(tidak memenuhi karena
pendapatan konsumen
masih bersisa sebesar
Rp 25.000)
Jawaban b1 :
8. 9
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
MUA = MUB = 6 : QA = 4 unit
QB = 7 unit
I = PA QA + PB QB
65.000 > 5.000 (4) + 5.000 (7)
(tidak memenuhi karena
menyisakan pendapatan
konsumen Rp 10.000)
MUA = MUB = 5 : QA = 5 unit
QB = 8
unit
I = PA QA + PB QB
65.000 = 5.000 (5) + 5.000 (8)
(memenuhi) Jadi
konsumsi yang
memaksimumkan kepuasan
konsumen adalah QA = 5 unit
dan QB = 8)
10. 11
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
Jika harga barang berbeda, maka
syarat keseimbangan :
=
dan I = PA QA + PB QB
= (4/5000 = 10/12500) : QA = 6 unit
QB = 3 unit
I = PA QA + PB QB
67.500 = 5.000 (6) + 12.500 (5)
(memenuhi, jadi konsumsi yang memaksimumkan
kepuasan konsumen adalah QA = 6 unit dan QB = 3 unit)
MUB
PB
MUA
PA
MUA
PA
MUB
PB
11. 12
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
= (2/5000 = 5/12500) : QA = 8 unit
QB = 8 unit
I = PA QA + PB QB
67.500 < 5.000 (8) + 12.500 (8)
(tidak memenuhi, karena kombinasi konsumsi ini
memerlukan pendapatan sebesar Rp 140.000 lebih besar dari
yang dimiliki konsumen yaitu sebesar Rp 67.500)
MUA
PA
MUB
PB
12. 13
c. Surplus Konsumen
Konsep utilitas dapat digunakan untuk menilai kepuasan
konsumen yang disebut dengan surplus konsumen (consumers
surplus).
Surplus konsumen adalah perbedaan antara kepuasan total
atau utilitas total yang diperoleh konsumen dari mengonsumsi
sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan atau
pembayaran yang harus dilakukan untuk memperoleh barang
tersebut.
Surplus konsumen dapat juga diartikan sebagai keuntungan
yang diperoleh konsumen (dalam bentuk kepuasan) karena
dapat membayar barang konsumsi dengan harga pasar yang
lebih rendah daripada harga yang bersedia dia bayar.
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
13. 14
20 40 60 80 100
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
Kuantitas
Harga
0
D
Surplus
Konsumen
B
C
A
P
Dengan demikian surplus konsumen adalah merupakan selisih antara
OABC dengan OABP atau sama dengan area PBC = Rp 800.000.
Jika harga pasar :
P = Rp 10.000, maka
konsumsi barang :
OA = 80 unit.
Utilitas total yang
diperoleh adalah
sebesar area OABC
= Rp 1.600.000, dan
jumlah uang yang
dibayarkan untuk
memperoleh OA
tersebut adalah area
OABP = Rp 800.000.
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
14. 15
d. Paradoks Nilai
Konsep tentang utilitas dapat juga digunakan
untuk menjelaskan paradoks nilai antara air dengan
berlian. Mengapa air yang sangat vital bagi
kebutuhan manusia harganya lebih murah daripada
berlian yang kurang vital bagi kebutuhan manusia ?
Jawabannya adalah karena adanya perbedaan yang
sangat nyata antara utilitas marjinal air dengan
utilitas marjinal dari berlian, dimana utilitas
marjinal dari berlian adalah lebih tinggi dari utilitas
marjinal air.
Pendekatan Nilaiguna Kardinal
16. 17
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
a. Beberapa Konsep dan Asumsi
1) Kurva Indiferen dan Tingkat Penggantian Marjinal
Kurva indiferen adalah suatu kurva yang menggambarkan
berbagai kombinasi dari barang atau jasa yang memberikan
kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Kurva indiferen
dapat juga disebut sebagai kurva sekepuasan atau kurva
kepuasan yang sama.
Tingkat penggantian marjinal (Marginal Rate of
Substitution) adalah banyaknya suatu barang yang harus
dikorbankan untuk menambah konsumsi barang lainnya agar
konsumen tetap dapat mempertahankan kepuasannya.
18. 19
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
Kurva Indiferen
6 9 12 15 18 21 24
30
24
21
18
15
12
9
6
Bakso
Air Buah
0
IC0
IC1
A
B
C
D
E
Ciri-ciri Kurva Indiferen
1) Berkemiringan negatif
(downward sloping),
2) Cembung ke titik origin
(convex to origin),
3) Tidak saling
berpotongan,
4) Semakin ke kanan makin
tinggi tingkat kepuasan
yang ditunjukkannya.
19. 20
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
2. Garis Anggaran
Garis anggaran (budget line) adalah suatu garis atau
kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi dari
barang atau jasa yang dapat diperoleh seorang
konsumen dengan menggunakan pendapatan atau
anggaran yang sama besarnya.
Jika garis anggaran disebut dengan BL, konsumen
ingin mengonsumsi dua jenis barang misalnya barang A
dengan harga PA dan barang B dengan harga PB, maka
persamaan garis anggaran dapat dituliskan sebagai
berikut :
BL = PAQA + PBQB
20. 21
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
Contoh :
Misalkan konsumen memiliki pendapatan (I) = Rp 60.000 per bulan
untuk konsumsi air buah dan bakso. Harga air buah (PA) adalah Rp
4.000 per gelas dan harga bakso (PB) adalah Rp 6.000 per porsi.
Berbagai Kombinasi Air Buah dan Bakso yang
Dapat diperoleh Dengan Pendapatan yang
Sama
BL 60.000 = 4.000QA + 6.000QB
21. 22
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
Garis Anggaran Untuk Air Buah dan Bakso
2 4 6 8 10
15
12
9
6
3
Bakso
Air Buah
0
Budget Line
(BL)
A
B
C
D
E
F
G
H
I
PA
I
PB
Ciri-ciri Garis Anggaran
1) Berkemiringan
negatif,
2) Berbentuk garis lurus,
3) Semakin ke kanan
makin tinggi kombi-
nasi konsumsi yang
ditunjukkannya dan
semakin besar
pendapatan yang
diperlukan.
22. 23
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
Pergeseran Garis Anggaran (Jika I berubah, P tetap)
2 4 6 8 10 12
18
15
12
9
6
3
Bakso
Air Buah
0
BL0
BL
2
BL1
I0
PA
I2
PB
I0
PB
I1
PB
I2
PA
I1
PA
Pergeseran BL0 ke BL1 adalah dengan
pemisalan I naik menjadi I1 = Rp 72.000,
dimana PA dan PB adalah tetap. Titik
potong garis anggaran BL1 dengan
sumbu tegak adalah I1/PA = 72.000/4.000
= 18, dan dengan sumbu datar adalah
I1/PB = 72.000/6.000 = 12.
Sebaliknya, pergeseran BL0 ke BL2
adalah dengan pemisalan I turun menjadi
I2 = Rp 48.000 per bulan, sementara PA
dan PB adalah tetap. Titik potong garis
anggaran BL2 dengan sumbu tegak
adalah I2/PA = 48.000/4.000 = 12, dan
dengan sumbu datar adalah I1/PB =
48.000/6.000 = 8.
23. 24
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
Pergeseran Garis Anggaran (Jika I tetap, P berubah)
2 4 6 8 10
21
20
18
15
12
9
6
3
Bakso
Air Buah
0
BL0
BL2
BL1
I0
PA
I0
PB
1
I0
PB
I0
PA
1
Rotasi garis anggaran ke arah kanan dari
BL0 ke BL1 adalah dengan memisalkan I
dan PB tetap, PA turun menjadi PA
1
= Rp
3.000. Titik potong garis anggaran BL1
dengan sumbu tegak bergeser ke atas
menjadi I0/PA
1
= 60.000/3.000 = 20, dan
dengan sumbu datar adalah tetap I0/PB =
60.000/6.000 = 10.
Demikian juga rotasi garis anggaran ke
arah kiri bawah dari BL0 ke BL2 adalah
dengan memisalkan I dan PA tetap, PB naik
menjadi PB
1
= Rp 10.000. Titik potong garis
anggaran BL2 dengan sumbu tegak adalah
tetap I0/PA = 60.000/4.000 = 15, namun
dengan sumbu datar bergeser ke kiri
menjadi I0/PB
1
= 60.000/10.000 = 6.
24. 25
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
Pergeseran Garis Anggaran (Jika I dan P berubah secara serentak)
2 4 6 8 10 12 14 15
16
15
12
10
9
6
3
Bakso
Air Buah
0
BL0 BL1
I0
PA
I0
PB
I1
PB
1
I1
PA
1
Rotasi garis anggaran dari
BL0 menjadi BL1 adalah
dengan pemisalan I naik
menjadi I1 = Rp 75.000,
sementara PA naik menjadi
PA
1
= Rp 7.500, dan PB
turun menjadi PB
1
= Rp
5.000. Titik potong garis
anggaran BL1 dengan
sumbu tegak bergeser ke
arah bawah menjadi I1/PA
1
= 75.000/7.500 = 10, dan
dengan sumbu datar
bergeser ke arah kanan
menjadi I1/PB
1
=
75.000/5.000 = 15.
25. 26
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
c. Syarat Keseimbangan Konsumen
2 4 6 8 10
15
12
9
6
3
Bakso
Air Buah
0
F
IC3
E
BL
D
C
I
PA
IC2
IC1
I
PB
Konsumen akan berada
pada kondisi keseimbangan
atau kepuasan maksimum
apabila garis anggaran
bersinggungan dengan
salah satu kurva indiferen.
Dalam gambar, BL
bersinggungan dengan IC2
pada titik E. Jadi titik E
menggambarkan titik
keseimbangan atau titik
kepuasan maksimum
konsumen.
26. 27
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
Contoh :
Berbagai Kombinasi VCD dan KFC yang Memberikan
Kepuasan yang Sama Bagi Seorang Konsumen adalah sbb:
Jika harga/sewa VCD =
Rp 4.000 per unit, dan
harga KFC = Rp 4.000 per
unit, dan pendapatan
konsumen = Rp 320.000
per bulan untuk konsumsi
kedua barang tersebut,
maka berapa konsumsi
barang yang memberikan
kepuasan maksimum ?
27. 28
20 60 80 100
160
140
120
100
80
60
20
VCD/bulan
KFC/bulan
0
A
D
C
BL
E
B
I
PKFC
F
IC
I
PVCD
4
0
4
0
Titik keseimbangan
(kepuasan maksimum)
Pendekatan Nilaiguna Ordinal
30. 31
2. Perubahan Pendapatan
Barang B
Barang A
0
ICC
BL2
BL1
E2
E1
I1
PA
IC2
IC1
I2
PB
I1
PB
QB
1
QB
2
I2
PA
Mula-mula : I1, PA
1
, PB
1
Misalkan I naik, tetapi
PA dan PB tetap :
I2, PA
1
, PB
1
(I2 > I1)
31. 32
Menurunkan
Kurva Engel dari
Garis Pendapatan-
Konsumsi
Barang B
Barang A
0
ICC
BL2
BL1
E2
E1
I1
PA
IC2
IC1
I2
PB
I1
PB
QB
2
I2
PA
QB
1
QB
2
Pendapatan
Kuantitas B
QB
1
0
Kurva Engel
I1
I2
R
S
Mula-mula : I1, PA
1
, PB
1
Misalkan I naik, tetapi
PA dan PB tetap :
I2, PA
1
, PB
1
(I2 > I1)
32. 33
Perkembangan Teori Perilaku Konsumen
Menurut Paul Samuelson :
Paul Samuelson mengatakan bahwa utilitas adalah sesuatu yang ada pada
benak setiap konsumen sehingga sulit diamati dan diuji secara empiris.
Paul Samuelson mengusulkan konsep pilihan yang diungkapkan
(revealed preference) sebagai landasan untuk mempelajari teori perilaku
konsumen.
Sebagai contoh, apabila seorang konsumen memiliki sejumlah pendapatan
tertentu dan membelanjakannya sesuai dengan preferensinya yang
dinyatakan dalam suatu kombinasi barang, dan kombinasi itu adalah lebih
diinginkannya dari antara semua alternatif kombinasi yang dapat diperoleh
dengan menggunakan pendapatan tersebut, maka kombinasi tersebutlah
yang memaksimumkan kepuasannya.
Asumsi pokok dalam teori ini adalah konsumen harus mempunyai sistem
preferensi yang konsisten. Artinya jika seorang konsumen memilih
kombinasi A pada kondisi dimana kombinasi B juga tersedia baginya maka
dia tidak memilih kombinasi B.
33. 34
Perkembangan Teori Perilaku Konsumen
Kelvin Lancaster
Kelvin Lancaster mengatakan bahwa yang menimbulkan kepuasan
bukanlah kuantitas suatu barang yang dikonsumsi dalam artian
sehari-hari, namun adalah karakteristik barang atau unsur-
unsur yang bersifat fundamental dari barang tersebut dan
karakteristik itulah yang memberi kepuasan bagi konsumen.
Sebagai contoh, kepuasan seseorang dari makan nasi bukan
berdasarkan kuantitas yang dimakan, namun adalah karakteristik
seperti protein dan karbohidrat yang terkandung dalam makanan
nasi tersebut.
Contoh lain, dalam mengendarai mobil tertentu terdapat
karakteristik yang dapat menimbulkan kepuasan bagi yang
mengendarainya misalnya adalah kenyamanan dan kebanggaan.